Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lingkungan yang tidak mendukung (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Batasan penting untuk melindungi kesehatan mental di lingkungan kerja toxic.
  • Fokus pada tugas dan tanggung jawab yang dapat dikendalikan untuk tetap produktif.
  • Dukungan dari rekan kerja, teman di luar kantor, atau profesional sangat diperlukan dalam menghadapi situasi tersebut.

Bekerja di lingkungan yang toxic bisa menjadi tantangan besar, baik secara mental maupun emosional. Konflik antar rekan kerja, atasan yang tidak suportif, atau budaya kerja yang tidak sehat dapat membuat seseorang merasa tertekan. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi itu bisa berdampak pada kesehatan mental dan produktivitas.

Namun, bukan berarti kita harus langsung menyerah atau terbawa arus negatif. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk tetap bertahan tanpa kehilangan akal sehat. Berikut lima tips yang dapat membantu kita menghadapi lingkungan kerja yang toxic dengan lebih bijak.

1. Menetapkan batasan yang jelas

ilustrasi menetapkan batasan pribadi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Di lingkungan kerja yang toxic, batasan sangat penting untuk melindungi kesehatan mental. Jangan biarkan tekanan dari atasan atau rekan kerja membuat kita merasa terbebani di luar kapasitas. Belajarlah untuk mengatakan 'tidak' jika tugas atau tanggung jawab yang kita emban sudah di luar batas wajar.

Selain itu, batasi interaksi dengan orang-orang yang membawa energi negatif. Jika memungkinkan, hindari terlibat dalam gosip atau konflik yang tidak perlu. Dengan menetapkan batasan yang jelas, kita bisa tetap profesional tanpa terjebak dalam drama kantor.

2. Fokus pada pekerjaan dan pengembangan diri

ilustrasi perempuan fokus bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika lingkungan kerja terasa tidak sehat, fokus saja pada tugas dan tanggung jawab yang kita miliki. Jangan biarkan hal-hal di luar kendali mengganggu kinerja kita. Dengan tetap produktif, maka kita bisa menunjukkan profesionalisme tanpa perlu terpengaruh oleh energi negatif di sekitar.

Selain itu, gunakan waktu untuk mengembangkan keterampilan dan menambah pengalaman. Mengikuti pelatihan tertentu bisa menjadi cara untuk tetap berkembang meskipun berada di lingkungan kerja yang kurang mendukung. Dengan begitu, kita tetap memiliki nilai lebih jika suatu saat ingin mencari peluang yang baru.

3. Mencari dukungan dari orang yang dipercaya

ilustrasi dukungan dari orang yang tepat (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Menghadapi lingkungan kerja yang toxic bisa menjadi beban jika harus dijalani sendirian. Carilah dukungan dari rekan kerja yang memiliki pemikiran positif atau dari teman di luar kantor. Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya bisa membantu mengurangi tekanan dan mendapatkan perspektif baru.

Selain itu, jika masalah semakin berat, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan mentor atau profesional. Terkadang, mendapatkan sudut pandang dari orang lain bisa membantu menemukan solusi yang lebih baik. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa lingkungan kerja sudah terlalu berdampak pada kesehatan mental.

4. Mengelola stres dengan tepat di luar jam kerja

ilustrasi melakukan hobi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lingkungan kerja yang toxic bisa menguras energi, tetapi jangan biarkan hal itu mengganggu kehidupan pribadi kita. Setelah jam kerja, lakukan aktivitas yang bisa membantu meredakan stres, seperti olahraga, meditasi, atau menjalani hobi. Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting agar kita tidak semakin tertekan.

Pastikan juga untuk mengatur waktu istirahat dengan baik. Tidur yang cukup dan mengatur pola makan sehat dapat membantu kita dalam menjaga kondisi fisik dan mental tetap stabil. Dengan mengelola stres dengan baik, kita bisa lebih kuat menghadapi tantangan di tempat kerja.

5. Pertimbangkan pilihan untuk pergi jika tidak ada perubahan

ilustrasi mempertimbangkan pilihan (pexels.com/Kindel Media)

Jika lingkungan kerja sudah terlalu toxic dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, mempertimbangkan untuk pindah bisa menjadi langkah terbaik. Tidak ada gunanya bertahan di tempat yang terus menguras kesehatan mental dan membuat kita merasa tidak dihargai. Karier yang baik sudah semestinya membawa pertumbuhan, alih-alih beban yang berkepanjangan.

Sebelum mengambil keputusan tersebut, pastikan kita menyiapkan rencana yang matang, seperti mencari peluang kerja baru atau meningkatkan keterampilan. Jangan ragu untuk melakukannya demi kesejahteraan jangka panjang. Ingat, kita berhak mendapatkan tempat kerja yang mendukung perkembangan dan kebahagiaan.

Menghadapi lingkungan kerja yang toxic memang tidak mudah, tetapi dengan cara yang tepat, kita bisa tetap bertahan tanpa merusak kesehatan mental. Menerapkan kelima hal di atas dapat membantu kita tetap profesional di tengah situasi yang sulit. Ingatlah, bahwa kesehatan mental lebih berharga daripada bertahan di tempat yang tidak menghargai diri kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team