Sarat Nilai Lokal, Ini Tiga Tradisi Iduladha di Sulawesi Selatan
Mulai dari ritual adat hingga hajatan milik kerajaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sebagai daerah yang dikenal masih berpegang teguh pada adat istiadat, Sulawesi Selatan pun memiliki sejumlah tradisi bernafas nilai Islam. Tak cuma saat Idulfitri, ritual unik juga dilakukan pada Iduladha.
Lantaran sama-sama menjadi hari raya, kebiasaan di dua lebaran itupun terbilang identik. Kendati demikian, yang menjadi inti tetaplah sebagai cara memanjatkan rasa syukur ke Yang Maha Kuasa.
Berikut ini IDN Times menyajikan tiga dari sekian banyak kebiasaan unik masyarakat Sulsel di hari Lebaran Kurban.
Baca Juga: 15 Ucapan Idul Fitri yang Bisa Kamu Bagikan Saat Lebaran Nanti
1. Maleppe,' makna memaafkan milik masyarakat Bugis-Makassar
Maleppe' secara terminologi mengandung artian "melepas". Apa yang dilepas? Dalam konteks ini, tentu saja dosa-dosa dalam diri sendiri serta melepaskan (atau lebih tepatnya mengikhlaskan) dosa orang lain melalui cara memberi maaf. Prosesi memaafkan setelah salat Id adalah bagian utama dari Maleppe'.
Selain itu, sebagian orang Bugis menginterpretasi kata "melepas" dengan cara lain. Menghanyutkan seluruh dosa, sial, atau sifat-sifat buruk dilaklukkan dengan melarung pakaian lama ke sungai atau ke laut sebelum diganti dengan yang baru. Tradisi ini memiliki pertalian erat dengan budaya pra-Islam.
Nah, tradisi Maleppe' pun berkaitan dengan Lebaran, baik itu Idulfitri atau Iduladha. Belakangan, Maleppe' jadi cara sebagain kalangan menyebut Lebaran dalam istilah tradisional.
Seusai salat Id, orang-orang kemudian berkunjung atau bertukar temu dengan tetangga terdekat, kerabat, kolega, teman hingga handai taulan. Kegiatan ini acapkali disebut Assiara yang berarti silaturahmi.