Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Triwulan II Tahun 2020 Minus 3,87 Persen

Bawang putih di Pasar Terong Makassar. IDN Times/Aan Pranata

Makassar, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar -3,87 persen year on year (yoy). Angka ini memburuk dari triwulan I yang mencapai 3,07 persen.

Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah, mengatakan kontraksi perekonomian Sulsel ini dipicu oleh melambatnya laju pertumbuhan pada sejumlah sektor ekonomi, seperti transportasi, perhotelan dan restoran, perdagangan, industri pengolahan, dan konsumsi rumah tangga. 

"BPS mencatat sektor transportasi menurun hingga -51,15 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar -30,91 persen, jasa perusahaan sebesar -27,34 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar -8,29 persen, industri pengolahan sebesar -8,23 persen, dan konstruksi sebesar -4,94 persen," kata Yos di Makasssar, Rabu (5/8/2020).

1. PSBB dan WFH berdampak pada sektor ekonomi

Penindakan petugas gabungan pelanggar PSBB di Makassar. (IDN Times/Satpol PP Makassar)

BPS Sulsel mencatat triwulan II 2020 yang mencakup periode bulan April, Mei dan Juni 2020 merupakan periode dengan peningkatan yang cukup tinggi dari masyarakat yang terdampak COVID-19. Pada kondisi ini, pemerintah daerah di berbagai wilayah termasuk Sulsel menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan work from home (WFH). 

Di Sulsel, Kota Makassar memberlakukan PSBB tahap I mulai 24 April - 7 Mei 2020 dan tahap II mulai 8 - 21 Mei 2020. Lalu ada Kabupaten Gowa yang juga menerapkan PSBB pada 4 - 18 Mei 2020. Selain itu, dari 24 April -31 31 Mei 2020, Kemenhub mengeluarkan larangan terbang penumpang domestik dan internasional. 

PSBB dan WFH inilah yang berdampak kepada beberapa sektor ekonomi seperti transportasi, perhotelan, restoran, perdagangan, industri pengolahan dan konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi ekonomi. 

"Sektor-sektor tersebut yang paling merasakan imbas dari pandemi Covid-19. Apalagi dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan bekerja dari rumah atau WFH oleh sejumlah perusahaan," kata Yos.

Namun di sisi lain PSBB dan WFH juga berdampak positif pada peningkatan pertumbuhan ekonomi pada sektor infokom, pengadaan listrik dan gas serta air bersih. 

2. Gubernur Sulsel menyebut wajar perekonomian mengalami kontraksi di tengah pandemik COVID-19

Ilustrasi perekonomian Indonesia diserang virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Soal pertumbuhan ekonomi Sulsel yang mengalami kontraksi, menurut Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, hal tersebut sebenarnya masih wajar di masa pandemik COVID-19. Apalagi di Sulsel sempat diberlakukan PSBB di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. 

"Kan lucu kalau perekonomian naik saat pandemik. Puncaknya ini memang terjadi pada pelaksanaan PSBB, Makassar dua kali, Gowa satu kali," katanya.

Meski begitu, Nurdin tetap yakin proyeksi ekonomi Sulsel bakal tumbuh di angka 4 persen. Dia optimistis akselerasi perekonomian Sulsel, lebih menggeliat pada triwulan III 2020.

"Pertumbuhan itu didorong oleh pertumbuhan sejumlah sektor salah satunya pertanian, informasi dan komunikasi, dan jasa pendidikan," kata Nurdin.

3. Perekonomian Sulsel mulai bangkit

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati mengalami kontraksi, angka pertumbuhan ekonomi Sulsel masih lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami -5,32 persen. Sulsel bukan satu-satunya provinsi yang perekonomiannya mengalami kontraksi. Dari 34 provinsi, ada 32 provinsi di Indonesia yang mengalami kontraksi atau negatif.

Kabar baik lainnya adalah ekspor beberapa komoditas unggulan Sulsel seperti komoditas pertambangan dan pertanian juga masih tetap tinggi di tengah pandemik COVID-19. Menurut data BPS Sulsel, ekspor Sulsel meningkat 1,66 persen di bulan Juni dibandingkan Mei lalu. 

Nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan Sulsel pada bulan Juni 2020 tercatat mencapai US$ 93,15 juta. Sedangkan pada bulan Mei 2020 lalu yang mencapai US$ 91,63 juta. Meski peningkatannya tipis, namun hal tersebut dinilai bisa membangkitkan kembali aktivitas perekonomian di tengah pandemik COVID-19. 

Nurdin mengatakan, peningkatan nilai ekspor Sulsel di masa pandemik COVID-19 ini menjadi pemantik untuk aktivitas perekonomian di Sulsel agar bisa bangkit kembali. 

"Isyarat pemulihan ekonomi Sulsel juga mulai terlihat dari aktivitas eksportasi. Yang pada periode April-Juni, kinerja ekspor Sulsel mengalami peningkatan sebesar 1,66 persen," katanya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us