3 Tanda Kamu Mengalami Masa Kecil yang Terburu-buru 

Ternyata, ada efeknya ketika dewasa

Masa kecil seharusnya menjadi masa yang dipenuhi dengan keceriaan, bermain, dan eksplorasi tanpa batas. Namun, tidak semua anak mendapatkan kesempatan untuk menikmatinya. Beberapa dari kita mungkin mengalami masa kecil yang terburu-buru, di mana kita dipaksa untuk tumbuh dewasa lebih cepat dari yang seharusnya. Fenomena ini dikenal sebagai hurried child syndrome.

Dilansir Psychology Today, hurried child syndrome terjadi ketika anak-anak didorong untuk berprestasi atau memikul tanggung jawab lebih dari yang sesuai dengan usia mereka. Meskipun mereka mungkin terlihat lebih dewasa atau berprestasi di mata orang lain, dampak jangka panjangnya bisa sangat merugikan. Saat dewasa, pengalaman masa kecil yang terburu-buru ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, psikologis, bahkan fisik.

Berikut adalah tiga tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin mengalami masa kecil yang terburu-buru dan bagaimana hal tersebut masih memengaruhimu hingga sekarang.

Baca Juga: 7 Tips Parenting di Era Digital, Semangat Belajar Bersama Anak

1. Selalu ingin sempurna dan takut terhadap kegagalan

3 Tanda Kamu Mengalami Masa Kecil yang Terburu-buru ilustrasi kelelahan dalam bekerja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Salah satu tanda utama dari masa kecil yang terburu-buru adalah kecenderungan menjadi perfeksionis saat dewasa. Jika kamu tumbuh dengan tekanan untuk selalu berprestasi dan menghindari kesalahan, kamu mungkin berkembang menjadi seorang perfeksionis. Meskipun sifat ini bisa memotivasi kamu untuk meraih hal-hal besar, perfeksionisme juga bisa menjadi sumber stres yang terus-menerus.

Sebagai orang dewasa, kamu mungkin merasa ketakutan luar biasa terhadap kegagalan. Ketakutan ini bisa membuatmu enggan mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko, karena merasa harus selalu berhasil. Akibatnya, kamu mungkin melewatkan banyak kesempatan berharga karena terlalu takut untuk gagal.

Selain itu, perfeksionisme sering kali mendorong kamu untuk bekerja secara berlebihan, berusaha mencapai standar yang sangat tinggi. Ini bisa menyebabkan kelelahan dan mengganggu keseimbangan hidupmu.

2. Kesulitan dalam menikmati waktu luang

3 Tanda Kamu Mengalami Masa Kecil yang Terburu-buru ilustrasi cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi anak yang terbiasa dengan jadwal ketat dan ekspektasi tinggi, menikmati waktu luang bisa menjadi tantangan saat mereka dewasa. Waktu yang seharusnya dihabiskan untuk bermain atau bersantai sering kali diisi dengan aktivitas produktif atau pekerjaan yang mendesak. Jika kamu sering merasa bersalah ketika tidak melakukan sesuatu yang dianggap bermanfaat, ini mungkin adalah tanda bahwa kamu tidak terbiasa menikmati waktu luang.

Kamu mungkin merasa cemas ketika tidak ada yang dikerjakan atau merasa bahwa waktu luang adalah waktu yang terbuang. Bahkan kegiatan yang seharusnya menyenangkan, seperti hobi, bisa terasa seperti kewajiban yang harus diselesaikan dengan sempurna, bukan dinikmati.

Selain itu, kamu mungkin kesulitan untuk fokus pada momen saat ini. Pikiran tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya bisa mengganggu kemampuanmu untuk benar-benar menikmati waktu bersama teman, keluarga, atau bahkan waktu sendirian.

3. Kehilangan inner child

3 Tanda Kamu Mengalami Masa Kecil yang Terburu-buru ilustrasi luka inner child (pexels.com/Kindel Media)

Masa kecil yang terburu-buru bisa membuatmu kehilangan koneksi dengan sisi kreatif dan spontan dalam dirimu, yang sering disebut sebagai inner child. Inner child adalah bagian dari diri kita yang menikmati bermain, berimajinasi, dan berkreasi tanpa batasan. Jika masa kecilmu dihabiskan dengan tuntutan tinggi dan sedikit waktu untuk bermain, sisi inner child ini bisa terabaikan.

Sebagai orang dewasa, kamu mungkin merasa sulit untuk berpikir kreatif atau mencari solusi dengan cara yang berbeda. Kamu mungkin juga menganggap kegiatan yang bersifat spontan atau bermain sebagai hal yang tidak penting atau tidak produktif. Padahal, aktivitas seperti ini sangat penting untuk kesejahteraan mental.

Mengabaikan inner child bisa membuat hidup terasa monoton dan kaku. Kamu mungkin merasa hidupmu kurang berwarna dan kurang menyenangkan, karena segala sesuatu diukur berdasarkan produktivitas dan hasil.

Meskipun masa kecil yang terburu-buru telah membentuk siapa dirimu saat ini, ingatlah bahwa sebagai orang dewasa, kamu memiliki kekuatan untuk mengubah narasi hidupmu. Dengan memberi dirimu ruang untuk beristirahat, bermain, dan menikmati momen tanpa tekanan, kamu bisa menciptakan masa depan yang lebih seimbang dan bahagia. Hidup bukanlah perlombaan, melainkan perjalanan yang patut dinikmati sepenuh hati.

Baca Juga: 5 Hal yang Sering jadi Masalah Anak Rantau, Kangen Suasana Rumah

Ai Samaytuha Maryam Photo Community Writer Ai Samaytuha Maryam

Be brave, never give up!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya