Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pena dan tulisan (pixabay.com/hudsoncrafted)
ilustrasi pena dan tulisan (pixabay.com/hudsoncrafted)

Tulisan adalah sebuah karya yang berisi kumpulan aksara. Kemudian aksara itu membentuk kalimat. Kalimat kemudian menjadi paragraf dan seterusnya.

Tapi, ada hal-hal ajaib dari sebuah tulisan. Yakni ia mampu menyimpan sebuah memori. Entah itu perihal masa lalu, masa kini, atau bahkan masa depan. Kenapa bisa seperti itu? Mari simak tulisan di bawah ini sampai selesai.

1.Tulisan mampu menyimpan memori

ilustrasi tulisan (pixabay.com/jarmoluk)

Memori bisa diartikan sebagai ingatan. Nah, kalau kamu menulis sesuatu, tanpa sadari kami sudah menyematkan memori padanya. Aksara yang kamu rangkai itu bisa menjelaskan tentang bagaimana ia tercipta. Dari mana gagasan-gagasan untuk membentuknya muncul. Apakah timbul tiba-tiba atau sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari. Itu semua terekam pada bait-bait kata yang terjadi.

Begitulah sebuah tulisan. la bisa berbicara dan menyimpan peristiwa yang sudah dilaluinya. Lebih kerennya lagi, hal itu dipahami oleh penulisnya. Bagian menariknya apa? Penulis dan tulisannya bisa ngobrol perihal perjalanan yang mereka sudah tempuh.

2.Tulisan mampu mengingatkan suasana

ilustrasi buku dan pena (pixabay.com/Ghinzo)

Suasana itu bisa tertumpahkan pada goresan tinta hitam di atas kertas putih. Kalau tulisan itu berisi curahan hati yang dalam, berarti tulisan itu lahir dari suasana yang sedih. Sebaliknya, kalau tulisan itu bercerita sesuatu yang menyenangkan maka lahirnya ia dari kondisi yang bahagia.

Tidak bisa dinafikan memang, tulisan itu punya ciri khusus. la bisa mengandung sesuatu yang bahkan orang luput padanya. Seperti bagaimana proses tulisan itu tercipta. Apakah ia tercipta dari rasa sakit atau rasa yang gembira. Itu tampak dari penggunaan diksi dari tulisan itu sendiri.

3.Tulisan mampu mengingatkan waktu

ilustrasi tulisan (pixabay.com/Pezibear)

Ini bagian yang tidak kalah seru. Kalau dipikir-pikir kembali, seorang penulis pasti tahu kapan tulisan yang ia hadirkan itu tercipta. Misal, kala ia sedang berlibur. Atau bisa saja saat ia sedang rebahan di atas kasur. Tiba-tiba inspirasi datang tanpa aba-aba.

Itulah hebatnya sebuah tulisan. la mampu mencatatkan banyak kejadian pada untaian aksaranya. Alasan itu yang menjadikan seorang penulis jatuh cinta. Makanya ia tidak pernah berhenti berkarya. Karena kenangannya akan selalu rapi di dalam pikiran.

4.Tulisan mengabadikan ide-ide

ilustrasi buku dan pena (pixabay.com/mylns65hoasphn)

Ide-ide itu tidak terbatas. Tidak akan pernah ada habisnya. Apalagi di masa muda. la datang silih berganti. Setiap hari. Sangat disayangkan kalau ia tidak diikat lewat tulisan. Karena ia terlampau berharga jikalau hanya untuk disia-siakan. Sehingga yang pantas darinya adalah diabadikan lewat goresan aksara yang memukau.

Menulis adalah invertasi terbaik. Kamu menyimpan ide-ide kreatifmu. Lebih bagusnya lagi, tulisanmu itu penuh informasi dan inspirasi. Menyebarkan banyak manfaat untuk orang-orang. Begitu produktif dan proaktif. Bukan hanya untuk masa kini, tapi juga untuk menyongsong masa depan yang cerah.

5.Tulisan itu bisa menyihir pembaca

ilustrasi tulisan (pixabay.com/Nile)

Apa yang mungkin tidak disengaja adalah seorang penulis bisa menyihir pembacanya. la mengajak pembaca masuk ke dalam tulisannya. Kemudian pembaca merasa bahwa apa yang disampaikan relate dengan kehidupan yang dijalaninya. Jadinya ia menaruh simpati bahkan empati.

Secara tidak langsung, tulisan itu bisa menyentuh hati pembacanya. Mengerti apa yang sedang dialami oleh pembaca. Bahkan sampai menunjukkan solusi yang efektif. Hasilnya apa? Pembaca ingin mengucapkan terima kasih. Padahal belum pernah sekali pun berjumpa dengan sang penulis.

Demikianlah magisnya sebuah tulisan. Ia punya mantra kata-kata yang acap kali bikin pembacanya terhipnotis. Hingga menitipkan memori yang tidak akan pernah mati. Sebab selalu dikenang oleh penulis dan pembaca mereka sampai nanti.

Editorial Team