Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tumbuhan (unsplash.com/Francesco Gallarotti)
ilustrasi tumbuhan (unsplash.com/Francesco Gallarotti)

Intinya sih...

  • Tumbuhan tidak bisa merasakan sakit seperti manusia atau hewan karena tidak memiliki sistem saraf, otak, atau reseptor rasa sakit.
  • Meskipun tumbuhan tidak merasakan sakit, mereka dapat merespons rangsangan fisik sebagai mekanisme pertahanan untuk bertahan hidup.
  • Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa tumbuhan mengalami perasaan sakit meskipun mereka bereaksi terhadap ancaman, karena mereka lebih cerdas dalam bertahan hidup dengan cara yang berbeda dari hewan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin pernah mendengar pertanyaan yang cukup menarik, "Jika kita bisa merasakan sakit, apakah tumbuhan juga bisa merasakannya?" Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa tumbuhan juga bisa merasakan sakit, apalagi jika mereka menunjukkan respons terhadap cedera atau kerusakan.

Namun, setelah diteliti lebih dalam, tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk merasakan sakit seperti halnya manusia atau hewan, loh! Penasaran sama penyebabnya? Yuk, kita ulas lebih lanjut!

1. Apa itu rasa sakit?

ilustrasi rasa sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebelum kita membahas apakah tumbuhan bisa merasakan sakit, kita perlu tahu dulu apa itu rasa sakit. Menurut para ahli, rasa sakit adalah sinyal peringatan yang memberi tahu tubuh kita tentang bahaya, seperti cedera atau suhu ekstrem.

Pada hewan, rasa sakit ini dipicu oleh sistem saraf yang melibatkan reseptor rasa sakit yang disebut nociceptor, yang mengirimkan sinyal ke otak. Nah, masalahnya adalah tumbuhan tidak memiliki sistem saraf, otak, atau bahkan reseptor tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Elizabeth Van Volkenburgh, seorang ahli biologi tanaman dari Universitas Washington, reaksi ini tidak bisa disamakan dengan rasa sakit karena tumbuhan tidak memiliki otak untuk merasakan atau memprosesnya

2. Tumbuhan bisa merasakan, tapi bukan sakit

Venus Flytrap, tumbuhan yang dapat merespons rangsangan fisik (unsplash.com/Patrick Padua)

Walaupun tumbuhan tidak bisa merasakan sakit, mereka punya kemampuan untuk merespons rangsangan fisik. Misalnya, tanaman seperti Venus flytrap bisa menutup perangkapnya dalam waktu sangat cepat saat ada serangga yang menyentuhnya.

Tumbuhan lain, seperti tanaman yang sensitif, mereka dapat menutup daun-daunnya ketika disentuh. Namun, ini bukan respons terhadap rasa sakit, melainkan mekanisme pertahanan untuk menghindari ancaman dari herbivora.

3. Bagaimana tumbuhan merespons ancaman?

ilustrasi tumbuhan yang tidak bisa merasakan sakit (unsplash.com/Sergey Kotenev)

Walaupun tidak merasakan sakit, tumbuhan dapat merespons ancaman. Menurut Britannica, mereka bisa mengirimkan sinyal listrik antar daun ketika mereka terganggu, seperti ketika dimakan oleh ulat atau serangga. Sinyal ini membuat mereka meningkatkan pertahanan kimia untuk melawan pemangsa. Namun, ini lebih kepada reaksi biologis untuk bertahan hidup, bukan rasa sakit yang kita rasakan.

4. Lalu, mengapa kita sering menganggap tumbuhan bisa merasakan sakit?

ilustrasi tumbuhan (unsplash.com/Nikola Jovanovic)

Pasti kamu mendengar argumen bahwa tumbuhan mungkin juga merasakan sakit, seperti halnya hewan? Meskipun tumbuhan merespons dengan cara yang mirip dengan respons hewan terhadap ancaman, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa tumbuhan mengalami perasaan sakit.

Dilansir discovermagazine, hal ini lebih karena kita cenderung "menghidupkan" tumbuhan dengan cara antropomorfik, membayangkan mereka merasakan sakit hanya karena mereka bereaksi terhadap rangsangan. Padahal, tumbuhan bereaksi sebagai bagian dari mekanisme perlindungan mereka, bukan karena rasa sakit.

Dari sini kita tahu bahwa, meskipun tumbuhan dapat merespons rangsangan dan menunjukkan reaksi terhadap ancaman, mereka tidak merasakan sakit seperti yang kita bayangkan. Mereka lebih cerdas dalam bertahan hidup dengan cara yang sangat berbeda dari hewan. Jadi, enggak perlu khawatir makan sayuran, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team