5 Mitos Seputar ADHD, Benarkah Hanya Pada Anak Laki-laki?

Gejala pada ADHD dapat berbeda satu sama lain

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gangguan mental yang umumnya menunjukkan perilaku hiperaktif dan sulit untuk fokus pada penderitanya. Meskipun umumnya dijumpai pada anak-anak, kasus ADHD tak jarang dijumpai juga pada orang dewasa. 

Selama ini, banyak mitos yang berseliweran seputar ADHD yang ternyata tidak terbukti kebenarannya. Gejala yang muncul pada orang dengan ADHD juga dapat berbeda satu sama lain dan tidak bisa digeneralisir. 

Agar kamu tidak ikut salah kaprah, cek di sini mitos dan faktanya berikut ini, yang dihimpun dari berbagai sumber.

Baca Juga: 5 Tanda yang Mungkin Terjadi Apabila Menderita ADHD

1. Anak yang hiperaktif pasti ADHD

5 Mitos Seputar ADHD, Benarkah Hanya Pada Anak Laki-laki?ilustrasi anak hiperaktif (pexels.com/Lena Helfinger)

Siapa yang sering mengaitkan anak yang banyak gerak dan tidak bisa diam dengan ADHD? Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya benar, loh! Tidak semua anak yang didiagnosis dengan ADHD menunjukkan perilaku yang hiperaktif. 

Diagnosis ADHD tidak semata-mata ditentukan karena perilaku hiperaktif saja. Melansir dari laman CDC, ada tiga tipe ADHD yang menunjukkan gejala dan perilaku berbeda-beda, yaitu:

  • Predominately hyperactive-impulsive yang menunjukkan perilaku anak yang sulit untuk diam, terus menerus berbicara, mudah marah, tidak sabar dan sering mengganggu teman lainnya.
  • Predominately inattentive yang menunjukkan perilaku seperti sering melamun, sulit untuk fokus dan mengikuti arahan, pelupa atau ceroboh.
  • Kombinasi perilaku keduanya

2. ADHD hanya dijumpai pada anak laki-laki

5 Mitos Seputar ADHD, Benarkah Hanya Pada Anak Laki-laki?ilustrasi anak perempuan (unsplash.com/Tanaphong Toochinda)

Sekilas, anak laki-laki lebih banyak menunjukkan sifat hiperaktif dibandingkan anak perempuan. Oleh sebab itu, banyak yang mengabaikan fakta bahwa anak perempuan juga bisa mengidap ADHD. 

Karena anggapan ini, anak perempuan lebih jarang mendapatkan diagnosis sehingga tidak mendapatkan penanganan yang tepat pula. Padahal, anak dengan ADHD yang tidak ditangani dengan baik bisa meningkatkan masalah pada kecemasan, kemampuan belajar dan mengelola perasaan hingga kelainan lain yang mungkin muncul saat dewasa.

3. Asupan gula berlebih menyebabkan ADHD

5 Mitos Seputar ADHD, Benarkah Hanya Pada Anak Laki-laki?ilustrasi anak sedang memakan permen (pexels.com/cottonbro studio)

Beberapa orang juga menganggap bahwa pemberian asupan gula atau makanan cepat saji berlebih dapat menyebabkan ADHD pada anak. Fakta mengenai hal ini masih diperdebatkan secara saintifik hingga saat ini, namun gula kemungkinan lebih berdampak pada gejala ADHD itu sendiri. 

Meskipun para pakar belum mengkonfirmasi pengaruh gula secara langsung dalam menyebabkan ADHD, mereka tetap menyarankan untuk membatasi konsumsi gula berlebih karena beberapa alasan lainnya. American Heart Association (AHA) juga menyebutkan terlalu banyak asupan gula dapat meningkatkan risiko kesehatan salah satunya penyakit kardiovaskular pada anak.

4. Pengasuhan orang tua yang buruk bisa sebabkan ADHD

5 Mitos Seputar ADHD, Benarkah Hanya Pada Anak Laki-laki?ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/kelvin agustinus)

Beberapa orang yang didiagnosis dengan ADHD seringkali mengaitkan kondisinya dengan pola pengasuhan orang tua yang buruk. Padahal, tidak ada cukup bukti yang kuat untuk mendukung mitos tersebut karena satu faktor yang berperan signifikan menjadi penyebab ADHD adalah faktor genetik. Oleh karena itu, anak yang dilahirkan dengan ADHD akan tetap membawa ADHD bagaimanapun ia diasuh oleh orang tuanya. 

Selain itu, menurut pakar di American Academy of Pediatrics, ada beberapa faktor lain yang juga berpengaruh pada perkembangan ADHD seperti anatomi dan fungsi otak, kelahiran prematur hingga paparan alkohol atau nikotin selama kehamilan.

5. ADHD bukan penyakit dan tidak perlu pengobatan

5 Mitos Seputar ADHD, Benarkah Hanya Pada Anak Laki-laki?ilustrasi obat-obatan untuk ADHD (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Satu lagi salah kaprah yang sering ditemui adalah anggapan bahwa ADHD bukanlah suatu penyakit yang perlu untuk diobati. Nyatanya, pengobatan banyak membantu orang dengan ADHD untuk meminimalisir gejala yang muncul dan bisa menjalani hari-harinya dengan lebih baik.

Gejala yang berbeda membutuhkan obat yang berbeda pula baik yang sifatnya stimulan maupun nonstimulan. Misalnya, obat-obatan yang membantu meningkatkan fokus atau meningkatkan kemampuan untuk mengontrol diri. Pemberiannya pun melewati proses trial-and-error agar mendapatkan kombinasi pengobatan yang paling tepat dan optimal.

Nah, setelah tahu kebenaran seputar ADHD yang sering menjadi mitos ini, semoga kita bisa semakin aware terhadap gangguan mental satu ini, ya! 

Baca Juga: 5 Cara ADHD Memengaruhi Kehidupan Seksual Orang Dewasa

Elly Widyarni Photo Community Writer Elly Widyarni

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya