TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pamali bagi Orang Bugis Makassar, Punya Pesan Moral Mendalam

Apa saja pamali Bugis-Makassar yang kamu tahu?

ilustrasi orang tidur (pexels.com/Mariam Alonso)

Sering sekali kita mendengar kata pamali atau pemmali dalam bahasa Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Apalagi sering diucapkan oleh orang tua, kakek, atau nenek ketika kita hendak melakukan sesuatu. Mereka melarang tanpa menjelaskan alasan mengapa tidak boleh dilakukan dan hanya mengatakan pamali.

Ajaran pamali ini biasanya sering dikaitkan dengan hal-hal mistis ataupun supranatural. Tujuan sebenarnya bukanlah untuk menakut-nakuti agar seseorang menjadi patuh, tapi sudah dianggap sebagai salah satu sumber dari norma dan nilai-nilai kebaikan. Apa saja hal-hal yang dianggap pamali oleh masyarakat Sulawesi Selatan, terutama suku Bugis-Makassar. Yuk simak!

1. Jangan menyanyi ketika sedang menyiapkan makanan

ilustrasi makan - makan. Pexels.com/RODNAE Productions

“Riapemmalliangi ana' darae makkelong ri dapurangnge narekko mannasui.”

Artinya: pantang bagi perempuan menyanyi di dapur apabila sedang memasak atau menyiapkan makanan.

Maksud dari larangan tersebut adalah perempuan dilarang menyanyi di dapur karena ditakutkan akan keluar ludah dan tumpah di makanan. Jika terjadi, maka makanan tidak lagi higienis.

2. Dilarang tidur hingga tengah hari

ilustrasi tidur (pexels.com/Meruyert Gonullu)

“De' nawedding ana darae matinro lettu tengnga essoe nasaba' labe'i dalle'na.”

Artinya : seorang gadis dilarang tidur hingga tengah hari karena akan membuat rezekinya berkurang.

Sebagian menganggap hal ini sebagai tradisi dan harus dibiasakan. Tak baik jika perempuan bangun kesiangan sebab diidentikkan dengan malas, secara tak langsung efeknya bisa membuat pekerjaan terbengkalai. Nah, mulai dari sana, rezeki akan sulit dikejar.

3. Tidak boleh menyisakan makanan

Ilustrasi sisa makanan termasuk sampah organik (pexels.com/Rachel Claire)

"Pemmali saleiwi inanre iyarega uwae pella iya purae ipatala nasabaq mabisai nakenna abalaq."

Artinya: dilarang meninggalkan makanan atau minuman yang sudah dihidangkan karena bisa mengundang bencana.

Pantang menyisakan makanan, orang Bugis ketika secara sengaja menyisakan makanan atau minuman telah dianggap sebagai pemborosan. Makanan yang telah disajikan merupakan rezeki dari Allah SWT sehingga dianggap mubazir sifatnya jika ditinggalkan.

Baca Juga: Mengenal Ambo Dalle, Sosok Ulama Mahsyur dari Tanah Bugis

4. Bertopang dagu

Ilustrasi bertopang dagu. Bridgemi.com

 "Pemmali mattula bangi tauwe nasabaq macilakai."

Artinya : dilarang bertopang dagu sebab bakal sial.

Orang Bugis percaya bahwa bertopang dagu sama saja dengan menunjukkan bahwa dirinya bukanlah orang yang rajin. Hal ini juga diyakini akan membawa anak-anak pada kesialan.

Maksudnya, orang tua sudah berusaha mengajarkan sang anak untuk bekerja dengan sungguh-sungguh agar bisa mandiri. Tapi sang anak menunjukkan sikap malas karena hanya bisa bertopang dagu sehingga hidupnya akan menderita.

Baca Juga: 10 Nama Perabotan Rumah Tangga dalam Bahasa Bugis, Pelajari Yuk!

Writer

Pra.Kataaa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya