2. Lingkungan sekitarnya diisi orang-orang kompetitif

ilustrasi lingkungan kompetitif (pexels.com/Christina Morillo)

Lingkungan kompetitif sebenarnya memiliki sisi yang baik. Kamu jadi termotivasi menunjukkan kemampuan secara maksimal. Tapi kebiasaan bersaing satu sama lain membuat seseorang lupa diri saat bekerja. Bagi mereka yang penting ambisi tercapai, meskipun harus mengorbankan waktu istirahat.

Lingkungan sekitar yang diisi orang-orang kompetitif juga menjadi alasan seseorang enggan menerapkan pola hidup seimbang. Ketika memutuskan beristirahat sebentar, takutnya tertinggal dengan yang lain. Kamu mengikuti pola kerja mereka yang tidak memiliki waktu istirahat. Tujuan utama dari kehidupan hanya untuk menjadi yang paling unggul.

3. Terbawa pengaruh lingkungan sekitar yang suka bermalasan

ilustrasi bermalasan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lingkungan sekitar turut mempengaruhi karakter dan kebiasaan seseorang. Berada di lingkungan yang dipenuhi orang-orang inspiratif, kamu termotivasi selalu memanfaatkan waktu dengan baik. Kondisi sebaliknya terjadi ketika kamu terjebak di lingkungan yang dipenuhi orang-orang bermalasan. Pasti ikut pengaruhnya juga.

Ketika kamu terbawa pengaruh lingkungan sekitar yang suka bermalasan, keteraturan hidup jadi berantakan. Pada akhirnya kamu enggan menerapkan pola hidup yang seimbang. Menjadi orang yang rajin di tengah mereka yang suka bermalasan terkesan aneh. Baru sebentar memulai pekerjaan sudah terasa bosan. 

4. Tidak terlalu memperdulikan beribadah

ilustrasi shalat (pexels.com/Pir Sumeyra)

Pada kenyataannya banyak orang suka meremehkan ibadah. Apalagi saat sudah larut dalam suatu kesibukan. Mereka menyayangkan jika waktu bekerja jadi terpotong. Bahkan satu menit pun oleh mereka dianggap sebagai waktu yang sangat berharga. Tidak satu dua orang yang memiliki pemikiran seperti ini. Namun ada banyak dan lumrah dijumpai.

Hal inilah yang membuat seseorang enggan menerapkan pola hidup seimbang. karena dalam pikirannya sudah tertanam jika ibadah itu tidak perlu. Bahkan untuk meluangkan waktu lima menit saja merasa keberatan. Padahal ibadah tidak akan membuat dirimu rugi. Sebaliknya, hati dipenuhi ketenangan dan kenyamanan. Ibadah juga bisa jadi sandaran saat kamu sedang terpuruk.

Baca Juga: Waspada, Ini Kesesatan Berpikir yang Sering Muncul di Tahun Politik

5. Tidak suka menjalani hidup dalam kedisiplinan

ilustrasi orang tertekan (pexels.com/Cottonbro studio)

Karakter dan pembawaan orang memang berbeda-beda. Begitu juga dengan pola pikir dan sudut pandang yang menyertai. Beberapa orang sangat mencintai keteraturan. Mereka mengharuskan hidupnya terencana secara detail. Adapun sebagian yang lain kurang menyukai hidup dalam kedisiplinan. Dalam prinsipnya, biarkan kehidupan mengalir apa adanya.

Tentu ini jadi alasan seseorang enggan menerapkan pola hidup seimbang. Karena mereka kurang suka menjalani hidup dalam kedisiplinan. Segala sesuatu yang tertata dan terencana membuat dirinya merasa terkekang. Sosok seperti mereka ini mendambakan kebebasan tanpa terikat aturan apapun. Pokoknya asal ikut ke mana
arus membawa.

Keseimbangan hidup memang penting diperhatikan. Tapi tidak semua orang bersedia menerapkannya. Beberapa beranggapan pola hidup yang seimbang itu susah diwujudkan karena padatnya rutinitas. Bahkan sebagian yang lain terlena dalam kemalasan. Ada juga yang memang kurang menyukai kedisiplinan. Kalau kamu termasuk orang yang suka meremehkan keseimbangan hidup, yuk sekarang mulai berbenah.

Baca Juga: 5 Tanda Orang Sekitar Gagal Mengayomi dan Menjaga Lingkungannya