Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang(pexels.com/Maksim Goncharenok)
ilustrasi seseorang(pexels.com/Maksim Goncharenok)

Intinya sih...

  • Pergaulan bebas yang menjunjung nilai positif, memilih teman dengan aura positif dan agenda kebaikan.

  • Bebas ekspresikan diri tanpa menyalahi aturan, dukungan untuk kreativitas yang bermanfaat.

  • Bebas belajar banyak hal dari berbagai latar belakang ilmu, meraih kemerdekaan berpikir dan kedewasaan terbentuk.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pergaulan bebas itu sering kali dikonotasikan dengan hal-hal yang buruk bin jelek. Tapi, apakah benar demikian? Tampaknya tidak, jikalau kita mengambil jalan pada sudut pandang yang berbeda.

Nah, kali ini kita akan mengupas perihal itu. Pergaulan bebas yang bukan menuntunmu untuk masuk jurang, tapi justru mengajakmu untuk melenting sampai terbang tinggi. Penasaran? Yuk, temukan jawabannya di bawah ini.

1. Pergaulan bebas yang menjunjung nilai positif

ilustrasi seseorang(pexels.com/Katia Miasoed)

Bukan bebas melakukan apa yang kamu mau ya. Itu mah pergaulan bebas yang pada umumnya dikenal. Tidak, ini adalah sebuah kisah yang berbeda. Kamu tidak ada larangan untuk memilih siapa pun yang jadi temanmu. Tapi sekali lagi, bukan tidak tercantum catatan di sana.

Silakan berteman dengan yang lebih tua, muda, atau sebaya, asalkan mereka orang-orang yang auranya positif. Iya, yang mengajak pada kebaikan. Ada yang agendanya suka salat berjamaah di masjid, ada juga yang tiap akhir pekan nulis bareng, atau pada hari jumat bersedekah kepada mereka yang membutuhkan. Tempel mereka rapat-rapat.

Sehingga kamu bebas tinggal pilih. Mau nimbrung yang agenda pekanan, jumatan, atau yang setiap hari. Intinya yang kamu dapatkan adalah kebajikan nyata yang membuat hidupmu lebih berwarna.

2. Bebas ekspresikan diri

ilustrasi seseorang (pexels.com/Harry Cooke)

Kamu punya ide-ide yang anti mainstream untuk dituangkan pada karya tulismu, mereka justru mendukung penuh. Malah mengatakan kalau kamu adalah pribadi yang kreatif, wajib untuk dijaga kelangsungan hidupnya. Dengan cara membebaskanmu berkespresi.

Selama itu tidak menyalahi aturan, lantas kenapa mesti menahan diri. Toh juga yang disampaikan adalah hal yang bermanfaat. Jadi, ngapain keberatan. Iya, kan?

3. Bebas belajar banyak hal

ilustrasi seseorang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pengetahuan itu terlalu luas jika kamu mau mengurungnya pada satu koridor saja. Maka yang kamu butuhkan adalah melepas semua kekangan yang menghalang. Sehingga kamu meraih kemerdekaan berpikir.

Maksudnya apa sih? Buka wawasanmu. Bertemanlah dengan mereka yang punya latar belakang ilmu yang berbeda. Misal ada yang ahli di bidang keuangan, kamu bisa tuh tanya-tanya tips dan trik biar kantong tidak jebol di akhir pekan, atau yang ahli di bidang hukum, kamu diskusi perihal tindakan pencegahan agar tidak terjerat pada pelanggaran dan kejahatan.

Dengan begitu, kamu mampu mengatar dirimu pada level yang jauh berkualitas. Bermodalkan ilmu-ilmu yang kamu serap dari berbagai kalangan, kamu melihat dunia ini dari berbagai sudut pandang. Dari situlah kedewasaan terbentuk secara perlahan.

4. Bebas untuk berkata "tidak"

ilustrasi seseorang(pexels.com/Maksim Goncharenok)

Jangan hanya jadi orang yang mengiyakan semua hal. Jikalau ada yang kamu rasa mengganjal, maka silakan berkata tidak dengan lantang. Kamu bebas mengambil keputusan untuk dirimu.

Nah, carilah pergaulan yang menghargaimu. Maksudnya, kalau kamu bilang tidak, maka mereka tidak akan memaksamu. Sebab mereka paham apa yang tengah kamu hadapi. Sehingga mereka memberimu ruang untuk rehat sejenak.

5. Bebas jadi diri sendiri

ilustrasi seseorang (pexels.com/Katerina Holmes)

Kamu tidak perlu bersandiwara untuk berteman dengan mereka. Mengenakan topeng penyamaran agar diterima di tengah-tengah mereka. Tidak, kamu tidak usah lelah dengan terus berbohong. Sebaliknya, kamu punya kebebasan untuk jadi diri sendiri.

Kamu tidak harus memikirkan cara agar menyenangkan semua orang. Kamu hanya fokus jadi diri sendiri. Dengan karaktermu yang ingin terus tumbuh dan berkembang. Hingga batas maksimal.

Nah, dari kelima poin di atas, mana yang jadi pilihanmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team