Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ibadah haji (pexels.com/Ali Karim)
ilustrasi ibadah haji (pexels.com/Ali Karim)

Intinya sih...

  • Proses penyembelihan hewan kurban dilakukan di area terbuka yang jauh dari pemukiman, di Arab disiapkan khusus oleh pemerintah untuk proses yang lebih teratur dan higienis.
  • Masyarakat Arab jarang menyembelih hewan kurban sendiri di rumah, sebagian besar memilih menyerahkan hewan kepada lembaga zakat atau yayasan sosial untuk didistribusikan ke yang membutuhkan.
  • Idul Adha di Arab tidak identik dengan gotong royong masak gulai atau sate, orang Arab memesan makanan dari katering atau restoran, lebih mengutamakan waktu untuk bersilaturahmi dibandingkan memasak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap negara punya cara sendiri dalam merayakan Idul Adha, termasuk di kawasan Arab. Meski sama-sama memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim, tradisi di sana penuh dengan nuansa lokal yang khas. Mulai dari cara menyembelih hingga budaya berkumpul, semua terasa berbeda.

Yuk, intip lima kebiasaan unik saat Idul Adha di negara-negara Arab yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya!

1. Penyembelihan dilakukan di padang luas, bukan di Masjid

Ilustrasi sapi (pexels.com/pixabay)

Di beberapa negara Arab, proses penyembelihan hewan kurban dilakukan di area terbuka yang jauh dari pemukiman. Biasanya berupa padang pasir atau lahan luas yang disiapkan khusus oleh pemerintah. Tujuannya agar prosesnya lebih teratur dan higienis.

Berbeda dengan di Indonesia yang sering dilakukan di halaman masjid, di Arab penyembelihan dikoordinasikan secara profesional. Bahkan ada petugas khusus yang menangani setiap tahapannya. Ini membuat suasana jadi lebih tertib dan efisien.

2. Hewan kurban disalurkan lewat lembaga resmi

Ilustrasi hewan kurban (pexels.com/Gabriela Cheloni)

Masyarakat Arab jarang menyembelih hewan kurban sendiri di rumah. Sebagian besar memilih menyerahkan hewan kepada lembaga zakat atau yayasan sosial yang akan menyalurkannya. Proses ini dianggap lebih praktis dan merata.

Daging kurban kemudian didistribusikan ke yang membutuhkan di dalam maupun luar negeri. Ini menunjukkan kuatnya semangat berbagi di kalangan masyarakat Arab. Bahkan, distribusinya bisa menjangkau wilayah yang sedang dilanda krisis.

3. Tak ada kegiatan masak ramai-ramai seperti di Indonesia

ilustrasi makanan khas lebaran (freepik.com/freepik)

Kalau di Indonesia Idul Adha identik dengan gotong royong masak gulai atau sate, di Arab tradisi ini tidak ditemukan. Kebanyakan orang Arab justru memesan makanan dari katering atau restoran. Masakan disajikan dalam porsi besar dan dinikmati bersama keluarga.

Mereka lebih mengutamakan waktu untuk bersilaturahmi dibandingkan memasak. Bahkan, di beberapa keluarga kaya, makanan dikirim ke rumah-rumah kerabat sebagai bentuk penghormatan. Cara ini memperlihatkan cara berbagi yang praktis tapi tetap hangat.

4. Anak-anak diberi uang jajan seperti di hari raya Idul Fitri

Ilustrasi memberikan uang jajan untuk anak (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Meski identik dengan kurban, Idul Adha juga jadi momen menyenangkan bagi anak-anak Arab. Mereka biasanya mendapat uang jajan atau hadiah kecil dari orang tua dan kerabat. Tradisi ini disebut dengan “Eidiya,” dan tak kalah meriah dari Idul Fitri.

Eidiya menjadi cara orang dewasa menularkan semangat bahagia kepada generasi muda. Momen ini juga menjadi waktu yang dinanti-nanti anak-anak. Suasana rumah pun jadi lebih ceria dan penuh tawa.

5. Makan besar dengan nasi mandi atau kabsa jadi wajib

Ilustrsi kabsa (pixabay.com/ khx199)

Setelah salat Id dan penyembelihan, makan besar bersama keluarga jadi acara utama. Menu andalan biasanya nasi mandi atau kabsa dengan daging kambing kurban. Hidangan ini disantap ramai-ramai di atas nampan besar tanpa piring pribadi.

Tradisi makan bersama seperti ini mencerminkan kekeluargaan yang erat. Duduk melingkar dan berbagi makanan jadi simbol keakraban dan kesederhanaan. Bukan cuma kenyang, tapi juga hangat di hati.

Itu dia lima kebiasaan unik saat Idul Adha di negara-negara Arab yang mungkin belum kamu tahu. Meskipun beda budaya, semangat untuk berbagi dan menjalin kebersamaan tetap terasa hangat di mana pun berada. Tradisi boleh berbeda, tapi makna Idul Adha tetap sama: saling memberi, memaafkan, dan merayakan berkah bersama.

Jadi, kalau suatu hari kamu punya kesempatan merayakan Idul Adha di Arab, jangan kaget dengan suasananya yang beda tapi tetap berkesan. Siapa tahu, kamu malah jatuh cinta sama tradisinya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team