Makassar Biennale Merambah Seni Musik, Rilis Album Kompilasi

Berasal dari buku "Riwayat Gunung dan Silsilah Laut"

Makassar, IDN Times - Agenda Makassar Biennale (MB) 2023 rupanya belum berhenti meski tahun sudah berganti. Pada 1 Februari 2024 lalu, mereka merilis sebuah proyek baru. Bukan instalasi seni, melainkan sebuah album kompilasi bertajuk Riwayat Gunung dan Silsilah Laut.

Album berisi tujuh lagu ini lahir dari salah satu program MB 2023 bernama KLAB Musik (Kelola Berkelanjutan Musik). Diharapkan ini menjadi jawaban atas tantangan internal MB untuk mengelola program yang diproyeksikan akan mandiri.

"Makassar Biennale berusaha untuk bermain lebih luas, tidak selesai mencari. Platform ini dicita-citakan tidak hanya sekali ini, tapi kami merencanakan memakai metode kerja bersama ini terus menerus, dalam jangka waktu yang panjang. MB ingin menjadi musisi juga ambil bagian dari MB," jelas Direktur MB, Anwar Jimpe Rachman, dalam keterangan pers yang diterima IDN Times pada Sabtu (17/4/2024).

1. Inspirasi seluruh lagu dalam album kompilasi berasal dari buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut

Makassar Biennale Merambah Seni Musik, Rilis Album KompilasiSampul buku "Riwayat Gunung dan Silsilah Laut" yang diterbitkan Yayasan Makassar Biennale pada Maret 2023. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Sebanyak tujuh band dan musisi Indonesia Timur dari beragam genre dilibatkan dalam penggarapan album kompilasi ini. Yakni Bunyi Waktu Luang, D'Elite, Frontxside, Hirah Sanada, Minor Bebas, Pelantun Keroncong (Pelakor) serta Vinale yang berisi duo musisi Saleh Hariwibowo dan Viny Mamonto.

Mereka diminta oleh MB untuk membuat karya musik baru dalam bentuk musik dan lagu sebagai respons atas penelitian lima kota penyelenggara MB 2023 (Makassar, Nabire, Labuan Bajo, Parepare dan Pangkep). Semua terangkum dalam buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut yang diluncurkan pada Maret 2023 lalu, menjelang helatan MB.

Digarap selama beberapa bulan, karya-karya tersebut sudah pernah dibawakan live oleh para musisinya pada penutupan MB 2023 di Kota Makassar, 9 September 2023.

2. Program KLAB Musik jadi bentuk saling dukung antara MB dan para musisi di Indonesia Timur

Indhar Saputra, vokalis band hardcore Frontxside, mengaku tertantang dengan ajakan kolaborasi MB. Menurutnya, ini adalah bentuk saling mendukung antara musisi di Makassar dengan MB. Baik dari promosi, panggung dan bentuk-bentuk lainnya.

Radit, vokalis-gitaris unit rock Minor Bebas, menyatakan bahwa visi kolaborasi ini adalah sebentuk kerja berkelanjutan. Terlebih saat pandemi, banyak kegiatan dan karya musisi yang terpaksa harus ditunda.

"Melibatkan 'non-musisi' menjadi satu kegiatan yang menarik. Tinggal membicarakan sisi teknis dan pola-pola kerja selanjutnya," ungkap Radit tentang album kompilasi Riwayat Gunung dan Silsilah Laut.

3. Jadi ajang para musisi untuk memperkenalkan karya masing-masing secara lebih luas

Makassar Biennale Merambah Seni Musik, Rilis Album KompilasiProses kreatif grup hiphop D'Elite Crew saat menggarap lagu untuk album kompilasi "Riwayat Gunung dan Silsilah Laut" pada Maret 2023. (Instagram.com/delite_music)

Aqil, salah satu personel kelompok hiphop D'Elite Crew, mengatakan program ini sebuah terobosan bagus lantaran genre musik yang mereka usung belum terlalu dikenal di Makassar. Grup yang sempat mencoba peruntungan di ajang Indonesia's Got Talent 2023 tersebut berharap album kompilasi ini menjadi ajang perkenalan yang tepat.

Sementara itu, solois Hirah Sanada menyambut hangat kolaborasi dengan MB. "Sebagai musisi yang tergolong baru, ajakan kolaborasi ini sebagai apresiasi. Kesempatan untuk memperkenalkan bentuk musik baru yang dibawakan, juga memperkenalkan bahwa 'musik' tidak harus lekat dengan panggung," tanggapnya.

Berisi 7 lagu dengan warna berbeda-beda, kompilasi Riwayat Gunung dan Silsilah Laut sudah bisa didengarkan melalui Spotify, YouTube Music, Apple Music, Joox dan TikTok.

Baca Juga: Simposium Makassar Biennale 2023: Mengupas Dampak Pembangunan Pesisir

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya