Jarang Ganti Celana Dalam Berdampak pada Kesuburan? Cek 5 Faktanya

- Jarang ganti celana dalam dapat menyebabkan penumpukan bakteri, keringat, dan sel kulit mati di area genital, yang berpotensi menyebabkan infeksi saluran kemih atau infeksi jamur.
- Pada pria maupun wanita, kebersihan celana dalam yang buruk dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan kesuburan karena dapat menyebabkan iritasi kulit dan masalah produksi sperma.
- Infeksi yang terjadi akibat kurangnya kebersihan pada pakaian dalam dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat berhubungan intim serta meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual.
Kebersihan diri adalah hal penting yang seringkali diabaikan oleh banyak orang, termasuk kebiasaan mengganti celana dalam. Meskipun terlihat sepele, mengganti celana dalam secara rutin memiliki dampak besar terhadap kesehatan, terutama pada kesehatan reproduksi.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah jarang ganti celana dalam dapat mempengaruhi kesuburan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita cek lima fakta terkait kebiasaan jarang mengganti celana dalam dan dampaknya terhadap kesuburan serta kesehatan secara umum.
1. Penumpukan bakteri dan risiko infeksi

Jarang mengganti celana dalam dapat menyebabkan penumpukan bakteri, keringat, dan sel kulit mati di area genital. Kondisi ini menciptakan lingkungan lembap yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi. Salah satu infeksi yang sering terjadi akibat kurangnya kebersihan adalah infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi jamur.
Bagi pria maupun wanita, infeksi ini dapat memengaruhi kesehatan reproduksi. Pada wanita, infeksi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebar ke rahim dan organ reproduksi lainnya, yang pada akhirnya dapat mengganggu kesuburan. Sedangkan pada pria, infeksi yang berlanjut dapat mempengaruhi produksi sperma dan menyebabkan masalah reproduksi.
2. Meningkatkan risiko iritasi dan radang kulit

Selain infeksi, jarang mengganti celana dalam juga dapat menyebabkan iritasi kulit di sekitar area genital. Keringat dan gesekan antara kulit dan bahan celana dalam yang kotor dapat memicu munculnya ruam, gatal, atau radang kulit. Iritasi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke tubuh.
Pada pria, iritasi di area genital dapat memengaruhi suhu di sekitar testis. Suhu testis yang terlalu tinggi karena gesekan dan kondisi lembap dapat berdampak negatif pada produksi sperma. Kondisi ini dikenal sebagai thermal stress, yang berpotensi menurunkan jumlah dan kualitas sperma, sehingga dapat mempengaruhi kesuburan.
3. Pengaruh suhu pada kesuburan pria

Bagi pria, suhu di area testis sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi. Testis harus berada dalam suhu yang lebih rendah dibandingkan suhu tubuh normal agar produksi sperma tetap optimal. Jarang mengganti celana dalam, terutama jika menggunakan bahan yang tidak dapat menyerap keringat dengan baik, dapat menyebabkan peningkatan suhu di area testis.
Suhu testis yang terlalu tinggi dapat menurunkan produksi sperma atau bahkan mempengaruhi kualitas sperma itu sendiri. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pria yang sering menggunakan pakaian dalam ketat atau tidak menjaga kebersihan pakaian dalam mereka cenderung memiliki kualitas sperma yang lebih rendah dibandingkan pria yang lebih menjaga kebersihan.
4. Risiko penyebaran bakteri ke organ reproduksi

Pada wanita, kebersihan celana dalam yang buruk dapat menyebabkan penyebaran bakteri dari daerah anus ke vagina. Ini sering disebut sebagai infeksi bakteri vaginosis, yang dapat menyebabkan gejala seperti bau tidak sedap, gatal, dan keputihan yang tidak normal. Infeksi ini bisa semakin parah jika tidak ditangani dengan benar dan dapat mengganggu keseimbangan flora alami di vagina.
Bakteri yang menyebar ke area reproduksi dapat menyebabkan infeksi pada saluran tuba falopi, ovarium, dan rahim, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesuburan wanita. Maka dari itu, menjaga kebersihan celana dalam dan sering menggantinya sangat penting untuk mencegah terjadinya masalah ini.
5. Peran kebersihan pakaian dalam dalam menjaga kesehatan seksual

Tidak hanya soal kesuburan, jarang mengganti celana dalam juga dapat berdampak pada kesehatan seksual seseorang. Infeksi yang terjadi karena kurangnya kebersihan pada pakaian dalam dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat berhubungan intim, baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, infeksi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan rasa sakit atau bahkan ketidaksuburan permanen dalam jangka panjang.
Menjaga kebersihan dan mengganti celana dalam secara rutin juga dapat membantu mencegah penularan penyakit menular seksual, terutama bagi mereka yang aktif secara seksual. Kebersihan adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat.
Jarang mengganti celana dalam mungkin terlihat sebagai kebiasaan sepele, namun ternyata dapat membawa dampak besar, terutama terhadap kesuburan dan kesehatan reproduksi. Infeksi, iritasi, serta gangguan pada produksi sperma atau organ reproduksi dapat terjadi akibat kebiasaan buruk ini.
https://www.healthline.com/health/womens-health/underwear-hygiene
https://www.mcgill.ca/oss/article/health/facts-and-myths-male-fertility-tight-underwear-hot-tubs-marijuana-and-more
https://www.medicalnewstoday.com/articles/165748