TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menjelajah Serba-serbi Ramadan di Kota Manado

Penjual takjil menjamur sejak pukul 12.00 Wita

Ilustrasi ngabuburit di Festival Kuliner Ramadan Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara. IDNTimes/Savi

Manado, IDN Times – Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib umat Islam di manapun berada. Berpuasa di daerah yang mayoritas penduduknya beragama lain bisa menjadi tantangan tersendiri.

Namun, menjalani puasa di Kota Manado, Sulawesi Utara, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, tidaklah sulit. Bulan Ramadan di Manado pun bisa dibilang tidak terlalu semarak seperti daerah lain.

Hal itu tentu bisa dimengerti. Lalu, bagaimana suasana bulan Ramadan di kota yang menyandang predikat Kota Toleran keempat di Indonesia ini?

1. Kebanyakan warung makan tetap buka

Sejumlah warung makan di Kampung Arab, Manado, Sulawesi Utara, tetap buka di siang hari. IDNTimes/Savi

Tak seperti di daerah lain yang warung makannya tutup di siang hari ketika bulan Ramadan, mayoritas warung makan di Kota Manado tetap buka sejak pagi. Meski pemilik warung makannya puasa, hal itu tidak jadi masalah.

"Ya karena misalnya orang-orang Minahasa yang mayoritas agamanya Kristen kan tidak puasa, mereka biasanya tetap beli di sini," ujar seorang pedagang nasi campur di Kampung Arab bernama Intan, Minggu (31/3/2024).

Hal itu tentu memudahkan warga yang tidak berpuasa mencari makan. Sejauh ini, tak ada yang protes ihwal tersebut.

2. Penjual takjil menjamur sejak pukul 12.00 Wita

Ilustrasi membeli takjil di Festival Kuliner Ramadan Mega Mall, Manado, Sulawesi Utara. IDNTimes/Savi

Jika penjual takjil biasanya mulai bersiap pukul 15.00 Wita, di Manado mereka sudah standby sejak pukul 12.00 Wita. Bahkan, ada juga yang berjualan sejak pukul 06.00 Wita.

Alasannya sama, karena mayoritas penduduk Manado yang beragama Kristen biasanya mencari sarapan berupa kudapan di pagi hari. Beberapa kudapan bahkan sudah ludes sejak sebelum pukul 15.00 Wita.

Di beberapa festival kuliner yang hanya ada saat bulan Ramadan juga dipenuhi oleh “nonis”. “Jadi kita rebutan tempat duduknya bukan sama yang puasa, tapi sama yang nggak puasa,” ujar seorang warga bernama Citra, sambil tertawa.

Baca Juga: Ramadan Favorit 2024 Makassar, Bukber Unik di Gudang Bergaya Klasik

Berita Terkini Lainnya