Bebek mandarin merupakan salah satu spesies bebek yang paling menawan. Keindahan mereka bukan hanya sekedar penampilan, tetapi juga tercermin dalam perilaku sosial yang kompleks. Spesies ini berasal dari Asia Timur, tetapi telah menyebar ke berbagai belahan dunia.
Beberapa fakta menarik tentang bebek mandarin yang mungkin belum banyak diketahui. Dari ritual kawin yang unik hingga simbolisme dalam budaya khususnya Asia. Yuk kenal lebih dekat dengan bebek cantik ini!
Bebek jantan Mandarin memiliki penampilan yang sangat mencolok dengan paruh merah, dada ungu, dan sayap emas-oranye. Berbeda dengan jantan, betina memiliki bulu yang lebih kalem dengan warna abu-abu atau krem dan paruh yang serasi. Ciri khas betina adalah lingkaran putih di sekitar mata yang kemudian membentang menjadi garis di wajah.
Setelah musim kawin, bebek jantan Mandarin akan mengalami molting dan penampilannya berubah mirip dengan betina. Molting ini menghasilkan bulu eklips yang terdiri dari bulu coklat dan abu-abu. Satu-satunya cara untuk membedakan jantan dari betina pada saat ini adalah melalui paruh merah yang tetap ada pada jantan.
Bebek Mandarin berasal dari Asia Timur, termasuk China, Jepang, Korea, dan Rusia timur. Meskipun populasi asli mengalami penurunan karena kerusakan habitat, spesies ini mampu berkembang di luar habitatnya. Pada pertengahan abad ke-18, bebek ini diimpor ke Inggris karena warna bulunya yang indah dan memicu penyebaran mereka ke wilayah-wilayah baru di luar habitat aslinya seperti Eropa sampai Amerika Serikat.
Bebek mandarin terkenal karena hubungan mereka yang monogami, sering digambarkan dalam seni dan sastra sebagai representasi dari romansa dan kebahagiaan pernikahan. Dalam tradisi pernikahan, sering kali sepasang bebek mandarin diberikan sebagai hadiah untuk mendoakan keharmonisan dan kebahagiaan yang abadi bagi pasangan baru. Keindahan bulu mereka menambah daya tarik sebagai simbol cinta, yang telah menyebar ke beberapa budaya di Asia.
Pada saat ritual perkawinan, bebek mandarin jantan akan melakukan serangkaian tindakan seperti mengayun-ayunkan kepala, mengepakkan sayap, dan memanggil dengan suara khas untuk menarik perhatian betina. Mereka biasanya bersarang di rongga atau lubang pohon yang dekat dengan air. Ritual ini membantu memperkuat ikatan pasangan dan memastikan keberhasilan berkembang biak di habitat mereka.
Meskipun jantan bebek mandarin tetap bersama betina selama periode inkubasi telur yang berlangsung antara 28 hingga 33 hari, mereka meninggalkan betina setelah anak-anak bebek menetas. Betina kemudian bertanggung jawab sepenuhnya untuk membesarkan anak-anak bebek, yang bisa berjumlah antara sembilan hingga dua belas, tanpa bantuan dari jantan.
Anak bebek mandarin dikenal berani, terutama saat harus meninggalkan sarang untuk pertama kalinya. Sarang bebek mandarin biasanya tinggi, sehingga untuk bergabung dengan ibu mereka di air mereka harus melompat dari ketinggian hanya dalam waktu 24 jam setelah menetas. Meskipun tampak berisiko, mereka dilengkapi dengan tubuh yang ringan dan bulu yang tebal untuk melindungi mereka dari cedera saat jatuh.
Bebek mandarin termasuk dalam kelompok bebek yang dikenal sebagai “perching ducks,” yang memiliki kemampuan unik. Bebek mandarin memiliki kemampuan yang tidak biasa untuk spesies bebek. Dengan cakar yang kuat dan tajam, mereka mampu bertengger di cabang-cabang pohon. Kemampuan ini membantu mereka melindungi diri dari predator dan mencari makanan di habitat yang berbeda.
Meskipun terkenal dengan bulu yang indah, bebek mandarin juga memiliki kemampuan terbang yang mengesankan. Mereka dapat mencapai kecepatan hingga 40 mil per jam, yang memungkinkan mereka untuk melakukan migrasi dan menghindari bahaya dengan cepat. Kecepatan ini menunjukkan adaptasi fisik yang luar biasa untuk bertahan hidup di alam liar.
Melalui fakta-fakta ini, kita dapat menghargai kekayaan alam dan keragaman biologis yang ada di dunia ini. Bebek mandari ini tidak hanya memperkaya ekosistem tempat mereka hidup, tetapi juga memberikan inspirasi dan wawasan bagi yang mempelajari atau sekadar mengamati mereka.