Roadshow 1000 Startup Digital di UIN Makassar: Cerita Para Founder

Sebab startup bisa membereskan banyak masalah di masyarakat

Makassar, IDN Times - Siapa bilang terjun ke dunia startup harus punya kemampuan di bidang teknologi? Ternyata tidak melulu berkutat dengan cara membuat aplikasi serta bisnisnya saja. Ide orang-orang dari segala disiplin ilmu dibutuhkan, sebagai cara untuk membumikan aplikasi dan situs rintisan.

Topik tersebut jadi bahasan utama dalam rangkaian roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dari Startup Studio Indonesia yang kali ini digelar oleh Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM). Webinar ini dilaksanakan pada Senin siang (16/8/2021) melalui room aplikasi Zoom.

1. Membuka webinar, Rektor UINAM Hamdan Juhannis menyebut merintis startup harus didasari motivasi memecahkan masalah

Roadshow 1000 Startup Digital di UIN Makassar: Cerita Para FounderTangkapan layar saat Rektor Hamdan Juhannis membuka webinar roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Senin 16 Agustus 2021. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Beberapa narasumber dihadirkan dalam roadshow kali ini. Seperti Ketua Prodi Sistem Informasi UINAM Faisal Akib, founder-CEO HukumDigital.com A. Ardiansyah Djaka serta co-founder DigitalDesa.id Kasman Suherman. Bertindak sebagai moderator adalah Dosen Prodi Sistem Informasi UINAM yakni Firmansyah Ibrahim.

Membuka rangkaian acara roadshow, Rektor UINAM Hamdan Juhannis melihat startup bukanlah sesuatu yang eksklusif. Malah sebaliknya, membutuhkan otak banyak orang untuk merangsang lahirnya ide baru. Lebih jauh, ia menyebut niat berinovasi harus jadi daya tarik utama.

"Motivasi untuk terjun bukan karena melihat 'bungkusannya' sudah jadi. Tapi ada dorongan semangat untuk melakukan inovasi, memecahkan masalah. Inilah yang sangat penting," tuturnya.

2. Founder dan CEO HukumDigital.com, A. Ardiansyah Djala (kiri bawah), hendak mendekatkan layanan hukum ke masyarakat

Roadshow 1000 Startup Digital di UIN Makassar: Cerita Para FounderTangkapan layar webinar roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Senin 16 Agustus 2021. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Berbicara lebih dulu kepada sekitar 100 peserta yang hadir, pendiri sekaligus CEO  HukumDigital.com yakni A. Ardiansyah Djaka bercerita bahwa startup tak melulu tentang situs jual beli daring. Bahkan layanan hukum pun bisa dialihkan ke ranah digital sebagai cara untuk mempermudah masyarakat.

"Kami ini adalah platform legal digital yang menyediakan beberapa layanan hukum. Terkumpul di satu tempat dan bisa digunakan semua orang. Ada konsultasi dengan pengacara dan notaris, pendirian badan usaha, keperluan hukum perusahaan sampai bantuan hukum bagi perseorangan," ungkap Ardiansyah.

3. HukumDigital.com hendak memutus persepsi bahwa pelayanan hukum adalah sesuatu yang menguras isi dompet

Roadshow 1000 Startup Digital di UIN Makassar: Cerita Para FounderTangkapan layar halaman utama situs startup HukumDigital.com yang bertujuan memberi masyarakat solusi atas kebutuhan di bidang hukum. (HukumDigital.com)

Motivasi Ardiansyah mendirikan situs pelayanan hukum daring didasari masalah sulitnya para praktisi mendapat klien. Ada juga persepsi yang tumbuh di masyarakat bahwa untuk melakukan konsultasi hukum harus merogoh kocek lumayan dalam.

Menilik fakta tersebut, ia pun membuat HukumDigital.com sebagai cara mendekatkan khalayak umum dengan pelayanan hukum. Meski tak punya latar belakang IT, keinginan memecahkan masalah membuat advokat Makassar itu tetap maju. Siapa sangka, idenya ini terwujud setelah membuka pintu kerja sama.

"Saya mendapat informasi dari teman-teman kalau misalnya belum pintar bikin website, lebih baik saya kolaborasi alias terlibat dalan tim. Saya dari awal tidak ngerti sama sekali tentang start-up. Jadi saya pergi ke UINAM, saya ajak salah satu mahasiswa untuk kolaborasi. Dan alhamdulillah kita launching pada 2018," tuturnya.

Baca Juga: IDN Times Berbagi Kiat Atasi Hoaks Bareng Mahasiswa Jurnalistik UINAM

4. Situs DigitalDesa.id bertujuan mengurangi tingkat kesenjangan teknologi antara wilayah desa dan kota

Roadshow 1000 Startup Digital di UIN Makassar: Cerita Para FounderTangkapan layar halaman utama situs startup DigitalDesa.com yang bertujuan menghadirkan teknologi dalam seluruh tatanan kehidupan di desa. (DigitalDesa.id)

"Memecahkan masalah" jadi dua kata yang diulang selama tiga jam webinar. Ini seolah menggarisbawahi jika setiap startup harus melakukan riset tentang apa saja kendala yang dialami khalayak umum di hidupnya sehari-hari. Celah itulah yang kemudian bisa mereka masuki.

Jika Ardiansyah membantu masyarakat untuk mendapat pelayanan hukum, Kasman Suherman hadir memberi solusi untuk kesenjangan teknologi di desa dan kota. Alumnus UINAM itu pun membuat DigitalDesa.id (Digides) sebagai usaha tata kelola desa yang lebih mudah. Rupanya, ada cibiran yang jadi "bahan bakar" semangatnya.

"Pernah sekali saya ketemu orang pemerintahan yang bergelut di pemerintahan desa, dia bilang teknologi tidak bisa diterapkan di desa karena SDM-nya tak mampu. Saya buktikan pada dia bahwa apa yang ia katakan itu salah sekaligus menghilangkan kesenjangan teknologi," tutur Kasman.

5. Co-founder DigitalDesa.id, Kasman Suherman (kanan bawah), menyebut perlu ada mindset yang harus diubah dalam masalah teknologi di desa

Roadshow 1000 Startup Digital di UIN Makassar: Cerita Para FounderTangkapan layar webinar roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Senin 16 Agustus 2021. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Bagi alumnus Teknik Informatika UINAM itu, Digides adalah cara terbaik membantu seluruh pihak di desa. Kemudahan hendak diberi untuk banyak hal seperti sistem informasi pembangunan desa, administrasi, kependudukan, promosi potensi, pelayanan publik dan anggaran.

Hasilnya? Kini sudah ada 352 desa yang terdaftar dalam Digides. Mereka tersebar pada 57 kabupaten yang berada di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Utara serta masih banyak lagi.

"Ada atau tidak ada internet ini urusan belakangan. Harus ada mindset yang diubah dulu. Terlebih ada program Nawacita dari pak Jokowi juga menyangkut pemerataan pembangunan. Selain itu, kenapa harus mengandalkan yang lain kalau kita sendiri bisa menyelesaikan masalah?" pungkasnya.

Baca Juga: Roadshow 1000 Startup Digital di Unhas, Berbagi Tips Gigih Merintis

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya