Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Siapa pun pasti mendambakan hubungan yang sehat, termasuk hubungan dengan pasangan. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang dapat memberikan kedua belah pihak kenyamanan dan kebahagiaan. Hubungan tersebut dapat terjalin dengan sikap saling menghargai, saling memahami, keterbukaan, kepercayaan, dan kerja sama.
Namun, bagaimana jika kamu mendapati pasanganmu toksik hingga berpengaruh terhadap hubungan kalian yang tidak sehat? Ada berbagai macam faktor yang membuat pasanganmu menjadi toksik. Berikut penyebab pasangan toksik yang dapat kamu pahami agar kamu bisa mengatasi hubunganmu yang tidak sehat.
Baca Juga: 5 Hal Toksik yang Sering Dianggap Benar Banyak Orang
1. Faktor keluarga
ilustrasi orang tua dan anak (pexels.com/Monstera Production) Keluarga bisa menjadi faktor seseorang tumbuh menjadi orang yang toksik. Faktor keluarga ini berkaitan dengan pola asuh. Mira Amir, seorang psikolog anak dan keluarga, menyatakan bahwa seseorang bisa toksik karena pengaruh pola asuh orang tua atau keluarganya. Misalnya, seseorang yang tumbuh dalam lingkungan keras dapat tumbuh menjadi pribadi yang keras pula.
Pola asuh yang bisa membuat seseorang menjadi toksik adalah pola asuh otoriter. Dalam pola asuh otoriter, anak diharapkan mengikuti aturan orang tuanya yang ketat. Dalam pola asuh ini, orang tua cenderung tidak mau mendengarkan anak dan tidak memberikan kesempatan untuk anak berbicara atau berpendapat.
2. Faktor pergaulan pertemanan
ilustrasi perselisihan (pexels.com/Prince Photos) Poin ini masih berhubungan dengan poin pertama. Pola asuh dari keluarga yang dibarengi dengan pergaulan pertemanan yang kurang mendukung bisa membuat seseorang menjadi toksik.
Cobalah untuk menelusuri latar belakang pasanganmu. Apakah ia memang tumbuh dalam keluarga yang keras dan memiliki pergaulan pertemanan yang tidak sehat? Jika demikian, ada kemungkinan sikap toxic yang tumbuh dalam diri pasanganmu berakar dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya. Pergaulan memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
3. Adanya cinta bersyarat
ilustrasi kesendirian (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi) Poin ini juga masih berkaitan dengan poin pertama. Pola asuh lain yang membuat seseorang bisa menjadi toksik adalah adanya cinta bersyarat dari orang tuanya. Apa yang dimaksud dengan cinta bersyarat itu? Misalnya, orang tua akan memuji anak hanya ketika anak memperoleh prestasi yang gemilang. Atau, orang tua akan menaruh perhatian pada anak hanya ketika anak mau memenuhi keinginannya.
Di lain keadaan, orang tua kerap membanding-bandingkan anak dengan saudara-saudaranya hingga menyakiti hati sang anak. Christy MS, penulis buku Toxic Relationship Free mengatakan bahwa anak dengan pola asuh ini dibesarkan dalam situasi "buatlah bangga, baru kamu berhak mendapatkan cinta".
4. Mindset yang salah tentang hubungan
ilustrasi sepasang kekasih (pexels.com/Thirdman) Bagaimana pasanganmu memandang hubungan kalian? Bagaimana pasanganmu memandang suatu hubungan yang terjalin di antara kedua belah pihak? Sikap toksik yang dia miliki bisa saja timbul karena adanya pola pikir yang salah mengenai hubungan.
Tindakannya terhadapmu akan dilakukan berdasarkan pola pikir yang salah itu. Jika pasanganmu tidak memahami komitmen, tidak memahami tujuan dalam menjalani hubungan, tidak memahami peran pasangan, dan tidak memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam hubungan, sudah jelas sikap toksik akan muncul. Cara pandang pasanganmu terhadapmu berpengaruh terhadap perlakuannya kepadamu.
Baca Juga: 6 Kerugian Saat Menurunkan Standar Pasangan Hidup