Kalau kamu berprofesi sebagai karyawan atau pekerja, cuti adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu. Kendati menjadi hak, cuti sendiri disesuaikan dengan posisi dan jabatanmu. Jadi kalau kedudukanmu makin tinggi, jatah cutinya pun makin banyak
Tapi ada satu masalah klasik. Saat mengajukan cuti, manajer sering banget nanyain apa alasan dan kepentingan sampai harus rehat dari aktivitas kantor. Padahal sebenarnya, kamu berhak untuk gak menjawabnya secara rinci. Ya ini sih tergantung kesepakatan dengan kantor, seperti yang tertuang dalam kontrak kerja.
Reporter rubrik gaya hidup Huffington Post, Brittany Wong, mengumpulkan alasan-alasan sehingga kamu sebenarnya gak perlu merinci alasan cutimu.