TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantra Cenning Rara, Ilmu Pemikat Hati Warisan Leluhur Bugis Makassar

Konon Cenning Rara dapat membuat orang jatuh cinta kepadamu

(Ilustrasi) Para wanita suku Bugis di Makassar pada dekade 1930-an/Wikimedia Commons/Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen

Makassar, IDN Times - Masyarakat Bugis-Makassar mengenal Pappaseng yang berarti tradisi lisan dalam bentuk sastra yang berisi wasiat dan ajaran moral dalam menjalani hidup sehari-hari. Salah satunya yakni Doang atau Paddoangngang, rentetan kata-kata yang dianggap mengandung kekuatan magis.

Di antara berbagai macam ajian turun temurun, ada yang disebut sebagai Cenning Rara yang bisa diartikan sebagai "wajah yang manis". Ya, mantra tersebut kerap identik sebagai baca-baca penggaet pasangan atau untuk membuat seseorang senantiasa awet muda. Berikut ini beberapa fakta unik tentang Cenning Rara warisan leluhur Bugis Makassar.

1. Tujuan di balik pengucapan mantra

pinterest.com/bridestory

Bertumpu pada proses jasmani dan ikatan batin, kata-kata memang dipercaya memiliki kekuatan. Salah satunya bila dirangkai hingga terbentuklah kalimat dengan tujuan tertentu. Alhasil saat dibaca, jiwa sang pelafal dan sasaran pelan-pelan terpengaruh.

Tujuan dari cenning rara sendiri adalah mendekatkan jiwa pengguna dengan sang target. Dengan kata lain, si pengguna menggunakannya sebagai usaha terakhir memikat hati lawan jenis yang menjadi sasaran.

Namun ada unsur-unsur dalam diri yang harus dipenuhi lebih dulu oleh si pengguna yakni watak, naluri, rasio/akal sehat, nafsu dan emosi. Semuanya wajib dikendalikan dan diatur ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: Memotret Sunyi Bissu Bugis di Sulawesi Selatan

2. Hal-hal yang dianggap berpengaruh

pixababy.com

Ada beberapa perkara yang dianggap berpengaruh pada "kerja" mantra tersebut, antara lain :

  1. Keyakinan si pengguna; jika tidak pede sedari awal toh ujung-ujungnya akan percuma kan?
  2. Transfer; ini agak rumit mengingat cenning rara bekerja lancar bagi beberapa orang sedang khasiatnya bagi sebagian lagi terlihat mandek. Menurut kepercayaan, khasiatnya akan turun dari generasi ke generasi jika manjur. Hal serupa bisa saja tak berlaku bagi yang baru mencoba.
  3. Kondisi jiwa sasaran; disebutkan kalau mantra akan bekerja jika batin si target cenderung lemah. Situasi berbalik jika kondisinya kuat. Tidak ada acuan cara mengukur lemah-kuatnya jiwa, kendati ibadah kepada Tuhan diakui sebagai salah satu cara ampuh membentengi diri.
  4. Usaha; seusai mengucap mantra, si pengguna wajib melakukan interaksi langsung dengan si target.

Baca Juga: 6 Keunikan Tradisi Pernikahan Adat Bugis, Sentuhan Pertama Diatur lho!

Berita Terkini Lainnya