TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DP3A: Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Makassar Masih Tinggi

Tercatat 558 kasus sejak Januari hingga November 2023

Ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Mia Amalia)

Makassar, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar mencatat ada 558 kasus kekerasan pada perempuan dan anak sepanjang Januari hingga 27 November 2023. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar, Achi Soelaiman, mengatakan angka tersebut masih tergolong tinggi. Karena itu, pihaknya harus mengambil sikap untuk pencegahan.

"Itu juga jadi alarm bagi kita untuk sama-sama bergerak, tidak hanya DP3A tapi seluruh komponen yang ada di Makassar. Sama-sama kita lakukan upaya pencegahan kekerasan," kata Achi, Kamis (7/12/2023).

Baca Juga: LBH Kecewa Polisi Lecehkan Tahanan Perempuan Disanksi Ringan

1. Didominasi kekerasan seksual

ilustrasi korban. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dari angka 558 tersebut, sebanyak 400 korban merupakan anak dan 158 adalah orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa korban anak lebih banyak dari perempuan dewasa. Korban anak ini terdiri dari 181 laki-laki dan 209 perempuan.

Dari jumlah 558 kasus tersebut, kekerasan seksual paling mendominasi sebanyak 192 kasus dengan rincian 143 anak dan 54 perempuan dewasa. Di urutan kedua, kekerasan fisik sebanyak 134 kasus dengan rincian 77 anak dan 57 dewasa. 

Di urutan ketiga, kekerasan psikis sebanyak 92 kasus. Kasus ini juga didominasi anak yaitu 55 anak dan 37 dewasa.

"Dari kekerasan anak ini, kalau dirating adalah kekerasan seksual. Sekali lagi bahwa ini adalah alarm untuk kita sama-sama melakukan upaya pencegahan dari jumlah kasus yang ada saat ini," kata Achi.

2. Kekerasan seksual jadi perhatian utama

IDN Times/Aditya Pratama

Kasus kekerasan seksual ini pun menjadi fokus utama DP3A. Pasalnya kekerasan seksual sangat berdampak pada korban dan mengakibatkan trauma berkepanjangan.

Publik, kata Achi, beberapa kali dikagetkan dengan kasus kekerasan seksual khususnya terhadap anak. Kekerasan seksual terhadap anak ini termasuk juga prostitusi anak.

"Memang akhir November kemarin, kasus kekerasan seksual lebih banyak termasuk di dalamnya booking online (BO)," kata Achi.

Berita Terkini Lainnya