TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Stereotip Salah Kaprah Tentang Toraja yang Tak Boleh Kamu Percaya

Jangan sampai gagal liburan ke Toraja gara-gara ini ya!

www.indonesia.travel

Tana Toraja, IDN Times - Toraja merupakan salah satu destinasi wisata di Sulawesi Selatan yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Keindahan alam, adat yang unik, keramahan penduduk serta suhu udara yang sejuk menjadi magnet bagi turis lokal maupun asing.

Bagi mereka yang belum pernah  berlibur ke tanah Toraja, tentunya berbagai persepsi negatif muncul. Tentunya hal ini sebuah kewajaran mengingat Toraja merupakan daerah dengan tradisi adat yang masih kental.

Adapun 8 persepsi negatif tersebut dapat kamu baca selengkapnya di bawah ini. Semoga setelah menyimaknya, kamu bisa paham sebenarnya. Let's check it out !

1. Sulit mencari makanan halal

Pexels.com/Rawpixel

Daerah Toraja memang dihuni oleh sebagian besar masyarakat yang mengonsumsi makanan yang bisa saja kamu anggap haram, seperti daging babi maupun daging anjing. Kamu akan mudahnya menemukan warung makan di pinggir jalan yang menjajakan makanan seperti itu.

Padahal, sudah banyak kok tempat makan yang menjajakan makanan halal seperti bakso daging kerbau dan ikan mas dengan cita rasa yang khas maupun berbagai sayuran yang tidak kalah enaknya untuk disantap.

Bahkan jika kamu juga salah masuk tempat makan, pemilik warung juga akan memberitahu jenis makanan apa saja yang tersedia dan tidak akan segan memberi informasi tempat makan yang memiliki menu sesuai keinginanmu. Jadi, kamu gak perlu takut jika berkunjung ke Toraja dan ingin mengisi perut. 

2. Akses tranportasi yang minim

Pexels.com/Le Minh

Meskipun Toraja termasuk daerah yang berada di atas pegunungan, akses transportasi dengan berbagi jenis dapat dengan mudahnya kamu temui di berbagai tempat. Hal ini ditambah dengan perbaikan serta pelebaran jalan terutama ke tempat wisata yang dicanangkan oleh pemerintah.

Kamu bisa menggunakan bus, pesawat atau mobil ketika akan berwisata ke Toraja. Budget yang kamu keluarkan terbilang murah mulai harga 150rban untuk bus kecil yang sudah dilengkap dengan AC.  

Baca Juga: 10 Potret Kapitoo Glamping & Cafe, Tempat Nongkrong Kekinian di Toraja

3. Terkendala bahasa lokal

Pexels.com/Lisa Potios

Mampu menggunakan dan memahami bahasa lokal merupakan nilai tambah ketika kamu berkunjung ke suatu tempat. Tentunya, kamu dengan mudahnya berkomunikasi serta kedekatan emosional lebuh mudah tercapai dengan masyarakat lokal.

Meskipun Toraja masih kental dengan tradisi dan memiliki bahasa lokal sendiri, kamu tidak perlu khawatir jika datang berlibur dan tidak bisa berbahasa Toraja sama sekali. Sudah banyak kok masyarakat Toraja yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dan sebagian juga sudah bisa berbahasa Inggris dengan baik.

4. Penginapan kurang

www.indonesia.travel

Saat ini memang gencar-gencarnya pembangunan tempat penginapan di Toraja, baik yang dibangun pemerintah maupun masyarakat sendiri. Tempat penginapan tersebut banyak tersebar baik di dalam kota maupun yang berada di lokasi wisata dengan harga yang bersahabat.

Jadi, kamu tidak perlu pusing akan bermalam dimana ketika berlibur ke Toraja. Kamu dengan mudahnya menemukan di peta online maupun ketika bertanya ke masyarakat sekitar.

5. Ketinggalan jadwal upacara adat

www.indonesia.travel

Salah satu destinasi wisata yang menarik di Toraja adalah upacara adat Rambu Solo' yanng merupakan upacara pemakaman dengan anggaran yang besar. Tentunya, setiap wisatawan pasti tidak ingin melewatkan jadwal upacara adat.

Biasanya upacara adat dimulai bulan Juni hingga bulan Desember. Kamu bisa juga mendapatkan informasi di berbagai situs berita lokal seperti karebatoraja.com atau ke dinas pariwisata setempat.

JIka kamu beruntung, terkadang ada juga upacara adat Rambu Solo'  yang diadakan bukan pada bulan Juni hingga Desember. Terkadang ada pula yang menggelarnya di bulan Maret atau Mei tergantung kesepakatan keluarga yang mengadakannya.

6. Kurangnya petunjuk wisata

Pexels.com/Rawpixel

Berbagai papan penunjuk wisata baik yang dibuat oleh pemerintah maupun masyarakat dengan mudahnya bisa kamu temui di pinggir jalan lengkap dengan informasi jarak. Terkadang ada pula yang menyertakannya dengan berbagai kalimat yang menyambut atau menyemangati wisatawan.

Jika kamu masih merasa kesulitan menemukan tempat wisata, kamu bisa menyewa jasa guide di agent travel  atau bertanya ke masyarakat sekitar dengan gratis. Mereka tidak akan segan memberi tahu atau mengantarmu hingga ke tempat tujuan.

7. Takut melanggar adat

www.indonesia.travel

Masyarakat Toraja dikenal memang masih memegang teguh nilai-nilai warisan leluhur. Bahkan beberapa berita menjadi viral mengenai wisatawan yang dikenai denda adat berupa memberi makan sejumlah besar orang dengan daging hewan (tergantung kesepakatan pemangku adat) karena melakukan perbuatan yang tidak semestinya. 

Tentunya kamu tidak perlu khawatir, sepanjang kamu masih bisa menjaga tangan atau kaki untuk tidak jahil serta bertanya ke masyarakat mengenai pantangan yang ada, dijamin kamu tidak perlu pusing mengenai hal ini.

Baca Juga: Tertinggi di Toraja, Ini 10 Potret Keindahan Gunung Sesean

Artikel ini pertama kali ditulis oleh Irvin di IDN Times Community dengan judul 7 Stereotip Salah Kaprah Tentang Toraja yang Tak Boleh Kamu Percaya

Berita Terkini Lainnya