TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Biar Gak Terlalu Down saat Dimarahi, Mental Tak Serupa Stroberi

#IDNTimesLife Ada saatnya mendengarkan atau justru melawan

ilustrasi dimarahi (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya Sih...

  • Generasi Z rentan terhadap tekanan emosional dan marah
  • Menguatkan mental dan bertanggung jawab dapat mengurangi kemarahan orang lain
  • Pemahaman karakter, motivasi, dan relaksasi membantu menghadapi kemarahan orang lain

Generasi Z sering disebut sebagai generasi stroberi karena kerapuhan mentalnya. Mereka dinilai gak tahan dengan sedikit tekanan apalagi ketika dimarahi. Perasaan mereka lebih sensitif sehingga terluka lebih dalam oleh sikap orang lain yang tak sesuai dengan harapan.

Apakah kamu termasuk dalam generasi Z atau bukan tetapi sama rapuhnya dalam menghadapi tekanan emosi dari orang lain? Kalau ya, penting untukmu memperkuat mental. Sebab kemarahan orang lain kadang tak terhindarkan. Kamu bisa dimarahi oleh orangtua, dosen atau guru, atasan, pasangan, sampai teman atau orang asing.

Apabila dirimu tidak cukup tangguh dalam menghadapinya, kamu bakal terpuruk setiap kali kena marah. Jaga diri agar kemarahan orang lain tak berpengaruh terlampau buruk padamu. Setelah menerapkan keenam tips ini dirimu akan lebih mampu menerapkan batasan antara emosi orang lain dengan emosimu sendiri.

1. Menyadari kesalahan diri dan maksud kemarahan orang lain

Orang lain umumnya tidak begitu saja memarahimu. Dalam banyak kejadian pasti ada andil kesalahan darimu yang membuat kesabarannya habis. Kamu kudu lebih dewasa untuk menyadari kekeliruanmu dan tidak merasa selalu paling benar. Jika dirimu menolak berintrospeksi, kemarahannya pasti membesar.

Setelah kamu menyadari kesalahan, lanjutkan dengan mengakuinya dan meminta maaf. Apabila perlu ada pertanggungjawaban lebih seperti dirimu mengganti kerugian atau menanggung sanksi lain juga hadapi dengan berani. Gak usah berkelit ini itu untuk memperoleh keringanan.

Sikap sadar dan bertanggung jawab atas kesalahan diri mempercepat redanya kemarahan orang lain. Dirimu juga mesti dapat memahami maksud di balik kemarahan seseorang. Cobalah melihat situasi melalui kacamatanya. Kalau dia merasa dirugikan atau dikhianati tentu ada rasa gak terima.

2. Memahami bermacam-macam karakter orang

Di dunia ini bukan hanya jumlah orangnya yang banyak. Karakternya juga beragam. Kamu tidak bisa berharap semua orang bersifat sabar serta menyenangkan. Bahkan ketika dirimu sudah bersikap sebaik mungkin, orang lain bisa tetap mengedepankan emosinya dengan marah-marah.

Mengerti berbagai karakter orang termasuk yang paling berbeda darimu sangat membantumu untuk lebih tenang. Apalagi saat kamu menghadapi orang yang memang mudah emosi. Kamu tidak lantas menempatkan diri sebagai orang yang paling bersalah dan menjadi penyebab ledakan kemarahannya.

Kamu pun mampu bersikap lebih hati-hati saat berhadapan dengan orang berkarakter tertentu. Dirimu menyesuaikan cara bicara dan tahu kapan kamu perlu diam serta menyingkir sebelum dia emosi. Tanpa pemahaman akan karakter, dirimu menghadapi semua orang dengan cara yang sama dan meningkatkan risiko perselisihan.

3. Yakin seseorang tidak selamanya marah padamu

Siapa pun bisa marah padamu dengan atau tanpa alasan yang kuat. Namun, jangan terlalu khawatir tentang seberapa lama kemarahan itu akan bertahan. Memang ada orang yang penuh dendam dan sulit memaafkan kesalahan orang lain. Tetapi percayalah bahwa kebanyakan orang lebih suka gak berkonflik.

Bahkan dalam situasi-situasi tertentu, orang yang memarahimu akan meminta maaf. Dia sadar sikapnya berlebihan. Atau sebelum kamu meminta maaf atas kesalahanmu pun, seseorang sesungguhnya tak lagi mempermasalahkannya. Kemarahannya tidak hanya membuatmu gak tenang.

Dia sendiri merasa gelisah akibat naiknya emosi secara drastis. Kemungkinan untuk membaiknya hubungan kalian amat besar. Bahkan kalian dapat berbaikan dalam waktu kurang dari sehari. Selama dirimu menunjukkan niat yang baik untuk memulihkan hubungan biasanya orang lain juga menyambutnya.

4. Tahu kapan seseorang sengaja ingin menekanmu

Mempertimbangkan motivasi orang lain saat memarahimu juga penting. Kebanyakan orang baru memarahimu kalau kamu berbuat keterlaluan. Akan tetapi, ada juga orang yang menjadikan kemarahannya sebagai cara buat menekan mentalmu. Terlepas dari dirimu melakukan kesalahan atau tidak, terpenting baginya ialah membuatmu  down.

Orang yang mengincar mentalmu biar hancur menganggapmu sebagai musuh. Walaupun ia tak mengatakannya terang-terangan, tindakannya sudah menunjukkan dia bukan kawan yang baik. Jika kamu sudah tertekan, dirimu gak mampu berkonsentrasi pada berbagai tugas. Ia senang saat hari bahkan hidupmu berantakan.

Maka bukannya membiarkan dirimu terpuruk, kamu kudu membangun kekuatan mental. Paling tidak, di depannya dirimu harus bisa tetap tenang. Ketenanganmu memberitahunya bahwa dia gagal meneror mentalmu. Itu akan membuatnya berpikir ulang bila kapan-kapan hendak kembali memarahimu.

5. Habis dimarahi relaksasi dulu

Setenang-tenangnya dirimu dalam menghadapi kemarahan orang lain pasti ada perasaan gak enak yang tertinggal. Bahkan untukmu yang bermental kurang kuat, ledakan emosi yang ditujukan padamu bisa membuatmu tak mampu menahan tangis. Kamu amat tegang dan sulit menguasai diri. 

Ketegangan ini mesti dikurangi sampai dirimu makin tenang. Caranya bisa disesuaikan dengan kesukaanmu. Kalau kamu senang mendengarkan musik, segera setel lagu-lagi yang disenangi. Jika dirimu merasa lebih rileks setelah berolahraga, segera lakukan begitu memungkinkan. Misalnya, sepulang kerja selepas siangnya kamu dimarahi bos.

Saat relaksasi bukan hanya jenis kegiatannya yang penting. Kamu juga harus memersepsikan ulang peristiwa-peristiwa yang tadi terjadi. Pikirkan kenapa seseorang sampai memarahimu, apa saja yang dikatakannya, dan cara terbaik yang perlu dilakukan setelah ini. Jangan tenggelam hanya di rasa sakit hati, melainkan juga besok mesti bagaimana.

Baca Juga: 4 Dampak Negatif Memilih Tumbuh di Bawah Indahnya Pujian

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya