potret pertanian kentang (unsplash.com/Annie Spratt)
Rakang lame-lame memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat agraris di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Dari sudut pandang budaya, kuliner berbahan dasar kentang ini merupakan cara masyarakat agraris Bantaeng mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas rezeki yang diberikan melalui hasil panen kentang. Ini menunjukkan keyakinan bahwa keberhasilan panen bukan hanya hasil usaha manusia, tetapi juga berkat campur tangan Tuhan.
Selain itu, menu ini juga menjadi penggambaran pandangan masyarakat agraris tentang alam. Masyarakat agraris Bantaeng khusunya masyarakat Kecamatan Uluere memandang alam sebagai mitra kehidupan. Melalui menu rakang lame-lame, mereka menghormati alam dan mengakui pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem agar terus menghasilkan panen kentang yang baik.
Hasil panen kentang yang melimpah dimanfaatkan secara optimal melalui budaya kuliner, rakang lame-lame. Pemanfaatan hasil pertanian kentang di Bantaeng patut menjadi tujuan wisata kuliner bagi para pecinta kuliner nusantara. Nah, gimana? Punya rencana berwisata di Bantaeng gak? Jangan lupa mencicipi kuliner tradisional ini, ya!