Batasi Gula Garam Lemak, Cegah Komplikasi COVID-19

Hidup sehat lebih lama dengan #BatasiGGL

Makassar, IDN Times – Selama pandemi COVID-19, aktivitas work from home (WHF) jadi tren di masyarakat. Banyak kebiasaan yang berubah seiring berbagai pembatasan serta anjuran pemerintah untuk menghindari kerumunan dan menjaga jarak fisik.

Jurnal Obecity Research & Clinical Practice Volume 14 di tahun 2020 memuat studi terhadap 173 orang acak, dengan kesimpulan bahwa 91 persen orang menghabiskan waktu lebih lama di rumah dibandingkan sebelum pandemi. Fakta lain yang terungkap adalah: 22 persen orang mengalami kenaikan berat badan antara 2,5 kilogram hingga 5 kilogram.

“Fenomena ini dialami banyak orang, bahkan anak-anak sekolah juga. Mungkin karena biasanya di sekolah ada jam istirahat, lari-lari, (atau) main dengan teman. Sekarang, di rumah lebih terbatas, tidak sebebas biasanya,” demikian kata Felicia Kartawidjaja, Manager of Nutrifood Research Center.

Felicia menjadi salah satu narasumber pada NutriClass, seri webinar kesehatan dan nutrisi untuk jurnalis yang digelar Nutrifood dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Pada webinar sesi I, Senin 25 Januari 2021, dia membahas tema Tetap Sehat di Masa Pandemi dengan #BatasiGGL (Gula, Garam, Lemak).

Di masa pandemi, kata Felicia, orang-orang harus lebih sadar tentang pola makan dan hidup sehat. Salah satunya dengan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL). Alasannya, karena bahan-bahan makanan tersebut banyak kaitannya dengan masalah obesitas dan penyakit kronis. Misalnya diabetes, jantung, strok, dan lain-lain, yang merupakan penyakit utama penyebab kematian.

Kementerian Kesehatan sudah memberikan pedoman gizi seimbang setiap hari. Setiap orang dianjurkan membatasi konsumsi GGL hariannya. Takarannya, 50 gram atau setara empat sendok makan gula per hari; 5 gram garam (satu sendok teh per hari); dan 67 gram lemak (lima sendok makan per hari).

Lalu, apa kaitan antara pola makan sehat batasi GGL dengan kondisi pandemi? Simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini.

Baca Juga: Mudah Dilakukan! 10 Cara Menurunkan Kadar Gula Darah secara Alami 

1. Pola makan sehat mencegah penyakit kronis

Batasi Gula Garam Lemak, Cegah Komplikasi COVID-19Felicia Kartawidjaja, Manager of Nutrifood Research Center. Dok. Istimewa

Sebelum memahami kaitan pembatasan GGL dengan situasi pandemik, kamu harus tahu bahwa menurut Kemenkes, 80 persen penyakit tidak menular disebabkan perilaku tidak sehat. Termasuk di antaranya pola makan tidak sehat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan bahwa menerapkan pola makan sehat, penting untuk mencegah penyakit tidak menular dan kritis, termasuk diabetes dan penyakit jantung. Felicia mengutip data WHO dan International Diabetes Federation, bahwa sebagian kasus COVID-19 berkaitan dengan penyakit penyakit komplikasi.

“COVID-19, sebagian besar (kasus) menunjukkan gejala ringan. Tapi sekitar 14 persen itu menunjukkan gejala parah, bahkan lima persen di antaranya mengalami penyakit kritis,” ucapnya.

2. Diabetes jadi faktor risiko penyakit komplikasi saat terinfeksi COVID-19

Batasi Gula Garam Lemak, Cegah Komplikasi COVID-19Ilustrasi. Petugas medis yang tangani pasien COVID-19 harus mengenakan alat pelindung diri atau APD (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Felicia menerangkan, WHO menemukan sejumlah faktor risiko penyakit komplikasi akibat terinfeksi COVID-19. Yang pertama orang berusia lanjut. Data menunjukkan bahwa pada orang berusia lebih tua, kemungkinan mengalami komplikasi lebih tinggi.

Berikutnya, orang yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu. Kemudian pada orang penderita penyakit kronis atau dengan komorbid, misalnya diabetes, jantung, dan gangguan pernapasan.

“Data itu menunjukkan, kalau orang mengalami obesitas dan terinfeksi COVID, kemungkinan masuk ke rumah sakit dan memerlukan perawatan intensif hampir meningkat dua kali lipat,” ucap Felicia merujuk data CDC Amerika Serikat.

Lalu, mengapa diabetes menyebabkan orang mengalami komplikasi? Simak penjelasan Felicia ini.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol rentan membuat tubuh mengalami komplikasi. Saat tubuh terinfeksi virus dalam waktu bersamaan, kemampuan imun tubuh untuk melawan menurun. Diabetes juga menyebabkan peradangan dalam tubuh meningkat yang memperparah keadaan.

“Saat penderita diabetes terkena infeksi, berisiko mengalami kondisi diabetic ketoacidosis (tingginya kadar keton dalam darah) yang mempersulit penanganan kondisis sepsis (salah satu komplikasi serius),” dia menerangkan.

Baca Juga: Picu Keriput hingga Obesitas, Ini 5 Risiko Kesehatan 'Nonton Maraton'

3. Hindari gula, garam, dan lemak berlebih agar terhindar dari komplikasi

Batasi Gula Garam Lemak, Cegah Komplikasi COVID-19pexels.com/Kaboompics.com

Asupan gula perlu dibatasi. Felicia menjelaskan alasan sederhananya. Konsumsi gula berlebih berkaitan erat dengan obesitas, yang merupakan faktor risiko diabetes. Saat kadar gula dalam darah melebihi batas normal, banyak penyakit komplikasi berbahaya mengintai. Mulai dari gangguan penglihatan, ginjal, penyakit jantung dan pembuluh darah, hingga gangguan saraf yang menyebabkan luka.

“Biasanya gangguan itu terjadi diam-diam. Sayangnya, kebanyakan orang sudah komplikasi duluan baru mengetahui dirinya diabetes,” katanya.

Di sisi lain, ginjal berfungsi mengeluarkan garam dari tubuh. Jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ada masanya kemampuan ginjal menurun. Akibatnya, garam yang berfungsi mengikat darah tertinggal di dalam tubuh. Volumenya semakin besar dan memicu peningkatan tekanan darah serta kerja jantung yang semakin keras.

“Sebagian besar orang di dunia mengonsumsi lebih dari 6 gram per hari. Di Asia lebih dari 12 gram, terutama penambahan saat makan atau masak,” Felicia menambahkan.

Konsumsi lemak berlebihan juga tidak baik karena merupakan sumber kalori utama. Lemak memudahkan orang menjadi obesitas, yang akhirnya menjadi penyakit kronis. Selain mengurangi jumlahnya, orang juga dianjurkan membatasi konsumsi jenis lemak jenuh.

4. Tips bagi kamu yang ingin membatasi konsumsi gula

Batasi Gula Garam Lemak, Cegah Komplikasi COVID-19pexels.com/Daria Shevtshova

Mengubah kebiasaan memang sulit bagi sebagian orang. Tapi kalau kamu ingin hidup lebih sehat, sebaiknya mulai batasi konsumsi GGL dari sekarang. Khusus gula, kamu bisa menerapkan tips dan trik dari Felicia berikut ini supaya konsumsimu berkurang.

Yang pertama, kurangi atau hilangkan sama sekali gula saat minum kopi atau teh. Kalau masih ingin minum yang manis, sebaiknya pakai gula rendah kalori. Sebab gula rendah kalori bisa menghemat jatah konsumsi gula harianmu dibandingkan yang umum.

Kedua, kurangi atau hentikan kebiasaan ngemil makanan yang mengandung banyak gula. Atau kamu bisa menggantinya dengan buah. Gula pada buah dalam matriks yang jadi satu dengan serat, sehingga lebih baik dibandingkan gula tambahan pada kue dan sejenisnya.

“Kemudian kalau ke mana-mana bawa botol sendiri. Paling tidak, tak usah lagi cari-cari minum, karena jangan sampai tergoda teh botol dan lain-lainnya.”

Baca Juga: 10 Panduan Makanan Sehat untuk Penderita Diabetes

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya