Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah Berubah

Yang terbaru Jl. Cendrawasih jadi Jl. Opu Daeng Risadju

Makassar, IDN Times - Sejak dekade 2000-an, ada delapan nama jalan di Makassar yang berubah. Tapi, masyarakat masih memiliki kebiasaan untuk menyebut dengan nama lama. Terlebih banyak merek atau tempat makan terkenal di seluruh jalan tersebut tak ikut mengganti nama.

Nah, untuk menyegarkan ingatan, berikut ini IDN Times menyusun daftar pendek tentang delapan nama jalan di Kota Makassar tersebut. Mulai dari Jalan Wahidin Sudirohusodo hingga yang teranyar Jalan Opu Daeng Risadju.

Baca Juga: 10 Nama Pahlawan yang Dijadikan Nama Jalan di Indonesia

1. Jl. Irian menjadi Jl. Wahidin Sudirohusodo

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahSuasana Jalan Wahidin Sudirohusodo, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Membuka daftar pendek ini adalah perubahan nama Jalan Irian menjadi Jalan Wahidin Sudiro Husodo pada dekade 2000-an. Jalan ini membentang sejauh hampir dua kilometer dari Jalan Tentara Pelajar sampai ke pinggir Tol Reformasi, dan melintasi lima kelurahan sekaligus.

Irian sendiri adalah nama lama provinsi Papua, terlebih Makassar menjadi markas besar TNI saat melakukan Operasi Trikora dari 19 Desember 1961 hingga 15 Agustus 1962. Sedangkan Wahidin Sudirohusodo adalah Pahlawan Nasional asal Jawa berdarah Bugis yang menjadi tokoh pergerakan nasional.

2. Jl. Gunung Bulusaraung jadi Jl. Jend. M. Jusuf

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahSuasana Jalan Jenderal M. Jusuf, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Satu pergantian lainnya terjadi pada dekade 2000-an, yakni Jalan Gunung Bulusaraung menjadi Jalan Jend. M. Jusuf. Jalan ini membentang sejauh 632 meter, melintasi dua kecamatan, dan menghubungkan antara Jalan Ahmad Yani serta Jalan Masjid Raya.

Gunung Bulusaraung adalah gunung yang terletak Desa Tompo Bulu, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Ia juga merupakan bagian dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Sedangkan M. Jusuf merupakan salah satu tokoh militer Indonesia berpengaruh asal Sulsel. Ia sempat mendududuki sejumlah jabatan di pemerintahan seperti Menteri Perindustrian Ringan (1964-1966), Menteri Perindustrian Dasar (1966-1966)
Menteri Perindustrian Dasar & Menengah (1966-1967), Menteri Perindustrian (1968-1978), dan Menteri Pertahanan dan Keamanan (1978-1983).

3. Jl. Racing Center jadi Jl Prof. Abdurrahman Basalamah

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahPapan nama Jalan Prof. Abdurrahman Basalamah, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Perubahan ini terjadi pada 11 Maret 2012, di masa kepemimpinan Wali Kota Ilham Arief Sirajuddin. Jalur sejauh 1,28 kilometer ini menghubungkan antara Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Andi Pangerang Pettarani II.

Nama Racing Center sendiri lahir karena di kawasan tersebut dulu terdapat sirkuit go kart pertama di Indonesia Timur yang diresmikan pada tahun 1983. Tapi kini sirkuit tersebut menjadi kompleks perumahan Mustika Mulia dan Bumi Tirta Nusantara Gardenia I.

Sedangkan Prof. Abdurrahman Basalamah adalah Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar periode 1984 hingga 1994. Wafat pada 11 Agustus 2004, beliau adalah salah satu figur penggerak dunia pendidikan di Sulsel.

4. Jl. Metro Tanjung Bunga jadi Jl. HM. Daeng Patompo

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahSuasana Jalan HM Dg. Patompo, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Nama jalan yang membentang sepanjang kawasan elit Metro Tanjung Bunga ini berganti pada tahun 2015 lalu. Panjangnya sendiri mencapai hampir lebih dari 7 kilometer, melewati sejumlah tempat wisata yakni dari Pantai Tanjung Bayang hingga kawasan Center Point of Indonesia (CPI).

Daeng Patompo merupakan Walikota Makassar yang menjabat selama 13 tahun, dari 1959 hingga 1978. Ia dikenal atas beberapa hal, mulai dari keberhasilannya membenahi tata kota kota dan mendorong modernisasi di kawasan Pantai Losari. 

5. Jl. Kakatua jadi Jl. Pajonga Daeng Ngalle

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahPapan nama Jalan Pajonga Daeng Ngalle, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Pada 11 September 2017, sebagian ruas Jalan Kakatua sejauh hampir 678 meter berubah nama menjadI Jalan Pajonga Daeng Ngalle. Jalan Kakatua, dan penamaan jalan berdasarkan kelompok binatang, merupakan warisan masa pemerintahan Wali Kota Daeng Patomo ketika masih menjabat.

Pajonga Daeng Ngalle adalah seorang Karaeng Polongbangkeng ke-12, alias seorang penguasa wilayang Polongbangkeng yang kini menjadi kawasan administratif Kabupaten Takalar. Ia dikenal sebab menjadi salah satu dari raja-raja di Sulsel yang mengucapkan sumpah setia ke Republik Indonesia pada Oktober 1945.

Selain itu, Pajonga Daeng Ngalle juga ikut mendirikan organisasi gerilya Laskar Lipan Bajeng yang bermarkas di wilayahnya. Atas jasa-jasa selama masa Revolusi Kemerdekaan, ia mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2006.

6. Jl. Landak Baru jadi Jl. Andi Djemma

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahSuasana Jalan Andi Djemma, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Masih di tahun yang sama, tepatnya pada 9 November 2017, Jalan Landak Baru menjadi Jalan Andi Djemma. Ruas jalan sejauh 1,5 kilometer itu adalah penghubung antara Jalan Andi Pangerang Pettarani dan Jalan Veteran Selatan.

Andi Djemma adalah seorang Raja (Datu) Luwu ke-34 dan ke-36 yang memimpin perlawanan rakyat Luwu terhadap Belanda selama masa Revolusi Kemerdekaan (1945-1949). Atas jasanya, Andi Djemma dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 8 November 2002.

7. Jl. Hertasning Baru jadi Jl. Aroepala

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahPapan nama Jalan Aroepala, salah satu ruas jalan di Kota Makassar. (Google Maps)

Pada tahun 2019, Jalan Hertasning Baru berubah menjadi Jalan Aroepala. Sebelumnya, Hertasning Baru menjadi nama jalan sejauh hampir satu kilometer tersebut. Ini lantaran letaknya langsung tersambung dengan Jalan Letjen Hertasning. Nah, jalan tersebut juga menjadi penghubung antara Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Aroepala, yang lahir di Selayar pada 10 Juli 1910, adalah Wali Kota Makassar ke-11 pada era Republik Indonesia. Menjabat pada 1961-1965, Aroeppala dikenal lantaran kebijakan yang menyasar banyar sektor. Mulai dari pendidikan, penataan administrasi hingga retribusi pajak.

Ia sempat menjadi anggota DPR-MPR periode 1966-1971. Lebih jauh, Aroepala menjabat sebagai rektor pertama Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada tahun 1965-1968.

8. Jl. Cendrawasih jadi Jl. Opu Daeng Risadju

Kerap Terlupa, Nama 8 Jalan di Makassar Ini Sebenarnya Sudah BerubahJalan Cenderawasih di Kota Makassar resmi berubah nama jadi Jalan Opu Daeng Risadju. (IDN Times/Ashrawi Muin)

Yang terbaru tentu saja perubahan Jalan Cenderawasih menjadi Jalan Opu Daeng Risadju. Jalan tersebut merupakan salah satu yang terpanjang di Makassar, yakni mencapai 3,6 kilometer, serta membentang dari Kecamatan Mariso hingga Tamalate.

Opu Daeng Risadju adalah seorang perempuan pejuang kelahiran Luwu. Dengan latar belakang bangsawan, ia terjun ke dunia politik pada dekade 1930-an dan menentang kolonialisme Belanda.

Lantaran menjadi salah satu penggagas Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada 23 Januari 1946, Opu Daeng Risadju kemudian ditangkap dan dipenjara oleh Belanda. Wafat pada 10 Februari 1964, beliau ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional di tahun 2006.

Nah, itu tadi 8 ruas jalan di Makassar yang sudah berubah nama. Semoga selalu ingat dengan perubahan ini, ya!

Baca Juga: 15 Film Indonesia Latar Ceritanya Soal Tokoh Pahlawan Nasional

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya