Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bos (pexels.com/Christina Morillo)
Ilustrasi bos (pexels.com/Christina Morillo)

Intinya sih...

  • Pemimpin narsistik haus akan pengakuan dan pujian, membuat anggota tim merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi.

  • Pemimpin narsistik tidak mampu menerima kritik, menganggapnya sebagai serangan terhadap harga dirinya.

  • Pemimpin narsistik kurang empati terhadap anggota tim, fokus pada kebutuhan dan ambisinya sendiri.

Pemimpin yang baik seharusnya menjadi teladan, pendengar yang andal, dan penggerak pertumbuhan bersama. Namun, pemimpin yang memiliki kecenderungan narsistik justru sering kali menjadi penghambat utama terciptanya tim yang solid.

Kepemimpinan narsistik bukan hanya soal mencintai diri sendiri secara berlebihan tetapi juga soal pola interkasi yang merusak dinamika kerja dan kepercayaan tim. Berikut adalah lima ciri pemimpin narsistik yang patut diwaspadai karena sering kali gagal membangun kekompakan tim.

1. Selalu ingin menjadi pusat perhatian

ilustrasi bos (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pemimpin narsistik haus akan pengakuan dan pujian. Mereka akan terus mencari agar semua pencapaian tim terlihat sebagai hasil kerja pribadinya. Akibatnya, anggota tim merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi karena kontribusinya tidak pernah diakui.

Tentu ini akan bikin anggota jadi tiak nyaman dengan sikap pemimpin narsistik yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Tentu saja pemimpin seperti ini akan gagal dalam mengarahkan anggota timnya.

2. Tidak mampu menerima kritik

ilustrasi bos (pexels.com/ Jonathan Borba)

Sudah menjadi keharusan bagi pemimpin tahan akan kritikan. Demi kepemimpinan yang sehat, kritikan menjadi hal yang dapat membangun pertumbuhan tim. Namun, seorang narsistik tidak mampu menerima kritik sama sekali.

Alih-alih melihat kritik sebagai masukan untuk perbaikan, pemimpin narsistik cenderung menganggapnya sebagai serangan terhadap harga dirinya. Ia akan bersikap defensif, menyalahkan orang lain, atau bahkan memutuskan hubungan kerja dengan orang yang berani mengkritik.

3. Kurang empati terhadap anggota tim

ilustrasi bos sukses (pexels.com/CoWomen)

Pemimpin yang narsistik tidak peduli akan bagaimana kondisi para tim. Ini lantaran mereka tidak begitu memperhatikan kebutuhan para anggotanya. Tandanya pemimpin narsistik kurang empati terhadap anggota tim.

Pemimpin jenis ini lebih fokus pada kebutuhan dan ambisisnya sendiri disbanding kesejahteraan tim. Ia sulit memahami perasaan, tekanan, atau kebutuhan individu lain. Hal ini menciptakan jarak emosional yang membuat tim tidak merasa aman atau didengar.  

4. Menggunakan anggota tim untuk kepentingan pribadi

ilustrasi bos tukang suruh (pexels.com/August de Richelieu)

Dalam banyak kasus, pemimpin narsistik memperlakukan anggotanya sebagai alat untuk meraih ambisi pribadi. Ia tidak ragu mendelegasikan tugas berat tanpa dukungan yang memadai, dan akan meninggalkan anggota tim ketika tidak lagi dianggap menguntungkan. Ini yang bim tim jadi sulid untuk solid.

Padahal anggota tim yang bekerja juga butuh pengakuan dari pemimpin. Jika hal tersebut tidak didaptkan maka akan membuat tim jadi tidak bisa royal.

5. Menghalangi kolaborasi dan pertumbuhan tim

ilustrasi bos sukses (pexels.com/CoWomen)

Karena takut posisinya terancam, pemimpin narsistik kerap enggan memberi ruang bagi anggota tim untuk berkembang. Ia menolak ide yang bukan berasal darinya dan menciptakan suasana kompetitif yang tidak sehat. Bukannya memperkuat kerja sama, ia justru memecah belah potensi sinergi tim.

Pemimpin narsistik dengan sengaja menghalangi kolaborasi dan pertumbuhan tim. Pemimpin seperti ini akan tidak disukai oleh anggota timnya karena sikapnya yang tidak supportif.

Menumbuhkan tim yang solid membutuhkan pemimpin yang rendah hati, terbuka, dan mampu memfasilitasi pertumbuhan bersama. Jika pemimpin justru menjadi pusat masalah, maka perubahan kepemimpinan atau penguatan budaya organisasi yang sehat menjadi kunci untuk menciptakan tim yang tangguh dan harmonis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team