Sering Digunakan, Dari Mana Sih Asal Kata "Mudik" dan "Lebaran"?

Kamu sudah tahu tentang ini apa belum?

Makassar, IDN Times - "Mudik" dan "Lebaran," dua kata tersebut selama beberapa hari ini pasti sering kamu dengar atau baca. Entah di radio, televisi, atau sekadar tulisan di media sosial. Dua kata itu seolah-olah melekat dengan Idul Fitri--hari raya jutaan pemeluk Islam di seluruh dunia setelah menjalani bulan Ramadan.

Tapi, kamu tahu tidak darimana asal-usul istilah "mudik" dan "lebaran"? Nah, kalau belum, berikut IDN Times menyajikan secuplik penjelasannya. Sekalian menambah wawasan tentang kearifan lokal, kan?

1. Mudik, yang katanya berasal dari Betawi

Sering Digunakan, Dari Mana Sih Asal Kata Mudik dan Lebaran?ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Mudik, menurut KBBI, adalah kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Meski belakangan istilah "pulang kampung" (akronim: pulkam) turut digunakan, namun istilah "mudik" seolah sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Tapi muncul sebuah pertanyaan: dari mana kata itu tercipta?

Menurut budayawan Betawi, Ridwan Saidi, dalam buku Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya (1997), istilah mudik lahir dari lidah orang Betawi penduduk Batavia. Kata "udik", yang berarti "selatan atau hulu," turut digunakan untuk menandai nama kawasan seperti Meruya Udik di selatan dan Meruya Ilir di utara.

Keberadaan sungai sebagai nadi aktivitas ekonomi warga turut berperan dalam lahirnya istilah ini. Lantaran hasil bumi dan buah-buahan Batavia datang dari selatan tembok kota (tak heran ada kawasan Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kemanggisan, dan lain-lain), maka para petani dan pedagang mengangkut hasil buminya ke kota menggunakan perahu.

Dan, muncullah istilah hilir-mudik atau bolak-balik, sebuah aktivitas di mana para petani/pedagang mondar-mandir dari kota ke ladang dan sebaliknya, demi menyambung hidup. Lepas kata "hilir" dan terciptalah "mudik". Menarik bukan?

Baca Juga: Maleppe', Tradisi Lebaran Sulsel yang Unik

2. Lebaran, dari Hindu hingga lidah Jawa

Sering Digunakan, Dari Mana Sih Asal Kata Mudik dan Lebaran?ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Bagaimana dengan "lebaran"? Berbeda dengan "mudik", sinonim lidah Indonesia untuk Idul Fitri disebut lahir dari tradisi agama Hindu. M.A. Salmun, sastrawan Sunda legendaris di dekade 1960-an, pada 1954 menulis jika akar kata "lebaran" sesungguhnya adalah tradisi umat Hindu untuk menandai berakhirnya puasa. Lebaran di sini berarti "selesai, usai atau habis".

Agaknya ini jadi salah satu taktik Wali Songo agar para pemeluk Hindu yang baru saja memeluk Islam bisa beradaptasi dengan kepercayaan barunya.

Beda lagi dengan orang Jawa. Lebaran dianggap berasal dari kata "wis bar" yang bermakna "sudah selesai". "Bar" sendiri ialah kependakan dari "lebar" yang mengandung arti serupa dengan kata sebelumnya. Apa yang selesai? Tentu saja bulan Ramadan. Namun, istilah yang mereka gunakan untuk mengucap Selamat Hari Raya Idul Fitri adalah "Sugeng Riyadin".

Di sisi lain, orang Betawi memaknai lebaran secara filosofis. Dengan kata dasar "lebar", Idul Fitri berarti keluasan atau kelegaan hati setelah berpuasa sekaligus kegembiraan menyambut hari kemenangan.

3. Beda daerah, beda istilah, beda arti

Sering Digunakan, Dari Mana Sih Asal Kata Mudik dan Lebaran?ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang

Beberapa daerah turut menggunakan istilah lokal untuk menyebut Idul Fitri. Di Madura, ada "Tellasan Aghung" yang berarti "perayaan besar", merujuk pada kegembiraan ditambah suasana sukacita umat Islam sedunia menyambut hari pertama bulan Syawal dalam penanggalan kalender Hijriyah.

Sementara di Sulawesi Selatan, khususnya Bugis-Makassar, mengenal "Maleppe'" yang mengandung artian "melepas". Yang dilepas tentu saja adalah dosa-dosa dalam diri sendiri serta melepaskan (atau lebih tepatnya mengikhlaskan) dosa orang lain dengan cara memberi maaf.

Bagaimana? Menarik bukan? Atau kamu punya cerita asal-usul versi lain?

Baca Juga: Gubernur Sulsel Salat Idul Fitri di Lapangan Karebosi

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya