Apa Itu Digital Hoarding? Simak Fakta dan Tips Mengatasinya!

Sering simpan file tidak penting? Wajib pahami istilah ini!

Siapa yang isi galeri gadget atau ponselnya memiliki belasan ribu foto dan video? Padahal tidak semua yang ada di sana itu penting. Bisa jadi hanya berupa tangkapan layar yang sudah lama dibiarkan. Ketika ingin menghapusnya pasti muncul kalimat "eh gak jadi dihapus, deh. Siapa tahu nanti digunain lagi", padahal juga akhirnya tidak digunakan.

Kenyataan tersebut dikenal dengan istilah"digital hoarding" atau penimbunan data digital. Fenomena ini menjadi semakin relevan, terutama di kalangan generasi muda yang hidup berdampingan dengan teknologi. Berikut adalah definisi, asal mula istilah, dan tips mengatasi digital hoarding yang semoga berguna untukmu!

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Membantu Kamu Menjaga Pola Pikir Positif

1. Definisi digital hoarding

Apa Itu Digital Hoarding? Simak Fakta dan Tips Mengatasinya!ilustrasi seorang perempuan yang sedang memanfaatkan AI (pexels.com/Gülşah Aydoğan)

Digital hoarding adalah perilaku mengumpulkan dan menyimpan data digital secara berlebihan tanpa adanya tujuan atau kegunaan yang jelas. Data di sini dapat berupa foto, video, dokumen, email, atau bahkan aplikasi yang jarang digunakan namun tetap disimpan dalam perangkat digital. Definisi tersebut sejalan dengan sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Internet Research.

Dalam riset tersebut, digital hoarding didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan dari informasi digital dan kesulitan dalam menghapusnya. Perilaku ini bisa dinilai buruk jika memang dilakukan secara berlebihan dan sampai mengancam kesehatan mental. Bisa saja fenomena ini justru merugikan individu atau bahkan perangkat seluler yang digunakan.

2. Asal mula istilah

Apa Itu Digital Hoarding? Simak Fakta dan Tips Mengatasinya!ilustrasi perempuan yang sedang mengetik (pexels.com/Vlada Karpovich)

Istilah digital hoarding berasal dari konsep "hoarding" atau penimbunan. Istilah ini telah lama dikenal dalam psikologi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meluasnya penggunaan perangkat digital, konsep ini berkembang ke ranah digital.

Pada awal tahun 2000-an istilah ini mulai berkembang. Penelitian oleh Van Bennekom et al. (2015) menunjukkan bahwa digital hoarding memiliki karakteristik yang serupa dengan hoarding fisik. Sebab, keduanya sama-sama sulit membuang atau menghapus, sampai menyebabkan rasa cemas. 

3. Strategi mengatasi digital hoarding

Apa Itu Digital Hoarding? Simak Fakta dan Tips Mengatasinya!ilustrasi orang yang sedang mengetik (pexels.com/Oleksandr P)

Jika kamu merasakan fenomena ini, berikut adalah strategi untuk mengatasinya. Pertama, lakukan pemeriksaan dan hapus file-file yang sudah tidak diperlukan. Kedua, gunakan layanan cloud storage untuk menyimpan data penting, sehingga mengurangi beban penyimpanan pada perangkat. Penelitian oleh Odom et al. (2012) menunjukkan bahwa penggunaan cloud storage dapat membantu mengurangi kecemasan terkait kehilangan data digital.

Ketiga, pertimbangkan lagi jika ingin menyimpan informasi baru. Keempat, manfaatkan aplikasi untuk membantu mengelola file digital dengan lebih efisien. Kelima, jadwalkan "Digital Decluttering" untuk membersihkan dan mengorganisir ulang data digitalmu.

Dengan memahami konsep digital hoarding dan menerapkan strategi-strategi di atas, kamu dapat mengelola data digital dengan lebih efektif. Hingga nantinya dapat mengoptimalkan penggunaan perangkat digital dan mengurangi stres yang mungkin timbul akibat kekacauan digital. Yuk jadi pengguna digital yang cerdas dan bijak!

Baca Juga: Suka Menimbun Barang Bekas? Ini 6 Fakta Hoarding Disorder

Adira Putri Aliffa Photo Community Writer Adira Putri Aliffa

"jadilah besar bestari dan manfaat untuk sekitar"

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya