5 Fakta tentang  Gangguan Mood yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Penyakit fisik yang sering diabaikan

Kamu pernah merasa sedih, marah, atau bahagia tanpa alasan yang jelas? Atau kamu merasa mood kamu naik turun seperti roller coaster? Jika ya, mungkin kamu mengalami gangguan mood.

Gangguan mood adalah istilah umum untuk berbagai kondisi yang mempengaruhi perasaan dan emosi kita. Gangguan mood bisa membuat kita merasa tidak nyaman, tidak berdaya, atau bahkan berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain. Gangguan mood juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari kita, seperti belajar, bekerja, atau bersosialisasi.

Namun, gangguan mood bukanlah hal yang harus kamu malu atau takut. Gangguan mood adalah penyakit yang bisa diobati dan diatasi. Kamu tidak sendirian dalam menghadapi gangguan mood. Banyak orang di seluruh dunia yang mengalaminya dan berhasil menjalani hidup yang normal dan bahagia. Kamu juga bisa melakukannya dengan mencari bantuan profesional dan dukungan sosial.

Untuk membantu kamu lebih memahami seputar gangguan mood, berikut adalah lima fakta yang mungkin belum kamu ketahui:

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Memperburuk Kecemasan, Hindari!

1. Gangguan mood adalah penyakit fisik

5 Fakta tentang  Gangguan Mood yang Mungkin Belum Kamu Tahuilustrasi marah (pexels.com/SHVETS production)

Gangguan mood bukanlah hal yang bisa kamu sembuhkan dengan sekadar berpikir positif atau bersikap kuat. Gangguan mood adalah penyakit fisik yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan kimia di otak kita. Otak kita menghasilkan zat-zat kimia yang disebut neurotransmiter, yang berfungsi sebagai pengirim pesan antara sel-sel saraf.

Neurotransmiter ini mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk mood, tidur, nafsu makan, dan konsentrasi. Jika neurotransmiter ini terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka mood kita bisa terganggu.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan neurotransmiter ini, seperti penyakit fisik lainnya (misalnya tiroid, diabetes, atau kanker), stres, perubahan hormonal (misalnya menstruasi, kehamilan, atau menopause), atau penyalahgunaan zat (misalnya alkohol, nikotin, atau narkoba). Faktor genetik juga berperan dalam gangguan mood. Jika ada anggota keluarga kamu yang menderita gangguan mood, maka kamu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya juga.

2. Gangguan mood sering diabaikan

5 Fakta tentang  Gangguan Mood yang Mungkin Belum Kamu Tahuilustrasi bercermin (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Meskipun gangguan mood adalah penyakit fisik, banyak orang yang tidak menyadarinya atau tidak mau mencari bantuan. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya stigma sosial, yaitu pandangan negatif atau prasangka terhadap orang-orang yang menderita gangguan mood. Banyak orang yang menganggap bahwa gangguan mood adalah tanda kelemahan, kegagalan, atau dosa. Akibatnya, banyak orang yang merasa malu, bersalah, atau takut untuk mengakui bahwa mereka memiliki masalah dan membutuhkan bantuan.

Padahal, mencari bantuan adalah langkah pertama untuk sembuh dari gangguan mood. Gangguan mood bisa diobati dengan efektif dengan kombinasi obat-obatan dan terapi bicara (psikoterapi). Obat-obatan bisa membantu menyeimbangkan kembali neurotransmiter di otak kita dan mengurangi gejala-gejala gangguan mood. Terapi bicara bisa membantu kita mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang memperburuk gangguan mood kita. Terapi bicara juga bisa membantu kita mengembangkan keterampilan untuk mengatasi stres dan masalah hidup.

3. Gangguan mood bisa bervariasi

5 Fakta tentang  Gangguan Mood yang Mungkin Belum Kamu Tahuilustrasi kecewa (pexels.com/Liza Summer)

Gangguan mood bukanlah satu kondisi saja, melainkan ada banyak jenis dan bentuknya. Setiap jenis gangguan mood memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Beberapa jenis gangguan mood yang umum adalah:

  • Depresi mayor: kondisi yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, atau tidak berharga yang berlangsung selama dua minggu atau lebih dan mengganggu fungsi sehari-hari. Orang yang menderita depresi mayor bisa kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya mereka sukai, mengalami perubahan nafsu makan atau berat badan, kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak, merasa lelah, tidak bisa berkonsentrasi, atau berpikir tentang kematian atau bunuh diri.
  • Bipolar: kondisi yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem antara depresi dan mania. Mania adalah keadaan mood yang sangat tinggi, di mana orang merasa sangat bahagia, percaya diri, berenergi, atau impulsif. Orang yang menderita bipolar bisa mengalami periode depresi dan mania yang bergantian dengan durasi yang bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Perubahan mood ini bisa mengganggu fungsi sehari-hari dan menyebabkan masalah dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau kesehatan.
  • Gangguan afektif musiman (SAD): kondisi yang ditandai dengan depresi yang terjadi pada musim tertentu, biasanya pada musim dingin. Orang yang menderita SAD bisa merasa sedih, lesu, mengantuk, atau mengisolasi diri. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya cahaya matahari, yang mempengaruhi produksi neurotransmiter dan hormon di otak kita. SAD bisa diatasi dengan terapi cahaya, yaitu paparan cahaya buatan yang meniru cahaya matahari.
  • Siklotimia: kondisi yang ditandai dengan perubahan mood yang kurang ekstrem daripada bipolar. Orang yang menderita siklotimia bisa mengalami periode depresi ringan dan hipomania, yaitu keadaan mood yang lebih tinggi daripada normal tetapi lebih rendah daripada mania. Perubahan mood ini bisa berlangsung selama dua tahun atau lebih dan mengganggu fungsi sehari-hari.
  • Gangguan disforik pramenstruasi (PMDD): kondisi yang ditandai dengan perubahan mood dan iritabilitas yang terjadi sebelum menstruasi pada wanita. Orang yang menderita PMDD bisa merasa sedih, marah, cemas, atau tegang. Mereka juga bisa mengalami gejala fisik seperti nyeri payudara, kembung, sakit kepala, atau kelelahan. Gejala-gejala ini biasanya hilang setelah menstruasi dimulai.
  • Depresi persisten (distimia): kondisi yang ditandai dengan depresi jangka panjang (kronis) yang kurang parah daripada depresi mayor. Orang yang menderita distimia bisa merasa sedih, pesimis, atau tidak peduli selama dua tahun atau lebih. Mereka juga bisa mengalami gejala depresi lainnya seperti perubahan nafsu makan atau tidur, lelah, rendah diri, atau kesulitan berkonsentrasi. Distimia bisa mempengaruhi kualitas hidup dan meningkatkan risiko untuk mengalami depresi mayor.

4. Gangguan mood adalah penyebab utama kecacatan di dunia

5 Fakta tentang  Gangguan Mood yang Mungkin Belum Kamu Tahuilustrasi marah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Gangguan mood bukanlah hal yang sepele. Gangguan mood adalah penyakit yang serius dan berbahaya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan mood adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia untuk laki-laki dan perempuan.

Gangguan mood mempengaruhi sekitar 300 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 800.000 kematian akibat bunuh diri setiap tahun. Gangguan mood juga berkontribusi terhadap beban ekonomi dan sosial yang besar, termasuk biaya perawatan kesehatan, hilangnya produktivitas, dan penderitaan keluarga.

Gangguan mood bisa menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, gangguan pencernaan, gangguan tidur, gangguan sistem kekebalan tubuh, nyeri kronis, atau bahkan kanker. Gangguan mood juga bisa meningkatkan risiko untuk mengalami gangguan kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan makan, gangguan kepribadian, atau gangguan psikotik.

5. Gangguan mood bisa diatasi

5 Fakta tentang  Gangguan Mood yang Mungkin Belum Kamu Tahuilustrasi bercermin (pexels.com/ilustrasi bercermin)

Meskipun gangguan mood adalah penyakit serius yang membutuhkan perhatian medis, ada harapan untuk pemulihan dan kesejahteraan. Dengan bantuan profesional, obat-obatan yang sesuai, dan dukungan sosial, banyak orang yang menderita gangguan mood bisa mengelola kondisi mereka dan menjalani hidup yang sehat dan bermakna.

Jika kamu mengalami gejala gangguan mood, jangan ragu untuk mencari bantuan secepatnya. Kamu tidak sendirian dan kamu pantas mendapatkan bantuan.

Gangguan mood adalah penyakit yang bisa dialami oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Gangguan mood bukanlah hal yang harus kamu  takuti. Gangguan mood adalah hal yang bisa kamu atasi dengan bantuan profesional dan dukungan sosial. Kamu tidak sendirian dalam menghadapi gangguan mood. Kamu adalah orang yang kuat, berharga, dan pantas mendapatkan kebahagiaan.

Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya