Pandemik, BI Sulsel Pastikan Uang yang Beredar Bebas dari Virus Corona
Layanan penukaran uang tidak lagi dibuka di ruang publik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) menjamin uang Rupiah yang diedarkan di masyarakat higienis dan tidak terkontaminasi virus corona. Sebelum diedarkan, BI telah memberlakukan karantina terhadap uang.
Seperti kebiasaan jelang lebaran Idulfitri, Bank Indonesia menyiapkan uang tunai layak edar untuk ditukarkan oleh masyarakat. Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra, mengatakan pada tahun ini diedarkan Rp 4,32 triliun uang untuk kebutuhan Ramadan dan Idulfitri.
"Memang uang yang kita edarkan adalah uang yang telah dikarantina, yaitu Rp 4,32 triliun. Jadi uang barulah yang keluar untuk berbagai macam pecahan," kata Endang Kurnia, Rabu (20/5).
Baca Juga: 7 Aplikasi Penghasil Uang Saku, Mudah dan Cepat Bisa Tambah THR
1. Mayoritas uang diedarkan dalam pecahan besar
Adang -sapaan Endang Kurnia- menjelaskan bahwa dari jumlah uang tunai tersebut, mayoritas dialokasikan dalam bentuk pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu. Pecahan itu banyak diminta oleh bank-bank, karena masyarakat cenderung lebih senang menarik uang secara langsung dari mesin ATM dibandingkan menukar uang.
"Beberapa permintaan memang untuk misalnya THR anak-anak kecil, maka kami sediakan pecahan dari Rp 20 ribu ke bawah. Kurang lebih mungkin perbandingannya 60 persen uang Rp 100 ribu sampai Rp 50 ribu, dan 40 persen uang di bawah Rp 20 ribu," ujarnya.
Selain itu, BI juga memastikan kualitas uang tetap baik dan layak edar. Maka jangan heran jika ditemukan uang-uang yang warnanya cerah saat melakukan penarikan langsung dari mesin ATM.
"Uang-uang yang baru dari Bank Indonesia diisikan langsung ke ATM. Bisa dilihat sekarang di bank-bank dan ATM uangnya cerah-cerah, bagus-bagus, jadi bisa dipakai buat berlebaran dan bisa dibagi-bagikan," Adang melanjutkan.
Baca Juga: Wacana BI Cetak Uang Rp600 Triliun, PPP: Bahaya, Potensi Hiperinflasi