Buras, Gogos, dan Barongko: Hidangan Lebaran Khas Sulawesi Selatan

Kamu sudah mencoba salah satunya?

Makassar, IDN Times - Salah satu yang paling ditunggu saat lebaran adalah hidangan khasnya. Selain gratis (dengan catatan kamu harus bertamu dulu), rasanya pun nikmat. Mulai dari opor ayam, coto makassar, pallubasa, hingga pallumara, terhidang di meja makan menghiasi suasana berhari raya.

Sama seperti daerah lainnya, Sulawesi Selatan punya ciri khas kuliner tersendiri. Dan semuanya turut serta menyemarakkan Idul Fitri. Berikut ini IDN Times mengulas beberapa diantaranya.

Baca Juga: Maleppe', Tradisi Lebaran Sulsel yang Unik

1. Buras, ketupat versi Sulawesi

Orang-orang dari luar Sulawesi kerap menyebut buras sebagai pesaing ketupat. Cuma bentuknya lebih pipih nan padat. Nah, buras sering ditemui sebagai salah satu pendamping di warung-warung coto, sop konro, atau pallubasa. Saat lebaran, makanan ini berpindah ke meja-meja makan rumah penduduk  sebagai bagian dari hidangan hari raya wajib.

Buras terbuat dari beras yang dimasak terlebih dahulu dengan santan hingga teksturnya lunak. Selanjutnya beras kemudian dibungkus dalam dua lapis daun pisang, lalu diikat dengan tali rafia. Biasanya ada dua hingga empat buras dalam satu ikatan demi menimbulkan tekstur padat. Puluhan ikat buras kemudian dimasak dalam air mendidih minimal selama 8 jam.

Tak cuma untuk lebaran dan hajatan, buras biasa dijadikan sebagai bekal perjalanan lantaran tahan lama.

2. Gogoso,' nasi lemang tapi berukuran kecil

Sekilas, gogos mirip dengan lemper. Namun bentuknya lebih langsing, bahan bakunya pun berbeda, yakni beras ketan. Gogos sendiri biasanya tanpa isian. Sedang jenis sebaliknya disebut Gogos Kambu, dengan isian daging ikan tongkol ditambah kelapa sangrai plus bumbu.

Beras ketan direndam terlebih dahulu dengan santan lalu dimasak hingga matang. Setelah itu beras ketan dibungkus dengan daun pisang secara melingkar. Kedua ujungnya kemudian dilipat dan ditusuk lidi agar isinya tidak keluar, sekaligus berfungsi sebagai tusuk gigi. Gogos kemudian dibakar selama 30 menit agar terasa lebih gurih di mulut.

Pada hari biasa, gogos bisa ditemui di pinggir-pinggir jalan kota Makassar, dijajakan sebagai jajanan tradisional.

3. Barongko, makanan penutup dengan bahan baku pisang

Ini dia dessert legendaris dari jajaran kuliner Bugis-Makassar. Saking berharganya, Barongko ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah Indonesia, melalui keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2017. Tujuannya tentu saja agar Barongko tak lenyap di antara kepungan makanan-makanan modern yang kian mudah ditemukan.

Barongko sendiri terbuat dari bahan baku buah pisang. Beberapa buah pisang yang dihaluskan kemudian dicampur telur, santan, gula pasir, vanili dan garam. Kemudian adonannya dibungkus daun pisang sebelum dikukus. Jika sudah matang, Barongko kemudian didinginkan dalam kulkas. Yang unik, makanan penutup ini lebih nikmat saat dimakan dalam keadaan dingin.

Kamu masih bisa mencari makanan-makanan di atas kok. Mumpung masih dalam suasana lebaran.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya