Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi takut kesendirian yang berlebih (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi takut kesendirian yang berlebih (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat berada di rumah sendirian, apakah kamu berani tanpa merasa ketakutan yang berlebih? Ketika saat ingin ke luar rumah seorang diri tanpa adanya teman, apakah tidak ada kecemasan yang ekstrem pada dirimu? Jika ada ketakutan dan kecemasan berlebih mengenai hal itu, kemungkinan kamu mengidap monophobia.

Mungkin, masih banyak yang belum mengetahui salah satu fobia ini, karena jarang sekali terdengar di telinga bagi masyarakat umum. Untuk itu, di artikel ini akan membahas monophobia mulai dari definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan yang tepat bagi seseorang yang menderita fobia ini. Yuk, simak penjelasan di bawah ini!

1. Definisi monophobia

ilustrasi pria duduk sendirian (pexels.com/Andrew Neel)

Mungkin masih belum banyak yang tahu, apa, monophobia itu? Monophobia merupakan seseorang yang mengalami ketakutan dan kecemasan yang ekstrem terhadap kesendirian. Seseorang yang menderita fobia ini, memiliki ketakutan berlebih untuk menjalani hidup sendiri tanpa adanya orang lain.

Dilansir WebMd, monophobia ini dikenal juga dengan autophobia, eremophobia, dan isolophobia. 

Tidak hanya itu, penderita monophobia ini juga masuk ke dalam fobia spesifik atau ketakutan yang intens terhadap situasi tertentu secara terus menerus. Oleh sebab itu, banyak para penderita monophobia akan merasa kesepian, ketakutan, kecemasan, tidak merasa dicintai, dan terisolasi dari orang lain. Makanya, mereka tidak dapat dalam keadaan kesendirian.

2. Penyebab monophobia

ilustrasi menangis kehilangan keluarga (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah mengetahui definisi dari monophobia. Selanjutamya, kita akan membahas penyebab dari monophobia ini. Kira-kira apa yang menyebabkan seseorang menderita monophobia?

Dilansir laman Verywell mind, penyebab pasti dari monophobia ini masih belum dapat dipastikan keabsahannya. Kemungkinan, penyebab seseorang menderita monophobia karena adanya traumatik di masa lalu atau adanya faktor genetik. Namun, ada juga faktor penyebab monophobia lainnya, sebagai berikut.

  • Kematian keluarga.
  • Perceraian orangtua.
  • Kekerasan rumah tangga.
  • Pelecehan.
  • Masalah ekonomi keluarga.
  • Pemisahan dengan orangtua dalam waktu panjang.
  • Orangtua yang mengabaikan anaknya.

3. Gejala yang dirasakan oleh monophobia

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Seperti penjelasan di awal, seseorang yang mengidap monophobia memiliki ketakutan ekstrem terhadap kesendirian. Dilansir laman Cleveland Clinic, terdapat beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita fobia ini. Berikut gejala yang dirasakan oleh seseorang yang mengidap monophobia.

  • Ketakutan berlebih saat sedang sendirian.
  • Tubuh panas dingin atau menggigil.
  • Pusing dan sakit kepala.
  • Berkeringat berlebih (hiperhidrosis).
  • Mual.
  • Sesak nafas.
  • Merasa terguncang.
  • Sakit perut dan gangguan pencernaan.

4. Diagnosis penderita monophobia

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/MART PRODUCTION)

Menurut Cleveland Clinic, monophobia belum tercatatat keabsahannya dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)Meskipun begitu, para dokter dapat mendiagnosis kondisi ini sebagai fobia spesifik berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien. Terdapat beberapa kriteria fobia spesifik atau specific phobia, sebagai berikut.

  • Mengalami ketakutan tersebut berlangsung selama enam bulan berturut-turut.
  • ketakutan dan kecemasan yang intens saat sendirian dan mengatahui bahwa itu bukan hal yang membahayakannya.
  • Merasakan gejala-gejala saat merasakan kesendirian.
  • Menghindari aktivitas seorang diri dan berusaha mencari teman untuk mendampingi.
  • Gejala-gejala tersebut mengahambat aktivitas sehari-hari.

5. Pengobatan pengidap monophobia

ilustrasi konsultasi dengan ahli (pexels.com/Timur Weber)

Dari gejala dan diagnosis di atas, seseorang yang menderita monophobia harus dilakukan pengobatan secepat mungkin. Lantas, adakah pengobatan khusus bagi penderita monophobia ini? Dilansir Verywell health, terdapat pengobatan yang tepat untuk penderita monophobia, sebagai berikut.

  • Cognitive behavioral therapy (CBT), merupakan terapi perilaku kognitif dengan cara berbicara, untuk membantu mengekplorasi pikiran dan perilaku pasien. Terapi ini dapat membantu penderita monophobia untuk mengenali dirinya serta merubah pikiran dan perilaku negatif menjadi lebih baik.
  • Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR), merupakan perawatan berbasis trauma yang dirancang untuk membantu seseorang yang memiliki traumatik dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Dengan mengatasi tekanan emosional dari ingatan traumatis seseorang yang mengidap monophobia.
  • Virtual Reality Exposure Therapy (VRE), merupakan terapi pemaparan yang melibatkan seseorang yang mengidap monophobia untuk dapat memaparkan fobia yang mereka takuti. Penelitian menunjukan bahwa seseorang yang memiliki fobia yang berpartisipasi dalam terapi pemaparan realitas virtual individu mengalami penurunan gejala yang dirasakan.
  • Dengan obat, biasanya dalam keadaan tertentu dokter akan meresepkan obat untuk pasien yang mengidap monophobia ini.

Lewat penjelasan di atas kita dapat mengatahui definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan yang tepat untuk seseorang yang mengidap monophopia. Pastikan untuk selalu konsultasikan kepada dokter atau ahli, agar lebih tepat dan akurat mengenai penyakit yang sedang dialami.

Editorial Team