Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/Torsten Blanck)

Kura-kura ambon merupakan hewan yang masuk ke dalam famili Geoemydidae. Kura-kura yang memiliki nama ilmiah Cuora amboinensis ini merupakan hewan yang ditemukan di wilayah dataran rendah Asia Tenggara, seperti di wilayah Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Indonesia, serta Filipina. Mereka juga hidup di dataran Asia lainnya, seperti di India dan Bangladesh.

Kura-kura ini menyukai habitat berupa air tawar di wilayah dataran rendah. Mereka lebih menyukai perairan yang tenang atau mengalir pelan dengan dasar perairan yang lunak, seperti rawa, sawah, saluran irigasi, juga anak sungai. Simak fakta lainnya mengenai kura-kura ambon ini, yuk!

1. Pola tiga garis kuning di kepala

Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/Shizhao)

Kura-kura ambon memiliki kepala berwarna hijau zaitun gelap atau hitam, dengan pola tiga garis kuning di tiap sisi kepalanya. Bagian karapas atau cangkangnya juga memiliki warna hijau zaitun gelap hingga kehitaman.

Saat usia muda, individu kura-kura jantan dan betina agak sulit dibedakan. Namun, ketika kura-kura ini mencapai usia dewasa, jantan dan betina sudah mulai dapat dibedakan.

Pada usia ini, umumnya kura-kura jantan memiliki plastron atau bagian perut yang lebih cekung, ekor lebih panjang dan tebal, serta cakar yang lebih besar. Kura-kura betina memiliki ekor yang pendek dan tebal, dengan cakar yang lebih pendek pula.

2. Kura-kura omnivora

Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/NasserHalaweh)

Kura-kura ambon bersifat omnivora, yaitu dapat memakan tumbuhan maupun hewan lainnya. Pada usia muda, kura-kura ini cenderung lebih banyak mengonsumsi hewan lain, seperti ulat, ikan, dan banyak jenis serangga lainnya.

Ketika berusia lebih tua, kura-kura akan mengonsumsi lebih banyak tumbuhan, seperti buah, tanaman air, hingga jamur. Hewan ini tidak membutuhkan makan setiap hari, melainkan hanya dua kali seminggu.

3. Tidak melakukan migrasi

Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/Eveha)

Kura-kura ambon merupakan hewan soliter atau lebih senang hidup menyendiri. Hewan ini dapat hidup di darat dan di air, tetapi biasanya saat malam hari lebih banyak menghabiskan waktu di darat.

Kura-kura muda lebih banyak menghabiskan waktu hidup di air dibandingkan kura-kura yang dewasa. Kura-kura ambon merupakan hewan yang tidak bermigrasi, tetapi mereka dapat bepergian dalam jarak yang cukup jauh selama masa hidupnya.

4. Menggigit kepala betina sebagai ritual kawin

Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/Alina Zienowicz)

Kura-kura ambon mencapai usia matang seksual ketika berumur 4–5 tahun. Perkawinan kura-kura ambon terjadi di dalam air. Terdapat proses ritual kawin sebelum kopulasi terjadi, yaitu jantan akan menggigit kepala betina dan kemudian akhirnya melakukan perkawinan.

Tidak terdapat musim kawin yang pasti pada spesies ini, tetapi betina dapat bertelur beberapa kali setiap tahun. Telur akan diletakkan di sarang yang dibangun oleh betina. Sarang ini berupa lubang besar yang digali di area yang kering untuk menghindari banjir di sarang.

5. Pengeraman telur terjadi selama 76 hari

Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/M. Noth)

Setelah terjadi perkawinan dan betina bertelur, tidak terdapat pengasuhan yang dilakukan induk jantan maupun betina terhadap anaknya. Setelah mengubur telur di sarang yang berada di bawah tanah, induk betina akan pergi.

Periode pengeraman telur kura-kura ambon terjadi selama 76 hari hingga menetas. Telur ini berbentuk bulat dan memiliki ukuran yang bervariasi. Anak kura-kura ambon yang menetas hanya akan memiliki panjang karapas sekitar 5 cm. Anak kura-kura ini memiliki tingkat kelangsungan hidup yang sangat rendah karena dapat dimangsa oleh biawak, bangau, atau mamalia kecil.

6. Kehidupannya yang terancam

Kura-kura ambon (commons.wikimedia.org/Torsten Blanck)

Kura-kura ambon terancam oleh perburuan besar-besaran untuk dikonsumsi, serta ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan. Selain itu kura-kura ini juga diekspor ke Tiongkok untuk dijadikan makanan dan obat tradisional.

Bagian daging kura-kura ini dipercaya dapat menghentikan mengompol pada anak-anak, kepala dan cangkangnya digunakan untuk membuat tonik yang diminum pasca melahirkan, serta daging dan plastronnya dikonsumsi sebagai obat asma dan kanker. 

Kura-kura ambon populasinya menjadi terus menurun akibat adanya eksploitasi yang dilakukan manusia. Belum lagi habitatnya yang terganggu oleh ulah manusia pula. Hal ini menyebabkan kura-kura ambon masuk ke dalam kategori vulnerable atau rentan terhadap kepunahan sejak tahun 2000.


Sumber rujukan:

  • Animal Diversity Web. Cuora amboinensis Amboina Box Turtle;Southeast Asian Box Turtle. Diakses pada September 2024. https://animaldiversity.org/accounts/Cuora_amboinensis/
  • Animalia. Amboina Box Turtle. Diakses pada September 2024. https://animalia.bio/amboina-box-turtle
  • Singapore Biodiversity. Amboina Box Turtle. Diakses pada September 2024 https://singapore.biodiversity.online/taxo4254/mainSpace/Cuora%20amboinensis.html
  • Thai National Parks. Amboina Box Turtle. Diakses pada September 2024. https://www.thainationalparks.com/species/amboina-box-turtle
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team