Makassar, IDN Times - Nusantara, pada abad ke-7 hingga ke-18 Masehi, adalah masa-masa keemasan bahari. Sejumlah kerajaan yang terletak di Pulau Sumatera, Jawa hingga Sulawesi, silih berganti menjadi pemegang supremasi di laut. Beberapa di antaranya bahkan rela saling mengangkat senjata, memerangi satu sama lain.
Mendiang sejawaran Richard Zacharias Leirissa, dalam artikel yang dimuat dalam buku Kepemimpinan Bahari; Sebuah Alternatif Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia (2012), menulis bahwa wilayah kepulauan Nusantara saling terhubung oleh laut.
RZ Leirissa menyebut, tradisi yang berkembang membuat orang-orang di wilayah Asia Tenggara tak pernah memandang lautan sebagai pembatas. Horison biru sejauh mata memandang adalah jembatan menuju wilayah-wilayah eksotis berisi budaya baru, persahabatan, ekonomi hingga rumitnya percaturan politik antar kerajaan.