5 Penyanyi Lawas asal Sulsel yang Selalu Dikenang, Ada Idolamu?

Dari Andi Meriem Mattalatta sampai Muchsin Alatas

Makassar, IDN Times - Makassar dan Sulawesi Selatan memang dikenal sebagai tempat kelahiran banyak penyanyi berbakat. Tradisi ini sudah dimulai sejak dekade 1970-an, dan terus berlanjut hingga sekarang.

Sejumlah nama berhasil memikat hati dan telinga pencinta musik dengan piringan hitam hingga kaset. Stasiun radio dan televisi juga tak ketinggalan untuk memutar lagu-lagu mereka hingga sekarang.

Siapa saja dari "para perantau" yang berhasil membuat Sabang hingga Merauke terpukau dengan suara emas mereka? Memperingati Hari Musik Nasional pada 9 Maret, berikut ini IDN Times memilih lima sosok yang paling mencolok di antara begitu banyak talenta dari zaman lawas.

Baca Juga: Kenapa Orang Suka Bernostalgia dengan Musik Jadul? Ini 5 Penjelasannya

1. Andi Meriem Mattalatta, dikenal sebagai Mutiara dari Selatan

5 Penyanyi Lawas asal Sulsel yang Selalu Dikenang, Ada Idolamu?Sampul album Pop Indonesia Vol. 4 oleh Andi Meriem Mattalatta yang dirilis pada tahun 1978. (Dok. Istimewa)

Andi Sitti Meriem Nurul Kusumawardhani Mattalatta lahir di Makassar pada 31 Agustus 1957. Anak dari tokoh pejuang-olahraga Andi Mattalatta ini mencuri perhatian ketika berhasil mencapai sepuluh besar kompetisi penyanyi pop nasional pada tahun 1973.

Nama solois berdarah Bugis ini semakin dikenal luas pada tahun 1979 berkat album Bahtera Asmara terbitan Musica Records. Andi Meriem dibimbing langsung oleh empat maestro musik dalam album tersebut. Mulai dari Fariz RM, Yockie Soeryoprajogo, Chrisye hingga Guruh Soekarnoputra.

Sepanjang dua dekade karier musiknya, Andi Meriem melahirkan 18 album ditambah 3 kompilasi. Beberapa lagu andalannya seperti Sejuta Rindu, Langkah Kemuka, Bahtera Asmara, Januari yang Biru, dan Mudahnya Bilang Cinta. Ia juga dikenal dengan julukan Mutiara dari Selatan berkat paras dan suaranya.

Andi Meriem Mattalatta meninggal di Zoetermeer, Belanda, pada 4 Juni 2010 di usia 52 tahun akibat komplikasi diabetes. Ribuan orang mengantar jenazahnya saat dimakamkan di Kabupaten Barru.

2. Ismi Azis, late bloomer yang mencuri perhatian

5 Penyanyi Lawas asal Sulsel yang Selalu Dikenang, Ada Idolamu?Sampul album "Aku Rindu" oleh Ismi Azis yang dirilis pada tahun 1994. (Dok. Istimewa)

Pemilik nama lengkap Setia Ismiati Aziz itu disebut banyak kritikus sebagai late bloomer, atau telat mencapai popularitas. Meski sudah aktif dalam dunia musik sejak pertengahan 1980-an, namanya baru mulai melambung menjelang tahun 1990.

Namanya semakin terkenal berkat lagu Kasih, salah satu materi dalam album Hanya Satu yang rilis di tahun 1994. Ini membawanya tampil mengisi berbagai acara di stasiun televisi dan radio. Sukses ini diikuti oleh tembang Aku Rindu ciptaan Indra Lesmana, dari album berjudul sama, setahun berselang.

Ismi yang lahir di Makassar pada tanggal 27 November 1965 merilis total lima album. Cinta Kita (1995) menjadi album terakhir sebelum ia pelan-pelan menekuni karier di dunia bisnis.

3. Machica Mochtar, musik dangdut membawa popularitas

5 Penyanyi Lawas asal Sulsel yang Selalu Dikenang, Ada Idolamu?Sampul album "Semua Untukmu" oleh Machica Mochtar yang dirilis pada tahun 1996. (Dok. Istimewa)

Jika menepikan segala kontroversi, Machica Mochtar tetap dikenal publik sebagai penyanyi dangdut tersohor dekade 1990-an. Pada album debutnya yang berjudul Hanyalah Satu (1994), perempuan yang lahir di Sengkang pada 20 Maret 1970 ini memilih genre pop balada.

Sayang, tanggapan dari para pencinta musik pada album tersebut ternyata biasa-biasa saja. Seiring dengan meroketnya popularitas dangdut di akhir dekade 1990-an, Machica mengambil langkah berani. Ia beralih genre musik ke dangdut untuk menyesuaikan dengan selera pasar.

Keputusan tersebut berakhir manis. Lagu Semua Untukmu, dari album Ilalang yang dirilis pada tahun 1997, mendapat sambutan yang luar biasa. Terbilang unik lantaran genre musik yang tekuni di awal kariernya adalah pop dan rock.

Kabar terbaru, Machica mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Jawa Barat di Daerah Pemilihan III pada Pemilu 2024 lalu. Ia maju lewat Partai Solidaritas Indonesia dengan nama Hj. Aisyah Mochtar.

4. Maya Rumantir, salah satu ikon pop dekade 1980-an

5 Penyanyi Lawas asal Sulsel yang Selalu Dikenang, Ada Idolamu?Sampul album "Di Hatinya Masih Ada Rindu" oleh Maya Rumantir yang dirilis pada tahun 1987. (Dok. Istimewa)

Maya Olivia Rumantir, yang lahir di Makassar pada tanggal 2 April 1954, jadi salah satu penyanyi tersohor pada dekade 1980-an. Penyanyi berdarah Minahasa tersebut memulai karier di bidang tarik suara dengan mengikuti lomba tarik suara di tingkat provinsi.

Album Rindunya Hatiku yang rilis pada tahun 1981 menjadi titik awal pecinta musik berkenalan dengan Maya. Ia terhitung sebagai seorang penyanyi yang produktif, dengan sepuluh album yang dirilis hanya dalam kurun waktu enam tahun. Beberapa hits andalannya meliputi Daun-Daun Kering, Kasihku, Kau yang Di Sana, Bimbang (duet dengan Rano Karno), Tuhan Bawalah Cintaku, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya berkarier di dunia musik, Maya Rumantir merambah dunia perfilman dengan berperan dalam film-film seperti Nostalgia di SMA (1980) dan Cinta di Balik Noda (1984). Kini, ia menjabat sebagai anggota DPD 2019-2024 perwakilan Sulawesi Utara.

5. Muchsin Alatas, musisi dengan segudang talenta

5 Penyanyi Lawas asal Sulsel yang Selalu Dikenang, Ada Idolamu?Sampul album "Kawin Lari" oleh Muchsin Alatas bersama Betharia Sonata yang rilis pada dekade 1970-an. (Dok. Istimewa)

Daftar pendek ini ditutup dengan Muchsin Alatas, artis asal Sulawesi Selatan yang lebih dulu dikenal luas oleh publik. Lahir di Makassar pada 3 Februari 1943, ia jalani debut sebagai penyanyi bergenre pop balada di dekade 1960-an akhir. Kolaborasinya dengan penyanyi muda sekaligus istrinya kelak, Betharia Sonata, menghasilkan sejumlah lagu populer. Sebut saja Hatiku Hatimu, Burung Murai, dan Bermain Tali.

Sebagai solois, Muchsin telah menghasilnya 37 album, 11 diantaranya merupakan album duet bersama Betharia Sonata. Kian menarik lantaran ia dan Betharia "dijodohkan" dengan para produser label rekaman Remaco untuk sebuah proyek duet tahun 1969. Ternyata, hubungan mereka berlanjut ke jenjang serius dan menikah pada 22 April 1972 di Solo.

Muchsin kembali tenar pada dekade 1990-an. Ia turut andil dalam kebangkitan musik dangdut saat itu bersama sejumlah biduan. Sebut saja Meggy Z, Caca Handika, Mansyur S, Evie Tamala hingga Cici Paramida. Penyanyi berdarah Bugis-Arab yang kini berusia 80 tahun tersebut sedang menjalani peran sebagai kakek untuk para cucunya.

Nah, itu tadi lima penyanyi kelahiran Makassar yang merintis jalan ke panggung nasional pada dekade 1960-an hingga 1990-an.

Baca Juga: Cerita Inka, Penikmat Musik Jadul yang Koleksi Ratusan Kaset Pita

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya