Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Makassar, IDN Times - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan kembali menghadapi musim kemarau. Pemerintah maupun masyarakat diimbau lebih siap untuk menghadapi dampak yang akan ditimbulkan.
Hal ini disampaikan Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan, Syamsul Bahri. Dia menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers virtual melalui Zoom meeting, Senin (1/4/2024).
"Kami mengimbau kepada kementerian, lembaga, pemda, stakeholder, masyarakat untuk antisipasi karena ada kemungkinan dampak musim kemarau," kata Syamsul.
1. Ada potensi kekeringan
ilustrasi kekeringan (pexel.com/FOX) Syamsul menyebutkan ada beberapa wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih kering tahun ini. Di antaranya yaitu Soppeng bagian utara, Wajo bagian barat, Parepare bagian utara, Sidrap bagian barat, Pinrang bagian selatan, Luwu bagian utara dan Luwu Timur bagian timur.
Wilayah-wilayah tersebut memiliki sifat hujan di bawah normal. Kondisi itu mengakibatkan wilayah-wilayah tersebut akan lebih kering.
"Wilayah tersebut dapat meningkatkan risiko wilayah kekeringan seperti kebakaran atau kekurangan sumber air," kata Syamsul.
2. Tetap waspadai wilayah yang lebih basah
Air bendungan yang mengering akibat kemarau di NTB pada 2023 lalu. (IDN Times/Muhammad Nasir) Tindakan antisipasi, kata Syamsul, juga diperlukan pada wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau di atas normal. Wilayah tersebut yaitu sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan dan tengah seperti Bulukumba, Sinjai, Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, Barru Pinrang, Tana Toraja dan Enrekang.
Wilayah-wilayah tersebut masih akan mengalami hujan meskipun dalam keadaan kemarau. Curah hujannya akan lebih tinggi sehingga bersifat lebih ke kemarau basah.
"Biasanya dia lebih basah terutama berdampak pada tanaman pertanian yang sensitif terhadap curah hujan tinggi," kata Syamsul.
3. BMKG rekomendasikan penampungan air
Air bersih dalam jerigen yang dijual di kompleks Nusa Tamalanrea Indah, Makassar, Rabu (30/8/2023). IDN Times/Asrhawi Muin Sebagai antisipasi, BMKG merekomendasikan kepada pemda agar dapat lebih optimal menyimpan air pada akhir musim hujan ini.
"Mumpung kita masih musim hujwn, bijaklah dalam menggunakan air atau bahkan kita bisa menampung air dalam bentuk embung di daerah-daerah untuk memenuhi danau waduk da kolam retensi," kata Syamsul.
Tak hanya pemerintah, dia juga mengimbau masyarakat lebih siap menghadapi musim kemarau tahun ini.
"Masyarakat mungkin bisa gerakan memanen air hujan yang bisa dengan membuat biopori bagi masyarakat yang menggunakan sumur bor," kata Syamsul.
Baca Juga: Kekeringan, Warga NTI di Makassar Terpaksa Harus Beli Air Bersih