5 Fakta Marshmallow yang Bikin Kamu Mikir Dua Kali Sebelum Makan

Marshmallow itu kelihatan polos dan lucu: empuk, manis, dan cocok banget untuk camilan santai. Tapi di balik bentuknya yang imut, ada banyak hal mengejutkan yang jarang orang tahu, lho.
Mulai dari bahan dasarnya, proses pembuatannya, sampai asal-usulnya, semua bisa bikin kamu mikir ulang sebelum nambah lagi ke mulut. Yuk, simak fakta-fakta berikut ini yang disarikan dari rd.com!
1. Terbuat dari gula, sirup jagung, udara, dan tulang hewan
Komposisi dasar marshmallow ternyata sederhana banget: gula, sirup jagung, udara, dan gelatin. Tapi jangan salah, bahan terakhir ini bisa bikin kamu sedikit mual.
Gelatin berasal dari kolagen hewan (biasanya sapi atau babi), yang diekstrak dari tulang dan jaringan ikatnya. Proses pembuatannya mirip seperti bikin kaldu tulang, cuma yang satu ini berakhir jadi permen.
Buat kamu yang vegetarian, vegan, atau punya pantangan makanan berbahan hewani, marshmallow biasa jelas bukan pilihan yang aman. Kecuali kamu pilih varian khusus yang memang dibuat dari bahan alternatif seperti agar-agar atau karagenan dari rumput laut.
2. Gak cocok untuk semua keyakinan dan pola makan
Karena mengandung gelatin dari hewan (terutama babi), banyak marshmallow komersial gak memenuhi standar makanan halal atau kosher. Jadi, meskipun marshmallow kelihatan “netral”, kenyataannya bisa jadi bertentangan dengan prinsip pola makan atau kepercayaan tertentu.
Kalau kamu termasuk yang menghindari produk turunan hewani atau harus patuh pada aturan diet tertentu, penting banget untuk mengecek label sebelum beli. Untungnya sekarang udah banyak marshmallow vegan di pasaran, biasanya pakai protein dari kedelai atau rumput laut yang teksturnya mirip gelatin.
3. Asal-usulnya bukan dari pabrik, tapi dari tanaman rawa
Nama “marshmallow” ternyata berasal dari tanaman bernama mallow yang tumbuh di rawa-rawa. Zaman Mesir Kuno, getah tanaman ini dicampur madu dan kacang-kacangan untuk dijadikan suguhan mewah khusus bangsawan dan ritual keagamaan.
Baru di tahun 1800-an, orang Prancis mulai mencampur getah mallow dengan putih telur dan gula, lalu dikocok sampai mengembang. Tapi karena ribet, pada akhirnya mereka mengganti getah mallow dengan gelatin dan bikin marshmallow seperti yang kita kenal sekarang. Meski sudah gak pakai tanaman aslinya, namanya tetap dipertahankan.
4. Proses produksinya gak berubah sejak 80 tahun lalu
Sejak 1948, produksi massal marshmallow dilakukan lewat metode ekstrusi, yaitu mencetak adonan marshmallow lewat pipa panjang, lalu dipotong-potong. Metode ini ditemukan oleh Alex Doumakes, dan sampai sekarang masih dipakai oleh produsen besar seperti Campfire dan Rocky Mountain.
Prosesnya sendiri cukup teknis: gelatin dilarutkan di air hangat agar proteinnya terbuka, lalu ditambahkan udara, gula, dan sirup jagung sambil dikocok. Setelah dingin, campuran ini mengeras jadi busa manis kenyal yang kamu temukan di toples camilan.
5. Vegan marshmallow itu ada, tapi rasanya bisa beda
Buat kamu yang tetap pengin ngemil marshmallow tapi gak mau konsumsi gelatin, tenang aja. Ada alternatif marshmallow vegan yang biasanya pakai karagenan atau protein kedelai. Tapi karena sifat kedua bahan ini beda dari gelatin, teksturnya kadang gak se-”bounce” marshmallow biasa.
Meski begitu, semakin banyak produsen sekarang yang bikin marshmallow vegan dengan tekstur dan rasa yang mirip banget dengan versi originalnya. Kamu bisa temukan produk ini di beberapa supermarket besar atau toko online.
Jadi, meski marshmallow terlihat manis dan gak berbahaya, ternyata ada banyak hal tersembunyi di baliknya. Bukan berarti kamu harus stop makan, tapi gak ada salahnya jadi lebih sadar sama apa yang kamu konsumsi.