Katirisala, salah satu kue tradisional khas Sulawesi Selatan. (Instagram.com/ernah.tripplen)
Bagi lidah biasa, paduan ketan dan gula merah jelas mengernyitkan dahi. Ini pun sesuai dengan arti kata katirisala, yang dalam bahasa Bugis berarti "salah tumpah."
Menurut riwayat turun temurun, kue ini tercipta dari ketidaksengajaan. Alkisah pada zaman dahulu, beberapa orang tua sedang menyiapkan sokko' --olahan nasi ketan khas Sulsel lainnya-- untuk ritual pindah rumah suku Bugis (Mappalette Bola).
Dalam proses tersebut, ada larutan gula merah yang tak sengaja tertumpah ke salah satu lapisan sokko' yang disiapkan. Tak seorang pun sadar, hingga lapisan kental aren lapisi nasi ketan.
Mendapati sokko' berlapis gula aren, salah satu orang tua enggan membuangnya. Sambil memberanikan diri, ia mencicipi seiris kecil. Tak disangka, ia mengatakan makanan tersebut masih layak disantap, bahkan semakin lezat. Sejak itu, katirisala rutin dibuat sekaligus pengingat bahwa insiden kecil ternyata bisa berujung berkah.