Asal-usul Nama 6 Bastion Pelindung Benteng Fort Rotterdam Makassar
Intinya Sih...
- Benteng Fort Rotterdam bukan hanya bangunan bersejarah, tapi juga simbol kekuatan militer dan perdagangan masa lalu.
- Bastion Bonie diambil dari Kerajaan Bone, Boeton dari Kerajaan Buton, Mandassar dari nama lama Makassar.
- Bastion Amboina diambil dari Ambon, Batjang dari Pulau Bacan, Ravelin merupakan struktur pertahanan kecil Eropa.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Benteng Fort Rotterdam di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), bukan hanya sebuah bangunan bersejarah yang kini menjadi venue beragam acara. Tapi juga sebuah simbol penting dari kekuatan militer dan perdagangan masa lalu.
Dibangun oleh Kerajaan Gowa dan kemudian dikuasai VOC dan pemerintah kolonial Hindia-Belanda, benteng ini menjadi saksi bisu dari berbagai dinamika politik, sosial, dan ekonomi selama berabad-abad.
Salah satu aspek menarik dari Benteng Fort Rotterdam adalah nama-nama bastion (struktur pertahanan benteng), yang masing-masing memiliki asal-usul dan berhubungan dengan sejarah Indonesia. Berikut IDN Times menjelaskannya seperti dihimpun dari berbagai sumber.
1. Bastion Bonie dan Bastion Boeton, saling bertetangga
1. Bastion Bonie
Bastion ini berada di sebelah barat, tepat di sebelah gerbang masuk. Nama "Bonie" diambil dari Kerajaan Bone, salah satu kerajaan besar dan berpengaruh di Sulsel sejak abad ke-14. Mereka memiliki sejarah panjang dalam dinamika hubungan baik dengan Kompeni atau dengan pemerintah kolonial Hindia-Belanda.
Pada tahun 1666, lewat Perang Makassar yang berakhir dengan Perjanjian Bongaya, Bone menjadi salah satu sekutu Belanda dalam melawan Kerajaan Gowa. Penamaan bastion ini merupakan penghormatan terhadap Bone sebagai peran pentingnya dalam sejarah kolonial di Sulsel.
2. Bastion Boeton
Nama "Boeton" diambil dari Kerajaan Buton yang terletak di Sulawesi Tenggara, dan bastion ini berada di barat laut (belok kiri dari pintu masuk). Kerajaan Buton dikenal sebagai kerajaan maritim yang memiliki pengaruh signifikan di wilayah perairan Sulawesi dan sekitarnya.
Buton juga terlibat dalam jaringan perdagangan rempah-rempah yang penting bagi Kerajaan Belanda. Penamaan bastion ini mencerminkan hubungan strategis antara Belanda dan Buton, serta pentingnya peran wilayah Buton dalam perdagangan rempah-rempah saat itu.
2. Bastion Mandassar dan Bastion Amboina, berada di sisi belakang benteng
3. Bastion Mandassar
Tepat di sebelah timur laut benteng atau setelah Bastion Boeton, terdapat Bastion Mandassar. Nama "Mandassar" sendiri merupakan nama lama untuk Makassar, kota tempat Benteng Fort Rotterdam berada.
Penamaan bastion ini menekankan identitas lokal Makassar sebagai pusat kekuatan dan perdagangan. Makassar di sepanjang abad ke-17 sendiri dikenal sebagai merupakan salah satu pelabuhan utama di kawasan timur Nusantara yang menjadi titik temu pedagang lokal dan internasional.
4. Bastion Amboina
Menuju daerah tenggara benteng, terdapat Bastion Amboina yang tentu saja diambil dari Ambon, sebuah pulau di Kepulauan Maluku yang sekaligus salah satu pusat perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Ambon juga merupakan wilayah yang paling awal dikuasai Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada awal abad ke-17.
Ambon, sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat berharga bagi Belanda, menjadi sumber utama kekayaan VOC. Penamaan Bastion Amboina mencerminkan pentingnya Ambon dalam cengkeraman Kompeni di Nusantara.
Baca Juga: 5 Spot Foto Unik di Benteng Rotterdam Makassar, Instagramable!
3. Bastion Batjang menghadap laut, Bastion Ravelin sudah tak bersisa
5. Bastion Batjang
Menuju pintu keluar dari dari Bastion Amboina, terdapat Bastion Batjang. Nama sendiri diambil dari Pulau Bacan, yang masih menjadi bagian dari Kepulauan Maluku. Sama seperti Ambon, Pulau Bacan dikenal sebagai pusat rempah-rempah terutama cengkeh dan pala, yang sangat bernilai di pasar Eropa sepanjang abad ke-15 hingga ke-19.
Di Pulau Bacan sendiri pernah eksis sebuah kerajaan yang diperkirakan berdiri pada 1322. Sempat eksis selama hampir dua abad, Kesultanan Bacan jatuh di bawah pengaruh Kompeni setelah 1609, demi menandingi pengaruh Tidore yang berafiliasi dengan Kerajaan Spanyol.
6. Bastion Ravelin
Terakhir adalah Bastion Ravelin yang berada di sisi timur, tepat di seberang parit sedalam dua meter yang pernah mengelilingi benteng. Istilah "Ravelin" berasal dari terminologi militer Eropa yang merujuk pada struktur pertahanan kecil yang dibangun dekat benteng utama.
Bastion Ravelin berfungsi sebagai benteng luar yang melindungi benteng utama dari serangan langsung musuh. Mesti begitu, bastion tersebut sudah lenyap sepenuhnya dan berganti menjadi kompleks bangunan perbankan.
Nah, itu tadi penjelasan singkat tentang enam bastion yang berada di kompleks Benteng Fort Rotterdam serta asal muasal namanya. Sudah pernah menatap suasana Makassar dari atas salah satu bastion tersebut?
Baca Juga: Mengenal Museum La Galigo di Fort Rotterdam Makassar