Masjid Attaqwa Al Amin Tondo Bunga, Kepingan Sejarah Islam di Pinrang
Bangunannya unik sebab berada di atas bongkahan batu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Mozaik perkembangan Islam di Sulawesi Selatan, dalam bentuk masjid bersejarah, bisa dengan mudah ditemui pada seluruh sudut wilayah. Salah satunya yakni Masjid Attaqwa Al Amin yang berada di Dusun Tondo Bunga, Desa Kariango, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.
Keunikan masjid ini karena berada di bongkahan batu setinggi 5 meter dari permukaan tanah. Topografi wilayah tersebut memang didominasi perbukitan berbatu. Tapi, tak ada yang tahu persis bagaimana Masjid Attaqwa Al Amin bisa seperti ini.
Baca Juga: Masjid Tua Tondon, Situs Islam Bersejarah di Puncak Bukit Enrekang
1. Ada peran Kerajaan Bone secara tidak langsung dalam pendiriannya
Meski begitu, Masjid Attaqwa Al Amin ini punya sejarah panjang. Berdasarkan penjelasan di entri SitusBudaya.id, masjid berukuran 10 x 11 meter ini diperkirakan dibangun antara tahun 1612 dan 1613, setelah Musu' Assellengeng atau Perang Pengislaman. Pendirinya adalah Andi Al Amin, salah satu kerabat Arumpone (Raja Bone) yang saat itu bertandang ke dusun tersebut.
Alkisah, saat itu perang berkecamuk antara dua kerajaan di Sulawesi Barat yakni Balanipa dengan tetangganya yakni Tapango. Kerajaan Bone sendiri sudah membina hubungan baik dengan Kerajaan Letta (wilayah Dusun Tondo Bunga saat ini) yang menyumbang bala tentara untuk Tapango.
Bone sendiri menjadi tujuan pengungsian warga Letta yang tidak ikut dalam perang melawan Balanipa. Arung Letta ke-9 bernama Tellu Tombinna menyempatkan diri untuk menengok rakyatnya yang mengungsi di Bone. Ia kemudian melihat Andi Al Amin sedang mengaji di masjid kerajaan. Meski Kerajaan Letta sudah resmi memeluk Islam beberapa tahun sebelumnya, guru mengaji masih nihil.
Baca Juga: Masjid Tua Katangka, Tonggak Sejarah Islam di Sulawesi Selatan