Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Lapar

Makanan yang diyakini penuh makna untuk kehidupan

Makanan tercipta dari hasil perpaduan kebudayaan suatu masyarakat. Karenanya, tidak heran apabila terdapat cerita-cerita dan makna tersendiri di balik suatu hidangan. Hidangan Korea pun demikian.

Banyak cerita dan makna yang bisa kita tahu dari sebuah hidangan Korea. Sehingga, hal ini menjadikan makanan tidak lagi terasa sebagai pelipur lapar semata. Selain itu, perasaan menghargai makanan pun akan perlahan tumbuh jika kita tahu makna dan cerita di baliknya.

Apa saja makna yang terkandung dalam makanan Korea? Simak di bawah ini.

Baca Juga: 5 Resep Makanan Berkuah Khas Korea yang Cocok untuk Hangatkan Badan

1. Sup rumput laut (miyeok guk)

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Laparmiyeok guk (대경라이프, Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0, via Wikimedia Commons)

Sup rumput laut adalah hidangan yang biasa kita lihat pada hari ulang tahun orang-orang Korea. Sup ini menjadi simbol bagi kelahiran seseorang. Namun, tahukah kamu bahwa ada cerita di balik hidangan tersebut? 

Mulanya, sup rumput laut ini merupakan hidangan untuk dikonsumsi para ibu hamil atau baru saja melahirkan. Mengutip laman KBS World, menurut catatan dinasti Tang dari Tiongkok, kebiasaan ini dimulai ketika orang-orang dinasti Goryeo di Korea mengamati kebiasaan paus. Setelah melahirkan, mereka mengonsumsi rumput laut untuk memulihkan diri. Kebiasaan ini kemudian ditiru.

Ada pun alasan mengapa sup rumput laut tersaji ketika hari ulang tahun adalah untuk mengingatkan dan menghormati perjuangan dan kasih sayang dari seorang ibu. Di sisi lain, miyeok guk juga memiliki makna lain yang berkebalikan.

Tekstur licin rumput laut, membuat orang-orang Korea memiliki sebuah kepercayaan. Pantang menyajikan sup rumput laut sebelum ujian yang sangat penting dan menentukan keberhasilan masa depan. Sebab, khawatir licinnya rumput laut akan terbawa sehingga orang tersebut akan "terpeleset", dalam artian, gagal.

2. Yeot

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Laparilustrasi camilan yeot khas Korea (commons.wikimedia.org/Talitiainen)

Yeot merupakan makanan tradisional Korea yang bercita rasa manis, seperti permen. Masyarakat Korea menjadikan makanan ini sebagai simbol keberuntungan. Maka dari itu, setiap kali anak-anak di Korea akan menghadapi ujian seperti masuk perguruan tinggi, mereka akan diberi yeot. Sebagai ungkapan harapan agar penerima dapat lulus ujian.

Tekstur yeot yang lengket diharapkan dapat membawa kelekatan dengan impian keberhasilan ketika ujian. Sebab, penulisan 붙다 [butda] atau stick to something (yang merupakan karakter dari tekstur yeot) dalam tulisan Korea, memiliki arti yang sama dengan pass the test. Oleh karena itu, yeot identik dengan makna keberhasilan. 

3. Baekseolgi

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Laparbaekseolgi (Wizdata, public domain, via Wikimedia Commons)

Baekseolgi adalah salah satu jenis kue beras (tteok). Hidangan ini dibuat dengan cara mengukus tepung beras. Baekseolgi sendiri memiliki tiga suku kata, yaitu baek (putih), seol (salju), dan gi (kue beras).

Orang Korea percaya bahwa menyajikan baekseolgi pada hari ulang tahun bayi yang ke-100 hari akan membuat hidup sang bayi menjadi suci dan bersih. Juga berumur panjang dan sehat.

4. Janchi guksu

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Laparjanchi guksu (pexels.com/@roman-odintsov)

Janchi guksu merupakan hidangan yang melambangkan umur yang panjang dan kesehatan yang baik. Hidangan ini berupa mie tipis dari gandum bernama somyeon (소면) atau somen yang disajikan dalam kuah kaldu. Kaldu yang digunakan bisa berupa kaldu ikan teri, daging sapi, atau ayam.

Janchi sendiri memiliki arti perjamuan. Maka dari itu hidangan ini biasanya tersedia di acara pernikahan sebagai jamuan makan.

5. Samgyetang

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Laparsamgyetang (unsplash.com/@cypriendlp)

Samgyetang adalah sup daging ayam yang biasa dinikmati selagi panas. Hidangan ini biasa dinikmati ketika hari boknal (복날), yaitu tiga hari terpanas dalam satu tahun. Tiga hari tersebut adalah 초복 (Chobok), 중복 (Jungbok), dan 말복 (Malbok). Biasanya boknal berlangsung dari pertengahan Juli sampai pertengahan Agustus.

Memakan hidangan panas di musim panas merupakan cara bagi orang-orang Korea untuk mengeluarkan atau mengusir panas dari tubuh mereka. Ini merupakan salah satu praktek pengobatan tradisional Korea. Keyakinan ini disebut yi yeol chi yeol, atau menghilangkan panas dengan panas.

6. Rice cake soup (tteokguk)

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Lapartteokguk (pixabay.com/soscs)

Tteokguk adalah hidangan berkuah yang berisi kue beras berbentuk oval. Kuah kaldu daging juga ditemani telur, daging, hingga sayuran sebagai pelengkap sajian. Hidangan ini termasuk ke dalam menu yang wajib dihidangkan ketika tahun baru Seollal. Namun, sekarang ini banyak juga yang mengonsumsinya di tahun baru matahari.

Sebelum dipotong menjadi oval, kue beras (tteok) memiliki bentuk serupa mie, hanya berdiameter lebih besar. Karena itu, sama halnya dengan mie, tteok seperti ini melambangkan kemakmuran. Sedangkan irisannya sengaja dibuat berbentuk oval seperti bentuk koin. Bentuk koin ini dikiaskan dapat membantu membawa kekayaan di tahun baru.

7. Bureom

Makna Khusus di balik 7 Makanan Korea, Tidak Sekadar Pelipur Laparilustrasi kacang-kacangan (unsplash.com/@raspopovamarisha)

Orang Korea biasa berkumpul pada tanggal lima belas di bulan lunar pertama (Jeongwol Daeboreum, 대보름). Mereka akan memakan hidangan kacang-kacangan dengan memecahkan kulitnya menggunakan gigi.

Kacang-kacangan yang terhidang biasanya adalah kacang berkulit keras seperti kenari, kacang tanah, kacang pinus, chesnut, dan gingko. Kacang yang beraneka macam ini dimaksudkan agar setiap anggota keluarga dapat memilih kacang mana yang ingin ia makan.

Memecahkan kulit kacang dengan gigi dapat memperkuat gigi dan dianggap mewakili kesehatan yang baik. Adat ini populer dengan nama buseureom (bureom) kkaemulgi (부스럼 깨물기 atau 부럼 깨물기). Kata buseureom atau bureom merupakan singkatan dari kata boil atau mendidih. Namun, kata ini digunakan juga untuk menunjuk kacang yang disiapkan untuk acara tersebut. 

Biasanya pada acara tersebut, anggota keluarga akan mengucapkan semacam mantra. Melansir Encyclopedia of Korean Seasonal Culture Volume 1 yang diterbitkan oleh The National Folk Museum of Korea mantra tersebut berbunyi, “Let us bite the nuts. Let the year ahead be trouble-free and boil-free". 

Bagaimana cara masyarakat Korea mengiaskan atau menyimbolkan makanan dengan kehidupan sehari-hari ini sungguh menarik, ya?Makanan bisa menjadi sarana komunikasi non-verbal. 

Baca Juga: 9 Makanan yang Sering Muncul di Drakor Ini Bukan Asli dari Korea

Silvilla Sani Photo Community Writer Silvilla Sani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya