3 Dampak Psikologis dari 'Hustle Culture' yang Perlu Diwaspadai

Di zaman sekarang, hustle culture atau budaya kerja tanpa henti semakin populer, terutama di kalangan generasi muda. Prinsipnya sederhana: bekerja keras, terus produktif, dan selalu sibuk dianggap sebagai tanda kesuksesan. Meskipun terlihat menginspirasi, hustle culture ternyata membawa dampak negatif pada kesehatan mental.
Ketika terus-menerus memaksakan diri, tubuh dan pikiran perlahan-lahan lelah tanpa disadari. Yang lebih parah, banyak orang menganggap istirahat sebagai kelemahan, padahal sebenarnya tubuh kita butuh waktu untuk pulih.
Nah, inilah tiga dampak psikologis dari hustle culture yang wajib diperhatikan agar tetap seimbang dalam hidup.
1. Burnout yang menguras emosi
Terjebak dalam hustle culture sering kali membuat orang mengalami burnout, atau kelelahan mental yang ekstrem. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa lelah yang tidak hilang meskipun sudah tidur cukup. Rasanya seperti energi habis terkuras, dan semua tugas terasa semakin berat untuk diselesaikan.
Lebih parah lagi, burnout dapat menyebabkan seseorang kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka nikmati. Saat burnout melanda, emosi jadi lebih sulit dikendalikan, mulai dari gampang marah hingga tiba-tiba merasa sedih tanpa sebab. Kalau sudah begini, produktivitas malah menurun drastis.