Masih Banyak Pekerja Migran Asal Sulsel Berangkat secara Ilegal
Malaysia menjadi negara tujuan paling sering
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Godaan untuk bekerja ke luar negeri secara ilegal rupanya tak kunjung surut. Sejumlah faktor menjadi sebab masih adanya pekerja migran ilegal (PMI) berangkat secara ilegal.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Sulsel, Ardiles Saggaf, mengatakan PMI sekarang lebih mengedepankan kemampuan yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi. Namun mendapatkan sertifikat butuh pendidikan dan waktu lebih sehingga tak jarang calon PMI memilih jalan instan.
"Calo yang biasa mengiming-imingi kepada calon pekerja migran kita bahwa tidak perlu lengkapi (dokumen) bisa diberangkatkan sekarang. Kita sama dengan Polda Sulsel sedang galak-galaknya membersihkan calo-calo," kata Ardiles, Jumat (4/8/2023).
1. Risiko menjadi pekerja migran ilegal
Ardiles menyebut Malaysia menjadi negara yang paling banyak menjadi tujuan PMI ilegal asal Sulsel. Hal ini dikarenakan jalur untuk berangkat ke Malaysia paling mudah dibandingkan negara tujuan lain.
"Mereka bisa rata-rata lewat jalur dari Nunukan, Tarakan," kata Ardiles
Berangkat ke luar negeri secara ilegal atau tanpa prosedural sangat berisiko. Salah satunya bisa menjadi korban deportasi dari negara tujuan.
"Rata-rata yang kita dapat yang dideportasi dari Malaysia bahkan ada juga yang sebelum berangkat ke Twawu, itu rata-rata dipanggil sama keluarga," kata Ardiles.
Selain deportasi, risiko lain bagi PMI ilegal yaitu sulit terpantau oleh pemerintah karena keberangkatannya tidak tercatat secara resmi. Kemudian, tidak adanya jaminan kesehatan serta keluarnya banyak biaya karena ada kebohongan calo.
"Kalau dia berangkat resmi tentu tidak pernah memungut biaya untuk pemberangkatan seperti itu," kata Ardiles.
Baca Juga: Pekerja di Sulsel Bisa Melapor Jika Tidak Menerima THR
Baca Juga: Imigrasi Makassar Cegah Dua Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja