Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret jamur mematikan death cap yang memiliki nama ilmiah Amanita phalloides (commons.wikimedia.org/Stu's Images)

Jamur adalah organisme yang masuk ke dalam kingdom Fungi, berbeda dengan tumbuhan, jamur tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof atau tidak mampu membuat makanannya sendiri dan bergantung pada pihak lain. Meskipun dalam dunia kuliner sejumlah jamur dapat diolah menjadi sajian lezat, namun di dunia ini terdapat juga jamur yang sangat mematikan bila termakan oleh manusia dan gawatnya lagi sejumlah jamur beracun tersebut secara fisik memiliki tampilan visual yang sangat mirip dengan jamur yang dapat dikonsumsi. .

Salah satu jamur yang dikenal paling beracun dan mematikan di dunia adalah jamur yang dijuluki dengan nama the death cap yang dianggap bertanggung jawab terhadap sebagian besar kasus kematian akibat keracunan jamur. Dikutip dari laman Science, setiap tahun di Amerika Serikat (AS), jamur yang berasal dari family Amanitaceae dan memiliki nama ilmiah Amanita phalloides ini membunuh satu atau dua orang serta membuat banyak orang menjadi sakit. Kebanyakan dari mereka salah mengira bahwa jamur death cap tersebut merupakan jamur yang dapat dikonsumsi karena memiliki kemiripan tampilan visual dengan jamur yang biasa dikonsumsi. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang jamur the death cap yang racunnya sangat mematikan ini? Simak lima faktanya berikut ini, yuk!

1. Jamur yang berasal dari Eropa

potret jamur death cap yang didokumentasikan di wilayah Zalas, Polandia (commons.wikimedia.org/Krzysztof Ślusarczyk)

Menurut Britannica, jamur death cap merupakan spesies jamur beracun yang berasal asli (native) dari Eropa. Jamur tersebut tersebar luas di seluruh Benua Eropa serta di kepulauan wilayah Inggris. Pada suatu waktu jamur tersebut pernah dianggap berasal dari daerah-daerah lainnya hingga peneliti AS berhasil membuktikan dengan bukti sejarah dan DNA bahwa jamur death cap tersebut terbawa ke Amerika Utara melalui akar pohon impor. Saat ini jamur-jamur death cap tersebut dapat ditemukan di setiap benua kecuali Antartika.

Tampilan fisik jamur death cap terkadang agak mirip dengan spesies jamur lainnya yang tidak beracun. Jamur death cap memiliki tudung atau "topi" yang memiliki sejumlah warna dari kuning kehijauan hingga coklat, coklat kekuning-kuningan ataupun putih meskipun warna putih tersebut sangatlah langka. Juga dapat memiliki kilau seperti warna metalik seiring bertambahnya usia jamur tersebut atau karena kondisi lingkungannya yang kering. Tudung atau "topi" juga dikenal sebagai bentuk cendawan memiliki diameter 4 cm hingga16 cm, tudung tersebut pada awalnya berbentuk bulat atau oval dan menjadi cembung hingga datar seiring bertambahnya usia jamur. Daging bagian dalamnya berwarna putih dan tidak berubah warnanya ketika diiris.

2. Menyebar ke seluruh dunia dan bersifat invasif

Editorial Team

Tonton lebih seru di