Makassar, IDN Times - Jika menyoal Andi Azis, yang paling sering disinggung dalam buku sejarah adalah keterlibatannya dalam pemberontakan bulan April 1950 di Makassar. Konfrontasi selama dua pekan itu seolah mencoreng kiprah Andi Azis. Padahal sepanjang dekade 1940-an, ia menerima pelatihan militer di Eropa dan ikut berjuang melawan bala tentara Nazi Jerman.
Andi Abdul Azis lahir di Sumpang Binangae, Kabupaten Barru, pada 19 September 1924 dari keluarga Bugis. Menginjak usia anak-anak, Andi Azis kecil disekolahkan ke Europe Leger School (ELS). ELS sendiri adalah sekolah dasar yang lebih banyak menerima murid dari keluarga berdarah Eropa, Belanda dan bangsawan lokal.
Namun, dirinya tak sempat menyelesaikan studi di ELS. Sejarawan Petrik Matanasi, dalam buku Sang Komandan (Trompet Book, 2012), menulis bahwa Andi Azis diangkat sebagai anak oleh seorang pensiunan Asisten Residen (pegawai negeri pangkat tertinggi pada masa kolonial Hindia-Belanda). Ia pun kemudian ikut diboyong ke Belanda.