Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Dangkot dan Nasu Palekko
Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan lidah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Dangkot dan palekko adalah sedikit dari sekian banyak kuliner khas Sulawesi Selatan. Bagi kamu yang hobi makan, pasti gak asing dengan dua makanan tersebut. Tapi ada pertanyaan sepele sering muncul, loh. Apa sih perbedaan dangkot serta palekko ini?
Bisa dimengerti, kok. Keduanya terlihat serupa, sama-sama cacahan daging dan bisa disantap sebagai makanan. Berangkat dari asumsi "serupa tapi tak sama," IDN Times coba mengupas perbedaan mendasar antara dangkot dan palekko. Semoga bisa menjawab pertanyaanmu, ya.
Baca Juga: Filosofi di Balik Es Pisang Ijo, Jajanan Khas Makassar
1. Dangkot, kuliner khas Palopo dan Toraja
Kamu pernah mencicipi ini, gak? Bagi yang belum tahu, dangkot adalah singkatan dari daging kotte. Kotte di sini berarti itik atau bebek. Dangkot adalah makanan khas Toraja dengan bahan dasar daging ayam. Selain pedas, hidangan ini punya cita rasa yang khas.
Sereh, jahe, lengkuas, daun jeruk, bawang merah, cabai merah, cabai hijau, merica dan garam adalah bumbu dasar yang dipakai dalam proses pembuatan dangkot. Yang unik, makanan ini awalnya berfungsi sebagai penganan pendamping tuak tradisional.
"Biasanya dangkot ini disuguhkan dalam acara-acara tertentu seperti pesta pernikahan, adat dan lain-lain. Kalau ballo' (tuak tradisional) sudah tersedia, dangkot pasti menyusul," ungkap Beatrix Pongtuluran, anggota kelompok paduan suara salah satu perguruan tinggi negeri kepada IDN Times pada Sabtu (26/10).
Baca Juga: 7 Seserahan "Tak Biasa" Demi Melamar Gadis Toraja