4 Tradisi Unik Masyarakat Sulsel dalam Menyambut Bulan Ramadan

Makan bersama selalu menjadi inti seluruh tradisi ini

Makassar, IDN Times - Sulawesi Selatan, dengan ragam budayanya, memiliki sejumlah tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan. Semuanya bertujuan untuk menyambut hari pertama puasa dengan penuh suka cita, sembari menciptakan rasa kebersamaan.

Berikut ini IDN Times menyusun daftar pendek empat tradisi menarik yang dijalankan oleh masyarakat Sulsel sebelum ramadan. Oh iya, seluruhnya memiliki satu persamaan: makan bersama selalu menjadi inti acara.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadan Tahun 2024 Makassar dari Muhammadiyah

1. Mabbarasanji

4 Tradisi Unik Masyarakat Sulsel dalam Menyambut Bulan RamadanIlustrasi kitab Barzanji. (Dok. NU.co.id)

Mabbarasanji adalah tradisi masyarakat Bugis berupa pembacaan Barazanji, kitab sastra yang berisi sejarah Nabi Muhammad SAW dari kelahiran hingga wafat. Tradisi ini dilaksanakan dengan melafalkan isi kitab tersebut dengan irama atau nada dan dibaca bersama-sama.

Selain menjadi kebiasaan sebelum bulan puasa, Mabbarasaji juga berfungsi sebagai penghubung antara keluarga dan masyarakat. Tradisi ini juga dilakukan pada beberapa momen lain. Seperti saat peringatan Maulid Nabi, acara akikah serta pernikahan.

2. Suru' Macca

4 Tradisi Unik Masyarakat Sulsel dalam Menyambut Bulan RamadanIlustrasi umat Islam sedang berdoa. (Freepik.com)

Suru' Macca (atau Suro' Macca), yang berarti "meminta untuk mendoakan" adalah tradisi masyarakat Bugis-Makassar untuk menyambut ramadan. Ini adalah kebiasaan membaca doa bersama-sama untuk dikirim kepada leluhur.

Biasanya hal tersebut dilakukan selama satu pekan sebelum bulan puasa dan dipimpin oleh sanro atau tokoh masyarakat. Dalam Suru' Macca, beberapa makanan tradisional ikut disuruhkan seperti songkolo, ondo-ondo hingga pisang raja.

Selain untuk menghormati leluhur, tujuan lain dari tradisi ini adalah untuk membersihkan jiwa dan rohani sebelum memasuki bulan suci. Setelah Suru' Macca, keluarga pemilik acara kemudian akan melakukan ziarah kubur.

3. Songkolo Patang Rupa

4 Tradisi Unik Masyarakat Sulsel dalam Menyambut Bulan RamadanIlustrasi makanan tradisional Sulawesi Selatan yakni songkolo. (Facebook.com/Songkolo Puang Nunu)

Songkolo patang rupa sendiri adalah nama makanan tradisional yang biasa dibuat jelang bulan ramadan. Artinya namanya yakni "olahan beras ketan dalam empat warna." Sesuai namanya, ada empat jenis songkolo yang dibuat. Masing-masing adalah hitam, putih, kuning dan merah.

Songkolo patang rupa memiliki filosofi sebagai perekat hubungan antar manusia, terutama menjadi silaturahmi jelang bulan suci. Bersama dengan makanan tersebut, masyarakat juga membuat makanan manis sebagai simbol harapan menjalani ibadah bulan puasa dengan lancar.

4. Maduppa Keteng

4 Tradisi Unik Masyarakat Sulsel dalam Menyambut Bulan RamadanIlustrasi umat Islan sedang berdoa. (Freepik.com)

Maddupa Keteng ini berupa pembacaan doa sebelum sahur pertama hingga hari ketiga puasa. Tradisi ini memiliki arti "menyambut kedatangan bulan." Pelaksanaannya sudah berlangsung turun temurun dan dipimpin oleh tokoh agama setempat.

Saat Maddupa Keteng dilakukan, si pemilik acara akan menyiapkan hidangan seperti ayam atau sapi Selanjutnya, tetua masyarakat dipanggil untuk memimpin doa dalam acara tersebut. Acara diakhiri dengan memakan makanan yang tersaji bersama-sama oleh tamu, tetangga, pemilik acara serta pemuka agama yang hadir.

Itu tadi empat tradisi jelang ramadan yang sudah berlangsung turun temurun. Apa kamu sudah pernah melakukannya?

Baca Juga: 5 Aneka Resep Es Buah Spesial, Cocok Buat Takjil Buka Puasa!

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya