Kerap Disamakan, Ini 3 Perbedaan Copywriting dan Content Writing

- Perbedaan antara copywriting dan content writing terletak pada tujuan penulisannya. Copywriting persuasif untuk meningkatkan penjualan, sementara content writing memberi informasi, edukasi, atau menghibur.
- Copywriting dapat ditempatkan pada platform digital maupun non digital, seperti video, banner, promosi. Sementara content writing biasanya hanya ditempatkan pada platform digital saja, seperti blog dan media sosial.
Dalam dunia kerja, copywriting dan content writing sering kali disamakan. Padahal, keduanya punya perbedaan yang signifikan. Bagi kamu yang mau berkarier di bidang kreatif, kamu harus mengetahui perbedaannya.
Dengan mengetahui perbedaan antara copywriting dan content writing, kamu dapat mengaplikasikan pengetahuanmu dengan efektif. Apa saja perbedaanya? Simak penjelasan berikut!
1.Tujuan copywriting dan content writing

Perbedaan pertama terletak pada tujuan penulisannya. Dalam copywriting harus ditulis dengan persuasif karena bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Contohnya adalah promosi dan iklan. Copywriting juga disertai Call to Action (CTA) untuk mengajak audiens melakukan tindakan.
Tujuan content writing sangat berlainan dengan copywriting. Jika copywriting ditulis untuk tujuan komersial, content writing dibuat untuk memberi informasi, edukasi, atau menghibur audiens. Content writing sering kali menekankan pada SEO untuk meningkatkan visibilitas situs web di mesin pencari.
2.Penempatan copywriting dan content writing

Perbedaan berikutnya ada pada penempatan. Copywriting dapat ditempatkan pada platform digital maupun non digital. Contohnya berupa video, banner, billboard, promosi, hingga caption.
Bagaimana dengan content writing? Content writing biasanya ditempatkan pada platform digital saja. Contohnya adalah blog, artikel, atau media sosial.
3.Perbedaan format penulisan

Copywriting harus ditulis ringkas tapi jelas, maksimal dua kalimat, serta menggunakan rima. Format penulisan ini bertujuan agar pesan dalam promosi mudah diingat dan menarik perhatian audiens. Contoh copywriting yaitu, “Bisnis makin besar tanpa bikin kantong megar!”
Sebaliknya, content writing umumnya ditulis dengan panjang 500-2500 kata. Tujuannya agar topik atau informasi dapat disampaikan dengan lengkap dan jelas. Contoh content writing adalah artikel-artikel yang tersedia di situs IDN Times.
Setiap jenis penulisan memiliki keunggulan masing-masing. Pengetahuan ini akan membantumu untuk memilih jenis penulisan yang cocok untuk kebutuhanmu. Dengan begitu, kamu dapat meningkatkan efektivitas kinerjamu.