Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Manado Relatif Stabil

Pedagang di pasar keluhkan penurunan pembeli

Manado, IDN Times – Menjelang Ramadan 1443 Hijriah, harga sembako di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), masih cukup stabil. Menurut salah seorang pedagang sembako di Pasar Bersehati, Nana, saat ini harga komponen sembako yang naik hanya tepung terigu, yaitu dari Rp10 ribu menjadi Rp12 ribu.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pedagang sembako lainnya di Pasar Bersehati bernama Nunung Ismail. “Kalau sembako yang lain harganya tinggi, tapi masih bisa dibilang stabil,” terang Nunung, Kamis (31/3/2022).

Tercatat, beberapa harga komponen sembako yang masih tinggi adalah telur yaitu Rp35 ribu-Rp60 ribu per baki dan minyak goreng Rp24 ribu per liter.

1. Sepi pembeli jelang Ramadan

Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Manado Relatif StabilKios sembako milik Nana di Pasar Bersehati, Manado, Sulut, Kamis (31/3/2022). IDNTimes/Savi

Nana dan Nunung mengaku menjelang Ramadan justru sepi pembeli. Sepinya pembeli dikarenakan mayoritas penduduk Manado beragama Nasrani. “Biasanya masih lebih ramai natal,” kata Nana.

Penurunan pembeli ini menyebabkan pendapatan pedagang sembako menurun. Nunung mengaku, pendapatannya turun hingga 25%, sedangkan Nana yang biasa bisa menghasilkan jutaan rupiah dalam sehari, kini hanya menerima Rp700 ribu per hari.

“Kalau menjelang Ramadan yang paling banyak dicari biasanya bawang, cabai, dan tomat. Jadi pendapatan menurun,” tambah Nana.

2. Stok minyak goreng di Manado masih terbatas

Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Manado Relatif StabilNunung Ismail bersama sembako dagangannya di Pasar Bersehati, Manado, Sulut, Kamis (31/3/2022). IDN Times/Savi

Meski harga sudah diserahkan ke mekanisme pasar, pembelian minyak goreng di agen oleh para pedagang sembako masih terus dibatasi. “Kalau ambil minyak goreng sampai sekarang masih pakai nomor antrean,” terang Nana.

Selain menggunakan nomor antrean, para pedagang hanya boleh membeli maksimal 1 jeriken dengan daya tampung 22 liter. Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Edwin Kindangen, mengatakan bahwa stok minyak goreng di Sulut masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Memang tidak melimpah tapi kalau untuk memenuhi kebutuhan normal masih relatif cukup, asal tidak ada panic buying,” jelas Edwin.

3. Tak ada minyak goreng curah di Sulut

Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Manado Relatif StabilMinyak goreng curah yang dijual di Pasar Bersehati, Manado, Sulut, Senin (7/3/2022). IDN Times/Savi

Meski harganya relatif tinggi, Nana dan Nunung mengatakan masih banyak masyarakat yang tetap membeli minyak goreng. Perlu diketahui, saat ini pedagang sembako di pasar tak ada yang berjualan minyak goreng kemasan premium.

Edwin menyatakan di Sulut memang tak ada minyak goreng curah. Yang ada, hanyalah minyak goreng kemasan yang dijual kembali oleh para pedagang di pasar.

“Minggu lalu saya menyurat ke Kementerian Perindustrian agar Sulut juga dipasok minyak goreng curah, supaya masyarakat Sulut juga bisa menikmati harga minyak goreng yang disubsidi pemerintah,” terang Edwin.

Baca Juga: Kapolda Sulut Tinjau Stok Minyak Goreng di Pasar dan Toko Retail

4. Disperindag Sulut bersama Bulog Sulut akan operasi pasar di daerah mayoritas muslim

Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Manado Relatif StabilKios sembako di Pasar Bersehati, Manado, Sulut, Kamis (31/3/2022). IDN Times/Savi

Menyambut bulan Ramadan, Disperindag Sulut bersama Bulog akan menggelar operasi pasar di beberapa daerah dengan mayoritas penduduk muslim seperti di Bolaang Mongondow Raya (BMR). “Kami prioritaskan ke sana karena mereka lebih membutuhkan,” tambah Edwin.

Sejauh ini, Disperindag Sulut tak menemukan kenaikan harga sembako selain minyak goreng. “Tidak ada, hanya minyak goreng karena sudah diserahkan ke mekanisme pasar,” kata Edwin.

Pembelian minyak goreng oleh masyarakat saat ini pun sudah tidak lagi dibatasi.

Baca Juga: HET Dicabut, Stok Minyak Goreng di Manado Masih Terbatas

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya