Desi Anwar menerbitkan buku berjudul Hidup Sederhana yang terbit tahun 2014 silam dengan tebal 288 halaman. Buku ini merupakan kumpulan dari pengalaman pribadi penulis, kenangan masa kecil, hingga pengamatan sehari-hari dalam menemukan makna hidup.
Hidup sederhana bukan berarti tak ada kebahagiaan, tetapi bagaimana caranya meskipun sederhana kebahagiaan tetap hadir. Nah, buku karya Desi Anwar ini akan membuka perspektif, lho. Yuk intip cara menikmati kehidupan sederhananya!
Di beberapa judul tulisannya, penulis menyelipkan beberapa kisah masa kecilnya tentang beraneka macam hal. Lalu yang menarik, meskipun kisahnya bukan yang lucu ataupun membahagiakan tetapi dari kisahnya penulis mendapatkam pelajaran berharga, lho.
Meskipun hal yang pernah terjadi di masa lalu tidak mengenakkan, tetap dikenang oleh penulis. Kenangan tersebut bukan untuk dipendam sebagai amarah melainkan menjadi pendidikan bagi dirinya di masa mendatang. Kita juga bisa mengambil banyak pelajaran dari kisah tersebut.
"Sejak itu, setiap kali saya tidak mau berbagi, saya akan memastikan bahwa saya sendirian. Namun, begitu saya bersama orang lain, kejadian itu mengingatkan saya bahwa saya harus berbagi apapun yang saya punya dengan orang lain juga."
Di era yang penuh distraksi ini, kita seringkali tidak fokus pada hal yang sedang kita kerjakan. Tiba-tiba pikiran kita mengembara ke masa lalu atau masa depan sehingga lupa untuk menikmati diri kita di masa kini.
Maka cobalah untuk hadir sepenuhnya dalam melakukan apa yang kita lakukan saat itu juga seperti nasihat dalam buku ini. Jangan sampai pikiranmu mengembara mengendalikan dirimu, ya!
"Jika kita hadir di sini dan saat ini ketika melakukan sesuatu, bahkan hal yang paling sepele sekalipun, maka kualitas segala yang kita lakukan akan semakin baik, sebagaimana kondisi jiwa dan kualitas pikiran-pikiran kita. Sukacita dan rasa syukur pun akan menjadi fitrah alami keberadaan kita."
Sering kali kita malah fokus untuk merawat barang-barang yang kita miliki daripada merawat tubuh yang kita butuhkan. Padahal, melalui tubuh yang sehat dan bugar kita dapat merasakan banyak kebermanfaatan.
Maka, yuk manjakan tubuh dengan merawatnya, seperti memilih dan sadar tentang makanan yang kita makan karena akan berpengaruh pada tubuh kita di masa mendatang, berjalan kaki untuk mendapatkan kesehatan dan terhubung dengan alam yang membuat kita lebih relaks. Cobain, yuk!
"Melalui tubuh kita inilah kita merasakan kesenangan, kesakitan, dan kesehatan. Adalah dengan tubuh dan kelima indera, kita dapat mengapresiasi kekayaan hidup: sentuhan, citarasa, pemandangan, suara, dan aroma."
Kebahagiaan bisa kita temukan dari hal-hal sederhana lho, seperti misalnya berkebun, leyeh-leyeh, membaca, membuat album kenangan, bahkan memiliki hewan peliharaan pun menularkan kebahagiaan. Dari hal sederhana tersebut, kita juga dapat belajar hal baru dan menemukan pengalaman. Yuk, mulailah menemukan kegiatan sederhana yang membuatmu tersenyum dan bersemangat setiap harinya.
"Membaca itu kegiatan soliter tetapi sekaligus jauh dari kesepian. Kegiatan sederhana yang membuka pikiran kita ke kompleksitas dan kemungkinan yang tak terbatas; suatu keheningan yang membawa kita ke perjalanan-perjalanan di luar yang dapat kita bayangkan."
Memaknai kekehidupan yang sederhana bisa dimulai dengan mengubah perspektif kehidupanmu. Cara pandang akan suatu hal ternyata bisa memengaruhi penilaianmu, maka ketika kamu sedang mendapatkan kejadian yang tak mengenakkan sekalipun, cobalah untuk mengubah sudut pandangmu dalam melihat kejadiaan tersebut. Selalu ada hal yang patut disyukuri dalam hal apapun, kok.
"Ketimbang membuang-buang waktu dan energi untuk mencoba mengubah jalannya suatu kejadian, yang dapat kita lakukan adalah mengelola apa yang ada dalam kendali kita. Yaitu reaksi kita dan bagaimana kita memandang situasi tersebut."
Dari kelima cara untuk menikmati hidup sederhana, kamu bisa mulai dari hal-hal yang ada disekitarmu. Semoga dari membaca sepenggal insight dari buku Hidup Sederhana ini kita dapat menemukan makna kehidupan yang bahagia walaupun hidup dalam kesederhanaan. Kamu sudah baca bukunya belum?